"Heh Bro !. Bisa gak. Gak usah gangguin cewek gua !?." Kata dia, seseorang yang menoyor kepala Reyhan. Siapa lagi kalau bukan Alvin.
Tidak terima dengan perlakuan Alvin. Reyhan bangkut dari duduknya. Dan mendorong bahu kiri Alvin dengan kencang. Karena tinggi Alvin yang lebih pendek dari Reyhan. Membuatnya terhuyung ke belakang. Dengan sigap antek - antek Alvin menahan tubuhnya, agar tidak jatuh ke lantai.
"Maksud lo apa ?!. Gak usah cari ribut ama gue !." Bentak Reyhan.
Melihat Reyhan yang terpancing emosi. Indah bangkit dari duduknya dan berdiri dihadapan Reyhan.
"Han. Udah lah. Atas nama Alvin, gue minta maaf." Ucap Indah dengan memegang kedua pundak Reyhan.
"Ngapain lo yang minta maaf ?." Tanya Reyhan, mengalihkan pandangannya pada Indah.
"Itulah gunanya pacar." Kata Alvin. Yang tentu saja semakin memancing emosi Reyhan.
"BANGSAT !!." Ujar Reyhan. Hendak maju menghampiri Alvin untuk melayangkan pukulan pada mulut kurang ajarnya. Dengan sigap Indah menahan kedua bahu Reyhan.
Ketika melihat wajah sendu Indah seolah memohon untuk tidak menghiraukan Alvin. Reyhan menurunkan tangannya yang menggantung di udara.
"Kenapa gak jadi mukul ?. Takut lo sama gue ?."
Reyhan menghembuskan napasnya dengan kasar, "Mulai hari ini loe putus sama dia." Titah Reyhan tegas, sembari menatap Indah dengan tajam.
"Loe siapa pake ngatur - ngatur Indah, hah !?." Tanya Alvin, mendorong bahu kiri Reyhan, yang sama sekali tidak membuat tubuhnya bergerak.
Tanpa menghiraukan pertanyaan Alvin, Reyhan memilih duduk untuk menyantap nasi gorenganya yang sudah mulai dingin.
Bagus dan Dian hanya melirik ke arah Reyhan. karena tidak ingin ikut campur dengan urusan mereka, tapi itu hanya berlaku untuk Bagus. Lain halnya dengan Dian yang akan menanyakan banyak pertanyaan macam TTS. Kalau dasarnya udah suka ghibah, mau gimana lagi.
"Udah, Vin. Lo balik aja."
"Kita putus ?." Tanya Alvin, sembari memegang tangan Indah.
"Kita bahas ntar pas pulang sekolah." Ujar Indah, melepaskan genggaman tangan Alvin pada jemarinya dan kembali duduk disebelah Reyhan untuk melanjutkan makannya.
Alvin dkk. pergi meninggalkan kantin. Reyhan masih memilih bungkam, yang malah membuat suasana menjadi canggung diantara mereka ber-empat.
Saat Indah kembali melanjutkan makannya. Reyhan menghabiskan minumannya dan segera bangkit dari duduknya.
"Mau kemana lo ?." Tanya Bagus.
"Balik. Bayarin dulu, ntar gue ganti.", Reyhan berlalu meninggalkan kantin. Indah hanya menatap sendu punggung Reyhan yang mulai menjauh, kemudian hilang terhalang tembok.
>>>
"Rama !. Lo gak belajar ?." Tanya Reyhan dari arah tangga, saat melihat Rama yang sedang berada di ruang keluarga, tengah asik bermain game di hp-nya.
"Gue belajar gak belajar mah tetep aja pinter. Emangnya elo." Kata Rama dengan sinis dan masih menatap layar ponselnya.
Tanpa babibu, Reyhan mengambil bantal sofa yang ada di sebelah Rama, kemudian ia gunakan untuk memukul wajah Rama.
"ADUH !!, BANG !. SAKIT !. Mau KDRT lu ama, gua ?." Teriak Rama.
"NAJIS !!." Ujar Reyhan.
"Reyhan. Kamu lagi sibuk gak nak ?." Tanya Dewi, yang baru datang dari arah dapur.
"Enggak, Bun. Kenapa ?."
