Lembar Keempatpuluh tiga - flashback

0 0 0
                                    

waktu chris masih kelas 9 smp dan dusty kelas 11 sma. mereka ngadain outing, disitu dusty baru kebentuk. ada el, rafif dan arkan ditambah chris yang baru mulai suka producing musik, kepo nya masih tinggi banget.

"main game lah kuy" ajak el

"game apa nih?" tanya arkan antusias

"would you rather gimana?" tanya jeff

"boleh boleh" jawab el, arkan, dan rafif serempak. chris cuma ngangguk sembari senyum polos.

"would you rather, find true love or win lottery?" jeff memulai

"win loterry dong" el langsung jawab

"sama gue juga, enak kayanya menang lotre hahaha" jawab rafif

"kalo gue sih, find true love lah!" jawab arkan semangat

"lo apa cil?" sambung arkan yang nepuk pundak chris

"sama.. hehe" jawab chris yang masih malu-malu

"would you rather-"

"eh mas, aku boleh nanya gak?" chris tiba-tiba motong permainan

"nanya apa?" jawab jeff

"bikin musik tuh seru gak sih?" tanya chris lagi

"gampaaang, music tuh eazy!!" jawab arkan yang antusias

"bang arkan mau ajarin aku?" tanya chris lagi

"boleh, ntar gue ajarin cil"

lambat laun, chris lebih sering kerumah arkan yang dulu nya orang tua arkan masih tinggal di jakarta, karna waktu itu jeff lagi sibuk olimpiade jadi dia gaada waktu buat ajarin chris main music di studio rumahnya, alhasil chris lebih sering main kerumah arkan.

"wah, bang arkan suka sweater warna biru juga ya? gue juga nih bang"

"bang arkan suka makan indomie lembek? gue juga"

"wah, selera musik kita sama ya!"

"gila, film nya bagus banget. gue juga suka action crime gini"

yap, kesukaan mereka sama. lambat laun, mereka sadar kalo mereka terlalu sama sampe semua hal yang arkan suka, chris pun suka.

"wah gila banget adek lo sama arkan, uda kaya abang adek beneran, tiati adek lo pindah kartu keluarga" celetuk rafif dan jeff cuma ketawa renyah

"ngakak banget, tiati ye lu berdua. ntar pas dewasa rebutan cewe lagi hahaha" omongan el yang kala itu cuma di anggap angin lewat dan ditertawakan, menjadi nyata.

"ngga lah, belajar dulu cil. bentar lagi lo UN kan? jangan mikir cewe lah, tos dulu cil"

arkan yang kala itu cuma mikir, kalo chris adalah seorang anak kecil yang pemalu dan selalu ngikutin gaya dia

arkan yang kala itu cuma mikir, kalo semua yang terjadi karena mereka cocok dan ada di circle yang pas

arkan yang kala itu cuma mikir, kalo chris udah kaya adek kandungnya sendiri,

cuma bisa tersenyum dibawah gemerlap bintang-gemintang ibukota, diatas rooftop cafe yang buka 24 jam itu karena sampe detik ini dia masih ga percaya, kalo chris beneran suka apa yang dia suka.






"bang, foto bareng yuk. buat kenang-kenangan!"

"yok, satu.. dua.. tiga.."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
unexpected encountersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang