Part 1

9 1 0
                                    


Setelah libur semester selama 2 minggu. Pagi ini siswa – siswi SMA NUSA BANGSA mulai memadati halaman sekolah yang cukup luas. Suara ghibahan, teriakan, cacian, tertawa, dan suara langkah kaki. Menggema disetiap sudut sekolah.

"Woy Curut !." Teriak Dian memanggil Indah dari arah gerbang sekolah, kemudian berlari mengejar Indah.

"Woy !." Sapa Dian sembari merangkul pundak Indah dari arah kiri, membuat tubuh Indah sedikit terhuyung ke samping.

Indah yang sedang mendengarkan musik dengan earphone yang terpasang di kedua telinganya pun seketika menoleh, menatap tajam siapa orang yang mengganggu ketenangan paginya.

"Yee !. Pantesan dipanggil kagak nyaut." Ucap Dian, saat melihat Indah melepas earphone-nya.

"Apaan sih !." Jawab Indah dengan sarkas.

"Tumben lo dateng pagi ?." Tanya Dian.

"Biasa." Jawabnya dengan singkat, membuat Dian mengangguk paham.

Mereka berjalan menyusuri lorong sekolah, menuju ke lantai dua dimana letak kelas mereka, Yaitu XII – IPS 3.

~~~~

Indah Aryanti A.K.A Indah. Gadis dengan sejuta rahasia di dalam dirinya. Terkesan dingin dan cuek, namun memiliki sifat peduli dan penyayang yang hanya akan ia tunjukkan pada orang – orang terdekatnya.

Dian Oktania A.K.A Dian. Sahabat terdekat Indah. Berisik, receh, alay, lebay, dan masih banyak lagi sifat lain yang ia miliki. Di depan Indah dirinya tidak munafik atau bisa dibilang bermuka dua, karena itulah Indah bisa merasa nyaman bila di dekatnya.

····

Arman Haryanto -Papa tiri Indah- menuruni tangga menuju ruang makan.

"Mbok bikinin kopi dong." Titah Arman pada Mbok Sumiati -ART-

"Iya, Tuan." Jawab Mbok Sum yang sedang sibuk membersihkan area dapur.

"Indah kemana ?." Tanya Arman sembari mengoleskan selai kacang pada rotinya.

"Udah berangkat. Kamu kerja jam berapa ?." Tanya Arumi sembari membaca koran.

"Jam 12."

Arman Haryanto, pemuda yang masih berusia 27 tahun. Yang kini menjadi suami dari Arumi -Mama Indah-, usia mereka terpaut 12 tahun. Arman bekerja sebagai Waiter di salah satu restoran langganan Arumi. Yang juga merupakan restoran langganan Rahmadi -Ayah kandung Indah- semasa hidupnya, dirinya selalu mengajak Arumi dan Indah untuk makan di restoran tersebut, entah hanya untuk makan atau merayakan hari penting bagi mereka bertiga.

"Yaudah kalo gitu aku berangkat. Ada meeting di kantor." Pamit Arumi.

Setelah pamit dan mencium tangan Arman, Arumi bergegas pergi untuk berangkat menuju butiknya. Ya, Arumi adalah seorang wanita karir, dirinya memiliki usaha butik gaun pernikahan.

>>>

"Ndah. Ke kantin yuk !. Laper gue, tadi pagi nggak sempet sarapan." Ajak Dian.

"Ayo."

Indah dan Dian berjalan beriringan menuju ke kantin. Melewati lorong depan kelas yang banyak berlalu lalang siswa - siswi Nusa Bangsa,  menuruni tangga, karena kelas keduanya berada di lantai 2, dan pada akhirnya sampai di kantin lalu bergegas duduk di tempat yang tersisa. dengan posisi berada di area tengah - tengah kantin.

"Lo mau pesen apa ?. Gue pengen nasi goreng telor ceplok ama teh manis anget kayak gue, udah manis bikin anget pula." Ucap Dian memuji dirinya sendiri, membuat Indah menatapnya dengan jengah.

"Samain aja." Jawab Indah sembari menatap ke arah layar ponselnya.

