Part 4

3 1 0
                                    

Reyhan menceritakan dari awal hingga akhir, mengapa dirinya terlihat menahan emosi karena Arman -Papa Indah-.

"Nah jadi gitu." Ujar Reyhan sembari merebahkan kepalanya pada sandaran sofa.

"Oh~." Jawab Indah dengan singkat tanpa mengalihkan pandagannya yang sedang fokus menatap layar TV-nya yang sedang menampilkan film animasi kesukaannya, DORAEMON.

"Oh doang ?. gue cerita panjang lebar elo jawab nya, oh doang ?. Bener - bener loe ya." Kata Reyhan dengan kesal.

"Ya terus mau-nya gimana ?. Loe nyuruh gue buat marahin dia gitu ?." Jawan Indah dengan menatap malas ke arah Reyhan.

Reyhan menghembuskan napas dengan kasar "Ya nggak gitu juga." Ucapnya.
"Tau ah. Sebel gue ama loe, Nyil." Imbuh Reyhan, kemudian bangkit dari duduknya dan kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk milik Indah.

Indah memilih tidak menghiraukan Reyhan dan kembali fokus menonton Doraemon kesayangannya.

"ANJING !!, KAGET GUA !." Teriak Reyhan, sontak dirinya terduduk. Dan menatap horor ke arah bantal yang tadi ia gunakan untuk merebahkan kepalanya.

"Reyhan apaan sih !?." Tanya Indah. Dengan berusaha meredakan ritme detak jantungnya, yang berdetak cepat karena umpatan Reyhan.

Tanpa menghiraukan pertanyaan dari Indah. Reyhan menyingkirkan bantal yang ia gunakan, dan nampaklah handphone Indah yang tengah bergetar, memperlihatkan ID caller dari Bagus -Sahabatnya dan juga Indah-.

Tanpa persetujuan dari Indah. Reyhan menerima panggilan telfon dari Bagus.
"Halo ?." Sapa Reyhan.

Setelah beberapa saat, Reyhan memutuskan sambungan telfonnya.

"Dari siapa ?." Tanya Indah.

"Bagus." Reyhan turun dari atas tempat tidur queensize milik Indah, dan merapikan kaosnya yang terlihat sedikit kusut.
"Bagus lagi ada di rumah. Gue cabut." Ucap Reyhan.

"Em. Jalan kaki, lo ?." Tanya Indah, saat Reyhan hendak membuka pintu kamar.

"Iya lah. Orang cuma dekat sini doang, ngapain bawa motor. Kenapa, lo mau nganterin gua pulang ?."

"Ogah. Udah sana pulang. Tutup pintunya sekalian." Titah Indah dan merebahkan tubuhnya di atas sofa.

"Kalo nggak mager loe ke rumah aja ?. Mandi sono !. Assalamualaikum." Pamit Reyhan, kemudian menutup pintu kamar Indah. 

"Waalaikumsalam." Sahut Indah dengan pelan.

Indah menghelas napas dengan pelan, menatap langit - langit kamar dengan malas.

"Mandi ah." Ujarnya pada diri sendiri . Kemudian bangkit dari rebahannya,dan menuju ke kamar mandi, "Terus makan, tidur lagi deh."

Indah melakukan ritual mandinya.

-------

"Rey. Mau kemana ?." Tanya Arumi -Mama Indah- dari arah ruang tamu, saat sudut matanya melihat Reyhan yang hendak membuka knop pintu utama.

"Eh, Mama. Maaf Reyhan nggak kelihatan. Mau pulang, Ma. Soalnya ada Bagus di rumah."

"Oh. Yaudah, hati - hati."

"Iya, Ma. Assalamualikum." Pamit Reyhan, setelah mencium tangan Arumi.

"Waalaikumsalam." Jawab Arumi sembari tersenyum.

+++

"Ram. Rantai sepada lo kendor tuh. Kencengin." Kata Bagus memperhatikan sepeda milik Rama.

FAKED (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang