Bagus memposisikan tubuhnya menghadap Reyhan sepenuhnya. "Lo suka ama Indah ?."
...
“Ngaco' lo.” Jawab Reyhan, menjewer telinga kiri Bagus.
“Akh !, sakit.”
“Udahlah, jujur aja ama gue.” Goda Bagus dengan menoel - noel lengan kanan Reyhan.Reyhan menegakkan punggungnya. "Gus, sumpah ya !. Jijik gue !."
"Hahaha... Lo kira gue enggak." Kata Bagus dengan tawanya yang keras. Membuat beberapa temannya yang sedang berada di dalam, menatap aneh ke arah keduanya. Sedangkan Reyhan menatap kesal ke arah Bagus.
Reyhan merebahkan kepalanya di atas meja, dengan tangan kirinya yang ia gunakan sebagai bantal. Melihat Reyhan yang lesu, Bagus segera menghentikan tawanya.
"Kalo emang lo suka. Lo kejar, bilang. Biar dia tau. Kalo lo diem aja." Bagus memberi jeda sejenak. "Keburu diembat ama GUE !."
"Sialan lo." Gumam Reyhan yang masih bisa didengar oleh Bagus.
»
Alvin dkk. sudah berkumpul di gudang belakang sekolah, yang berada di belakang antara gedung IPA dan IPS. Sekitar ada sembilan anak berserta Alvin yang sedang menunggu kedatangan seseorang yang mencoba mencari masalah dengan Alvin.
Siapa lagi kalu bukan Reyhan. Sudah sejak 10 menit yang lalu mereka semua menunggu kedatangannya.
"Bos. Mana anaknya ?." Tanya salah satu kawannya yang bernama Firman.
"Kita tunggu 5 menit lagi. Kalo belom ada dateng. Kita samperin dia." Ujar Alvin.
"Okeh." Jawab Firman yang memiliki rambut ikal, kulit sawo matang dengan senyum yang menawan. Membuatnya terlihat manis. Namun sayang kelakuan minus.
++
"Lo pada mau pesen apa ?. Biar gue yang pesenin." Tanya Bagus.
Mereka ber-empat, Indah, Dian, Reyhan dan Bagus saat ini sudah berada di kantin. Mereka memilih duduk di bangku pojok kantin, yang mana adalah tempat favorit mereka.
Sesuai janjinya. Reyhan mengajak Indah untuk ke kantin bersama.
"Gue sama ini ama lo aja." Kata Reyhan.
"Kalian berdua pesen apa ?." Tanya Bagus.
"Gue ama Indah pesen mie goreng, pake telor, satu di ceplok satu di rebus, kasih cabe masing - masing 5 biji, minumnya satu es jeruk satu teh anget." Jawab Dian dengan cepat, membuat Bagus mengolo, tidak paham.
"Lo Whatsapp ke gue aja." Setelah mengatakan itu Bagus segera berlalu untuk memesan makanan.
"Gini nih. Kalo punya otak kagak pernah di upgrade." Gumam Dian pelan, yang masih bisa didengar Indah dan Reyhan.
Indah dan Reyhan memilih diam, berkelana dengan pikiran masing - masing. Setelah beberapa saat merasa suasana di mejanya hening, Dian mencoba mencairkan suasana.
"Aduh. Kok dingin ya ?." Sindir Dian sembari mengusap kedua lengannya, dengan sedikit melirik ke arah Indah dan Reyhan.
Indah dan Reyhan menatap heran ke arah Dian.
"Lo kedinginan gak ?." Tanya Dian kepada Indah. Dan hanya dijawab gelengan kepala.
"Masa sih ?.", Indah hanya mengangguk menanggapi, membuat Dian menghela napas lemas.
"Napa, lo ?." Tanya Bagus yang baru saja datang, kepada Dian.
Dian hanya menggelengkan kepala dengan tak bersemangat.
"Nih, pesenan kalian." Bagus datang membawa nampan yang berisi makanan, dibantu Mang Triyo (Penjual es) yang membawa nampan berisi minuman pesanan mereka.
"Makasih Mang." Ucap Dian, lesu.
"Iya, Neng. Sama - sama." Mang Triyo kembali ke tempat berjualannya.
Mereka berempat makan dengan tenang. Hanya dentingan alat makan yang terdengar.
++
BRAK!!
"Kemana Reyhan ?!." Tanya Alvin pada salah satu siswi cupu, yang berada di dalam kelas XII IPA4.
"Di-di-di kantin kak." Jawab siswi itu terbata - bata karena gugup.
"Cabut." Titah Alvin pada antek - anteknya.
>>
"REYHAN !!." Teriak Alvin saat sampai di kantin sekolah.
Alvin menatap ke sekeliling kantin, mencari keberadaan Reyhan. Setelah menemukan keberadaannya. Alvin melangkah menghampiri Reyhan. Dengan sengaja Alvin menendang meja yang Reyhan dan Indah duduki.
DUK!!
_________________________________________________
Next part BESOK !!
Jangan lupa VOTE dan COMMENT, biar aing makin semangat bikin part - part selanjutnya....
THX DUDE🙏😘
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKED (HIATUS)
Teen FictionCerita ini akan hiatus sementara. Karena gue belum nemu feel lagi buat next part🙏 Akan ada saat dimana kalian lelah dengan keadaan. Keadaan yang selalu menuntut kalian untuk tetap bertahan. Meski hati dan pikiran kalian ingin menolak, marah, berte...