"Oke !!." Dian pun pergi memesan makanan, di tempat langganan nasi gorengnya yang endul. Gimana nggak jadi langganan, orang yang jual nasi goreng cuma satu. Haha..

Saat menunggu Dian yang sedang memesan makanan untuk mereka berdua, sembari mengamati suasana sekeliling kantin yang sangat ramai.

Drrtt. Drrrt.. hp Indah yang berada di atas meja bergetar.

1 massage from Reyhan

Oi Nyil. Dmna lu ?

09.40

Kantin

09.41

Otw

09.41 Read

Setelah membaca pesan dari Reyhan, Indah meletakkan kembali hpnya di samping kirinya. Bersamaan dengan Dian yang datang membawa nampan berisi pesanan mereka. Keduanya pun menikmati makanannya dalam diam.

Tak lama kamudian, Reyhan datang menghampiri meja Indah dan Dian.

"Nyil." Panggil Reyhan dengan manja, sembari menyandarkan kepalanya di bahu kiri milik Indah.

"Unyil." Panggil Reyhan sekali lagi, masih dengan menyandarkan kepalanya ke bahu Indah.

"Nyil !!." Teriak Reyhan dengan lebih keras sembari memukul meja kantin tempatnya ia duduk. Membuat seluruh pasang mata menatap ke arah ketiganya selama beberapa detik, kemudian kembali melanjutkan aktivitasnya.

"Loe bisa diem nggak ?." Tanya Indah dengan menyentil kening Reyhan dengan keras, membuat Reyhan berteriak kesakitan.

"Aduh !!. Sakit. Lo kenapa sih suka KDRT ama gue ?." Kata Reyhan. "dasar Unyil Cina kayak Doraemon." Imbuhnya. Membuat Indah melirik ke arahnya dengan wajah datarnya.

"Doraemon dari Jepang kali." Ucap Dian yang sedari tadi memperhatikan tingkah kedua sahabatnya, sembari menikmati nasi gorengnya.

"Bodo." Jawab Reyhan. "Apa ?!. Gak usah sok – sok-an ngelirik. Mata loe tuh minimalis, jadi gak bakal kelihatan juga.". Imbuhnya dengan sarkas.

Melihat tingkah Reyhan yang sangat menyebalkan, membuat Indah kesal sendiri. Tanpa babibu dan belas kasihan sedikitpun, dengan sengaja Indah memukul leher belakang Reyhan dan melanjutkan kegiatan makannya.

"Aww !, sakit Nyil !!." Teriak Reyhan sembari menggosok belakang lehernya yang terasa sedikit kesemutan. Membuat Dian tertawa terbahak – bahak.

Reyhan hanya mendengus kesal. Dan tanpa permisi dirinya langsung meneguk minuman milik Indah hingga tinggal setengah gelas. Indah hanya membiarkan apa yang dilakukan Reyhan, karena itu sudah biasa keduanya lakukan.

>>>>

Kringgg.... Kring.....

Suara bel tanda berakhirnya kegiatan belajar pada hari ini pun menggema diseluruh penjuru sekolah.

Indah dan Dian berjalan beriringan menuju tempat parkir, dimana Dian meletakkan motornya. Indah meminta Dian untuk mengantarkannya pulang, karena hari ini dirinya malas membawa motor sendiri.

Saat hendak duduk di atas motor milik Dian, tiba – tiba Reyhan datang menghampiri keduanya.

"Nyil. Pulang bareng gue aja." Kata Reyhan, dengan menghentikan motornya di depan motor Dian.

"Apasih !. Orang Indah maunya pulang bareng gue." Jawab Dian dengan sewot.

"Yaudah Rey, gue nebeng lo. Lo langsung pulang aja, Ian. Lagian rumah gue sama Reyhan deketan. Ati – ati." Kata Indah sembari mengenakan helm yang Reyhan berikan, dan bergegas naik ke atas motor Reyhan.

Keduanya pun meninggalkan halaman sekolah. Dengan diikuti Dian di belakangnya.

FAKED (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang