LAITA14

1.4K 142 30
                                    

"In the end, only three things matter: how much you love, how tenderly you live life, and how freely you give up something that isn't meant for you."
- Buddha-

●●●

Aku bersyukur saat itu kau tidak mencegahku. Andai sebaliknya, mungkin aku berubah pikiran.

Kau dan aku saat ini sama-sama menderita.

Saat ini aku bertanya.

Apa aku pernah benar-benar bersamamu?

Apa pernah ada saat dimana aku benar-benar memilikimu?

Akankah tiba saatnya ketika semua moment yang kita bagi bersama akan lenyap tanpa jejak?

Aku tahu langkah kakinya semakin menjauh dariku. Entah apa dia juga mendengar berat langkahku yang menjauh darinya di hari aku meninggalkannya.





Matahari sudah beranjak dari persembunyiannya sejak tadi. Namun seorang wanita masih dengan setia berbaring dikasur memandang kosong kedepan.

Wajahnya benar-benar pucat, dihias mata sembab. Tak ada satupun kata yang keluar dari mulutnya. Seakan semua kata telah lenyap dari bibirnya.

Drrtt...Drrt..

Dering panggilan memecah kesunyian dikamar itu. Dengan lemah wanita itu bangkit meraih ponselnya.

"Soojung-ah.. Mian, mengganggumu. Tapi apa hari ini kau bisa masuk? Luna tiba-tiba saja mengambil cuti. Kami benar-benar kekurangan orang saat ini"

"Baiklah eonni, aku akan siap-siap dulu" suara serak terdengar dari wanita itu.

Dengan kepala yang berdenyut soojung perlahan bangkit dari kasurnya, menuju kamar mandi.

Semalam soojung demam tinggi, bahkan sampai sekarang suhu tubuhnya masih hangat.

Dia sudah mengirim pesan untuk izin kerja hari ini. Tapi dia bisa apa. Vic pasti sangat membutuhkannya, hingga memintanya tetap masuk.

Dengan wajah yang tampak pucat soojung berjalan menuju halte. Hari ini dia memutuskan untuk menaiki bus, karena kepalanya benar-benar pusing. Dia tak dapat mengendarai sepedanya dengan kondisi seperti ini.

"Aigoo. Soojung-ah, mian. Kau pasti sangat sakit sekarang, tapi aku malah memaksamu datang." Sesal vic.

"Tidak apa-apa eonni. Aku masih bisa melakukannya" balas soojung.

"Ish luna benar-benar keterlaluan. Bagaimana bisa dia tiba-tiba mengambil cuti seperti ini. Jika saja sekarang kami tidak repot. Aku tidak akan memanggilmu. Tapi tenang saja, kau tidak perlu masuk full hari ini. Setelah makan siang kau boleh pulang ya." Ucap vic panjang.

Soojung hanya mengangguk lemah. Semua tenaganya benar-benar terkuras saat ini.

Ditempat lain terlihat seorang pria yang sibuk berkutat dengan komputernya. Bahkan saat ini ia asik tenggelam dengan tumpukan berkas yang memenuhi meja kerjanya.

Dia tampak sibuk, tidak menghiraukan sekitarnya.

"Kau tak tidur semalaman?"

Suara seseorang mengalihkan pandangannya sejenak dari layar komputer. Tanpa menjawab dia kembali melanjutkan kegiatannya.

"Kau sedang kurang sehat. Mengapa memaksa bekerja?" Ujar wanita itu lagi.

Dia kemudian berjalan mendekat, melihat apa yang tengah dikerjakan pria itu.

"Kenapa kau bersikeras seperti ini. Kau bahkan memiliki anak buah, tidak perlu bersusah payah seperti ini" celotehnya lagi, tanpa hirauan dari pria itu.

Dia kemudian memandang pria itu kesal. Namun saat tengah memandangnya, ekspresi wanita itu berubah khawatir.

"Sehun-ah" panggilnya panik.

"Kau berkeringat" lanjutnya.

Dengan segera wanita itu mengecek suhu tubuh pria itu. Benar saja, tubuhnya demam tinggi. Bahkan keringat dingin telah menghiasi keningnya.

Namun, pria itu segera menyingkirkan tangan wanita itu dari wajahnya. Ia lalu mencoba bangkit menjauh.

"Aku ingin mandi"

Dengan pusing yang menderanya pria itu berjalan lemas, namun baru beberapa tubuhnya ambruk. Seluruh pandangannya menjadi gelap.

"Sehun-ah! Sehun, ireonna.. Sehun-ah.." wanita itu terus mengoncang tubuh pria itu, namun tak ada tanda-tanda kesadaran pria itu.


Baca selengkapnya di Karyakarsa

https://karyakarsa.com/krystal2414/love-affair-in-the-afternoon-bab-14

Bisa klik link di Bio juga. Terima kasih ^^

LOVE AFFAIR IN THE AFTERNOON (COMPLETE) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang