Part 7

4 0 1
                                    

"BANYAK OMONG LO !!." Alvin maju dan akan mendaratkan pukulan tangannya ke arah wajah Reyhan.

Reyhan yang sudah membaca pergerakan Alvin, hanya menghindar. Dan membuat Alvin jatuh tersungkur ke tanah.

Reyhan membawa Indah masuk ke dalam rumah, dan meninggalkan Alvin yang masih dalam keadaan tersungkur.

Melihat Indah yang pergi meninggalkannya, Alvin buru - buru berdiri.
"Indah, urusan kita belum selesai !." Teriak Alvin.

Dengan sengaja Reyhan menutup pintu Indah dengan kencang.

"Sial !. Tunggu pembalasan gue." Gumam Alvin. Kemudian pergi meninggalkan rumah Indah dengan mobil Juke warna putihnya.

>>>

Indah melangkahkan kakinya menuju kamar tidurnya yang berada di lantai 2. Saat hendak menaiki anak tangga, Reyhan menahan lengannya.

Indah menghentikan langkahnya, dan berbalik menatap Reyhan. "Besok pagi gue jemput. Berangkat bareng ama gue aja. Gak usah bawa motor." Ujar Reyhan. Indah hanya menjawab dengan anggukan kepalanya.

"Itu yang teriak - teriak di depan siapa ?." Tanya Arumi yang baru keluar dari kamar tidurnya.

"Bukan siapa - siapa." Jawab Indah. Kemudian melepaskan genggaman tangan Reyhan pada lengannya, dan berlalu meninggalkan Reyhan dan Mamanya menuju ke kamarnya.

Melihat sikap Indah yang masih dingin kepadanya. Arumi hanya bisa menghela napas dengan kasar, dan menatap sendu kearah Indah.

"Maafin sikapnya Unyil ya, Ma." Ujar Reyhan.

"Iya. Mama paham kok." Jawab Arumi dengan senyum yang dipaksakan.

Reyhan berjalan ke arah meja yang ada di ruang tamu untuk mengambil tas tupperwarenya, "Oiya, Ma. Rey kesini mau ngasih ini."

"Apa ?." Tanya Arumi sambil menerima tupperware yang Reyhan berikan.

"Tadi Bunda bikin kue banyak. Terus keinget ama Unyil." Ucap Reyhan sembari tersenyum.

"Iya. Bilangin Bunda, makasih."

"Iya, Ma. Om Arman belum pulang ?."

"Belum."

"Yaudah. Mama lanjutin istirahatnya. Rey pamit pulang."

"Iya, hati - hati."

"Assalamualaikum." Pamit Reyhan sembari mencium tangan Arumi.

"Waalaikumsalam."

+++

Reyhan menghentikan motornya di area parkir sekolahnya. Indah turun dari atas motor, begitupun juga Reyhan.

"Nih." Kata Indah, menyodorkan helm yang ia pakai kepada Reyhan.

Reyhan menerima helmnya, dan meletakkannya di atas jok motor Honda CB 100 klasik-nya. Ya type motornya sama dengan milik Bagus (Part 3).

Saat hendak pergi meninggalkan parkiran motor. Dian baru saja datang untuk memarkirkan motornya tepat di samping motor milik Reyhan.

Setelah melepas helmnya, Dian turun dari atas motornya dan merapikan tatanan rambutnnya yang terlihat sedikit kusut.

"Cie.... Tumben berangkat bareng." Goda Dian dengan menoel pipi chubby Indah.

"Jijik tau gk. Udah ayo masuk." Ajak Indah. "Yuk, Han." Imbuhnya, berjalan terlebih dahulu meninggalkan Dian.

Setelah menempuh beberapa menit. Indah, Dian dan Reyhan sampai di depan kelas Indah dan Dian, XII IPA3.

"Nyil. Ntar istirahat tungguin gue." Titah Reyhan yang hanya dibalas deheman oleh Indah.

"Yaudah sana masuk. Bye." Pamit Reyhan.

Baru saja masuk ke dalam kelas. Sudah ada orang gila yang berteriak memanggil namanya.

"REYHAN !. BANGKE !." Teriak cowok itu yang berada di ambang pintu. Kemudian berjalan dengan cepat menuju ke arah Reyhan yang sudah duduk manis di bangku pojok belakang.

Kelas Reyhan dan Bagus bersebelahan dengan kelas Indah dan Dian. Mereka berada di kelas XII IPA4.

Setelah sampai di bangku yang Reyhan duduki, dengan manja cowok itu memukul bahu Reyhan dengan gaya kemayu yabg ia buat - buat.

Reyhan mentap horor cowok disebelahnya. "Lo cari mati ya, Gus ?." Tanya Reyhan dengan nada ancaman.

"Hehe. Canda, Bang." Kata Bagus sembari mengacungkan jari telunjuk dan tengahnya membentuk V.

Ya. Cowok itu adalah Arisandi Bagus, sahabat sekaligus teman sebangkunya.

"Lo ada masalah apa sama si Alvin." Tanya Bagus dengan serius.

Reyhan yang sedang menatap layar ponselnya, menolehkan pandangannya pada Bagus seperkian detik.

"Gak ada." Jawabnya singkat.
"Kenapa lo nanya gitu." Imbuhnya, dan meletakkan ponselnya di atas meja. Dan mengalihkan fokusnya pada Bagus sepenuhnya.

"Tadi pas gue parkir motor, Si Alvin nyamperin gue. Katanya ntar istirahat pertama lo disuruh nyamperin dia ke gudang belakang sekolah." Jelas Bagus.

Reyhan menghela napas berat, "Mungkin gara - gara masalah semalem."

"Semalem?."

"Hm. Semalem gue ke rumahnya Indah, ternyata pas nyampek sana ada Alvin." Kata Reyhan.

"Terus ."

"Ya gitu. Terus dia ngajakin gue buat berantem, tapi gak gue ladenin. Udah dah tuh, nyungsep dia."

"Anjir." Ujar Bagus dengan terkekeh.

"Gue suruh Indah buat mutusin dia."

Mendengar kalimat yang Reyhan ucapkan. Bagus seketika menghentikan kekehannya dan  dengan gemas menoyor kepala Reyhan, Reyhan hanya diam menatap lurus menerawang ke depan.

"Lo bego beneran apa dibuat - buat ?. Pantes aja Alvin ngamuk. Mereka putus atau gak, itu bukan urusan lo."

"Gue tau ." Kata Reyhan.
"Tapi gue gak suka lihat mereka sama - sama." Ucap Reyhan lirih. Ada sedikit keraguan dalam kalimat yang ia ucapkan, namun entah apa itu.

Bagus memposisikan tubuhnya menghadap Reyhan sepenuhnya. "Lo suka ama Indah ?."

......

Next part BESOK!!😁

FAKED (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang