BAB 8

12 3 0
                                    

[ Dont Start Now - Dua Lipa ]

Di Kamar yang mewah itu, tampak sepasang suami istri sedang bergelut dengan fikiran nya masing-masing. Kemudian sang istri mengangkat suara "Mas, kata Ferdi kalau pelajaran sekolah Putri mungkin bisa cepat menguasai walaupun ia sempat lupa. Tapi aku khawatir kalau dia nanti akan terkucilkan karena tidak mengingat teman-temannya."

"Iya aku tau, aku sedang menghubungi tantenya agar dia les privat di rumah dulu baru bisa masuk ke sekolah lagi. Takutnya dia benar-benar lupa akan semua yang sudah dia pelajari."

"Hm aku setuju, yang penting dia tetap bisa melanjutkan masa depannya." Ucap sang istri yang di angguki oleh sang suami.

.

Tok.. Tok..

Seseorang mengetuk pintu pelan, membuat gadis dalam kamar itu bangkit dari tempat tidurnya, dan menuju sumber suara itu

"Neng, neng ayu belum tidur?" Tanya seseorang dari balik pintu.

"Belum." Jawabnya sambil membuka kenop pintu.

"Eh, neng ayu belum tidur ya. Saya disuruh Mas nya eneng buat bantu beresin barang yang tadi belum sempat diberesin. Sama sekalian nyiapin buat mandinya neng ayu. Pasti belum mandi kan?" ucap wanita itu, yang tak lain adalah Mbak Darsih.

"Oh iya, saya Mbak Darsih Sukaesih. Yang ngerawat neng ayu dari neng ayu umur 5 tahun" Tuturnya dengan logat Jawa yang dibilang sangat medhok.

"Iya mbak, Terimakasih dan maaf saya belum bisa mengingat dengan baik." Jawab sang gadis dengan nada sabarnya.

"Iya neng ayu ndak apa-apa, yang penting neng ayu bisa kembali kesini Mbak Darsih seneeeeng banget."

Tanpa berlama-lama Putri menyuruh Mbak Darsih masuk ke dalam kamarnya, dan mereka pun mulai menata barang-barang Putri, tidak lupa Mbak Darsih juga menyiapkan air untuk mandinya.

.

Selesai mandi dan berganti baju, Putri keluar dari kamar mandi dan sudah mendapati kamarnya yangn sudah rapi dan barang-barang sudah tersusun ditempatnya masing-masing, disana juga sudah tidak terlihat Mbak Darsih.

Ia mendekati ranjang tidurnya, kemudian melihat kotak berwarna biru muda di nakas samping ranjang tidurnya. Dia membuka kotak itu, disana terdapat dua smartphone dengan case yang satu berwarna merah muda dan satunya lagi berwarna biru muda, hampir sama dengan nuansa kamar ini. Ia tau alat itu adalah handphone. Meski banyak hal yang ia lupakan, tapi setidaknya ia masih mengingat bagaimana cara berucap, membaca, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan tak lupa mengingat nama nama benda yang berada disekitarnya. Ya. Meskipun dia terkena Amnesia Disosiatif, tapi bukan berarti dia tidak mengingat sama sekali atau bahkan seperti anak kecil.

Selain dua smartphone, didalam kotak itu juga terdapat 1 buku yang sampulnya bergambar kupu-kupu dan dibagian pojok bawah kanan terdapat namanya. Ya itu pasti buku diary miliknya. Ia meletakkan dua smartphone itu di nakas, dan kemudian ia tertarik untuk membuka buku diary itu.

Di halaman pertama tertulis

Hai Januari,

Awal bulan yang menjadi awal dimulainya kehidupanku di dunia,

Hari yang indah untukku, dan hari yang indah untuk semua orang mengawali dan memperbarui segala sesuatu

Its my Birthday, and I hopefully, because Ulang Tahun ku adalah hari yang menyenangkan tidak hanya bagiku, tapi bagi seluruh dunia yang merayakannya.

Yeah it's a New Year.


TBC

MetaforaWhere stories live. Discover now