"Ini, Bunda mau minta tolong sama kamu buat nganterin kue kesukaannya Indah, ke rumahnya. Kebetulan Bunda bikinnya banyak." Kata Dewi, memberikan tas tupperware yang ia bawa, kepada Reyhan.
"Ya udah. Assalamualaikum." Pamit Reyhan.
++
Ting.tonggg... Ting.tongggg...
Pintu terbuka dari dalam.
"Eh. Den Alvin. Cari Eneng ?." Tanya Bi Sum."Iya, Mbok. Ada ?."
"Ada, Den. Tunggu ya, saya panggilin."
"Iya, Mbok. Makasih." Ucap Alvin. Kemudian duduk di kursi teras.
Ya. Bi Sum sudah mengenal Alvin. Karena beberapa kali datang bertamu, walau hanya sebentar. Saat Bi Sum menanyakan kepada Indah siapa Alvin, dia hanya menjawab teman sekolahnya.
Indah datang dan duduk di kursi sebelah Alvin.
"Aku mau ngomong masalah tadi. Jadi..."
"Gue mau kita putus." Belum selesai Alvin mengucapkan kalimatnya, Indah dengan cepat memotong ucapannya."Maksud kamu apa ?!." Tanya Alvin dan bangkit dari duduknya.
"Han ?. Ada apaan ?." Tanya Indah. Pada Reyhan yang tiba - tiba datang.
"Disuruh Bunda nganterin ini." Kata Reyhan sembari menunjukkan tas tupperware nya.
"Gue bawa masuk dulu." Imbuhnya, yang hany diangguki Indah. Kemudian berlalu masuk ke dalam rumah Indah."Mendingan sekarang lo pulang." Titah Indah.
Saat hendak akan masuk ke dalam rumah. Alvin menahan lengan Indah.
"Aku gak mau kita putus.""Gue mau-nya putus." Ujar Indah, berusaha melepaskan genggaman tangan Alvin pada lengannya.
Namun Alvin malah semakin mengeratkan genggamannya.
"Gak. Kita gak boleh putus.""Apaan sih, Vin. Lepasin !, sakit !." Rintih Indah, saat merasakan rasa sakit pada lengannya.
"Gak akan."
Alvin semakin mengeratkan genggamannya."SAKIT VIN !!." Teriak Indah, yang masih berusaha melepaskan genggamannya.
Reyhan yang sengaja sedari tadi duduk di ruang tamu agar bisa mendengarkan percakapan Indah dan Alvin. Mendengar teriakan Indah dari arah luar, dengan segera menghampiri keduanya.
"Lepasin." Titah Reyhan mencengkram pergelangan tangan Alvin dan menatapnya tajam.
Merasakan kebas dipergelangan tangannya. Alvin melepaskan genggamannya pada tangan Indah, Indah mengusap lengannya yang memerah karena genggamangan tangan Alvin. Tidak, bukan genggaman, lebih tepatnya cengkraman.
Setelah genggamannya terlepas. Alvin menepis tangan Reyhan dengan kasar. Tanpa aba - aba. Alvin menonjok wajah Reyhan tepat di sudut kiri bibirnya. Reyhan yang tau dengan pergerakan Alvin, hanya diam menerima pukulannya. Membuat wajahnya menoleh ke samping kanan dan sedikit mengeluarkan darah.
"Gak usah ikut campur lo !." Ucap Alvin.
Saat hendak meraih tangan Indah. Dengan cepat Reyhan menepis tangan Alvin, dan berdiri di hadapan Indah. Menghalangi keduanya."Minggir gak lo !." Kata Alvin.
"Mending lo pulang." Titah Reyhan.
"BANYAK OMONG LO !!." Alvin maju dan akan mendaratkan pukulan tangannya ke arah wajah Reyhan.
_________________________________________________
Menurut kalian...
^Siapa yang bakalan kalah dalam pertarungan sengit pada abad ini ? /okeh lebay_-/Tulis di komentar ya.....😚
THX.🙏😘
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKED (HIATUS)
Teen FictionCerita ini akan hiatus sementara. Karena gue belum nemu feel lagi buat next part🙏 Akan ada saat dimana kalian lelah dengan keadaan. Keadaan yang selalu menuntut kalian untuk tetap bertahan. Meski hati dan pikiran kalian ingin menolak, marah, berte...