BAB 15

14 3 0
                                    


[ The Script - The Man Who Can't Be Moved ]

Di Rumah sakit sudah ada Bunda, Ayah, Fadlan, Fadli, dan Risa. Ya, Fadli menghubungi mereka setelah membawa Putri ke Rumah Sakit. Ayah yang sedang lembur di kantor pun bergegas ke rumah sakit setelah mengetahui kabar Putrinya. Bunda dan Fadlan yang berada di rumah langsung sesegera mungkin ke rumah sakit dengan perasaan yang gusar.

Mereka berada di depan Ruang ICU. Anita jelas daritadi tampak cemas, dan mencoba bertanya kepada Fadli, namun Fadli hanya menjawab seadanya sehingga kecemasan Anita semakin bertambah. Fadlan pun membuka suara "Bawa gue ke sekolah sekarang." Ucapnya kepada Fadli dan Arka.

Fadlan dan Fadli pun pamit kepada kedua orang tua, untuk mencari penyebab adiknya seperti ini.

.

Mereka bertiga sudah sampai disekolah. Ya, Arka, Fadli dan Fadlan. Risa memilih untuk menunggu di Rumah Sakit menemani Bunda dan Ayah.

Sesampainya di halaman sekolah Fadlan bertanya "Dimana tempat Putri tadi jatuh?" tanyanya dengan nada tak sabaran.

"Disini, tepat disini, ini novel yang tadi sempet dia baca." Fadli Memberikan novel itu kepada Fadlan. Dia membuka-buka halaman novel itu tapi tidak mendapat petunjuk apapun.

Fadlan berjalan ke arah tangga. Fadli dan Arka tau sepertinya Fadlan hendak ke Rooftop. Mereka pun mengikuti Fadlan dari belakang.

.

Sesampainya di Rooftop ia mendekati pinggiran rooftop tepat diatas tempat Putri jatuh. Dia melihat-lihat ke lantai rooftop itu dan menemukan kantong berisi Novel yang masih terbungkus rapi plastic dan beberapa spidol juga sticky notes. Dia mengangkat kantong itu, kemudian menemukan secarik kertas dibawah kantong plastic itu.

Fadlan mengambil Kertas itu dan membaliknya, kemudia dia kaget membaca isi dari kertas tersebut. Dia bangkit lalu berjalan kearah Arka. Dan tiba-tiba, Bug! Fadlan dengan cepat meninju muka Arka. Fadli yang tidak tau alasan sang kembaran meninju temannya itu pun mencoba menghentikan aksi Fadlan yang hendak meninju untuk kedua kalinya. "Lo kenapa lan?" Tanya Arka sambil memegangi ujung bibirnya yang sudah mengeluarkan darah.

"Ini Apa?" bentak Fadlan kepada Arka sambil memberikan kasar kertas itu ke dada Arka.

Arka menerima kertas itu dan membaca isi tulisan itu. "Bukan gue lan, sumpah."

Tanpa berbicara panjang lebar Fadlan langsung turun kebawah menuju parkiran dan kembali menuju rumah sakit dengan keadaan masih marah. Tetapi ia masih tidak menyangka temannya melakukan itu. Dia masih ingin menanyai teman nya itu lebih lanjut tapi sepertinya hatinya berkata lain, ia sudah kecewa. Yang terpenting sekarang adiknya baik-baik saja."


TBC

MetaforaWhere stories live. Discover now