BAB 6

13 3 0
                                    


[ You Should Be Sad - Halsey ]

"Jangan banyak gerak dulu ya Putri" Ucap seorang perawat yang sedang mengganti infus gadis yang sedang berbaring itu.

"Putri?" Ucap gadis itu lirih. Perawat itu hanya tersenyum.

Dan di sebarang ranjang itu seseorang sedang membuka pintu, terlihat dari handel yang bergerak kebawah, lalu menampilkan seorang perempuan yang wajahnya masih cantik meski usianya sudah berkepala 4 itu.

"Iya sayang, Putri itu nama kamu" "Valecia Anastasya Putri. Cantik kan namanya, seperti yang punya nama" ucapnya sambil tersenyum dan mengusap rambut sang gadis tersebut.

Perawat itu pun pamit keluar dan dibalas anggukan serta terima kasih oleh Anita.

Anita memegang tangan gadis itu kemudian menempelkan di pipinya, "Ini Bunda kamu sayang, dan itu Ayah kamu". Gadis itu menatap bingung, kamudian tersenyum "Bunda, Ayah" ucap gadis itu lirih. "Iya sayang ini Bunda dan Ayah" kini air mata Anita tidak dapat ditahan lagi, dan itu membuat wajah gadis itu semakin bingung. Tapi kini gadis itu angkat bicara "Bunda, Ayah, maaf Saya tidak mengingat apapun sama sekali, saya hanya ingat saya naik sepeda dituntun oleh ayah". Ya, kata Ferdi kepada Frans, bahwa putri nya hanya mungkin bisa mengingat kejadian waktu dimasa kecilnya.

"Tidak apa sayang, yang terpenting kini Eca kembali bersama ayah dan Bunda" Ucap Anita sambil mengusap air mata nya dan tersenyum bahagia di depan anaknya.

Anita bercerita tentang dirinya, suaminya, anak-anaknya yang tak lain gadis itu dan abang-abangnya. Tak lama setelah itu suara handel pintu terdengar. Anita, Frans, dan Putri menoleh kearah pintu.

Pintu terbuka, disana menampilkan 4 anak laki-laki. "Assalamualaikum" ucap kompak mereka. Merka masuk dan menyalami kedua orang tua itu. Mereka tampak tersenyum bahagia melihat gadis itu sudah membuka matanya dihadapan mereka.

Sebelum mereka angkat bicara, Frans mengajak mereka ke luar dan membicarakan pasal Putri yang hilang ingatan itu. Sebelum Frans ingin melanjutkan bicaranya, Frans melihat Fadlan dengan muka babak belur, sebelum Frans bertanya, Fadlan terlebih dahulu mengangkal kepada sang ayah "Fadlan tadi habis bertengkar, buat membela Putri kok pa, jangan khawatir, Fadlan gak dapat masalah kok dari Guru BK", dan akhirnya Frans mengurungkan niatnya untuk memarahi Putra nya itu. Karena yang ia tahu Fadlan tidak mungkin melakukan sesuatu tanpa ada alasannya, berbeda dengan Fadli.

Kemudian Frans melanjutkan bicaranya yang belum sempat ia lanjutkan tadi, ia merencanakan sesuatu agar tidak membuat putrinya itu kebingungan. Dia menyuruh si kembar atau kakaknya putri dan 2 temannya itu memperkenalkan diri sewajarnya seperti halnya kepada seseorang yang baru saling kenal. Dan mereka mengiyakan perintah Frans.

Satu persatu dari mereka kembali masuk ke dalam ruangan itu. Dan yang pertama kali bicara adalah Fadlan "Hai dek, udah bangun ya. Masih tetep cantik aja. Bang Fadlan datang kesini gak sendiri" Ucap Fadlan sambil mengusap rambut sang adik. "Gue Fadli, abang lu yang paling ganteng seantero Jakarte". "Hai, Put. Gue Arka Nanedra Setiawan, biasa lo panggil gue Jerapah" ucap Arka sambil tersenyum manis kepada gadis itu. "Dan gue Muhammad Safiq, biasa lo panggil Bang Toyib put" ucapnya yang dibalas tawa oleh Fadlan, Fadli, dan Arka. Putri masih dengan wajah bigungnya.

"Jadi dua cowok kembar ini, abangnya Putri, yang lebih tinggi itu bang Fadlan, yang rambutnya cepak jambang itu bang Fadlan" ucap Anita, sambil menjelaskan kembali kepada putrinya.

"Ihh bun, ini itu bukan cepak jambang, ini itu namanya Undercut" protes Fadli sambil memamerkan rambut ala jaman sekarang itu.

"Halah, kaga ah, itu mah cepak jambang" sela Fadlan yang membuat semua kembali tertawa, kecuali Putri, ia hanya tersenyum karena dia masih bingung dengan situasi ini.

Perdebatan pun terus berlanjut. Hingga entah kapan berakhirnya.


TBC

MetaforaWhere stories live. Discover now