Chapter two - the great escape (part 2)

106 5 0
                                    

Arifu's pov

Aku sekarang sedang duduk dan bersandar di jendela sebuah gedung berlantai dua.Aku ingin beristirahat sebentar sambil melihat pemandangan kotaku yang hancur di malam hari ini.Banyak makhluk-makhluk itu yang berterbangan sambil menembaki gedung-gedung,dan perajurit-perajuritnya berjaga tepat di bawahku.

"Perang tidak pernah berubah,kapan pun zamannya...kah....".Kataku mengingat perkataan papaku saat itu.Sekarang aku mengerti maksudmu papa...dimana ada perang pasti ada kematian dan kehancuran,hasil dari perang adalah kesedihan apa pun zamannya.

Saat aku sedang merenung hpku tiba-tiba bergetar,aku pun langsung mengambil hp ku dan melihatnya.Aku mendapatkan pesan dari militer langsung yang mengatakan 'Untuk warga yang masih selamat,bergegas ke pelabuhan siliwangi sekarang karena kapal evakuasi aku berangkat tepat pada pukul 00:00.tolong bergegas lah! Dan berhati-hati agar tidak ketahuan mereka!.maaf...hayanya di sini satu-satunya tempat paling aman mengirimkan pesan.

Membaca pesan ini aku langsung melihat waktu di hpku dan waktu menujukkan pukul 22:30.Kemudian aku melihat peta di hp seberapa jauh pelabuhan siliwangi.

"Cih!,ternyata pelabuhannya cukup jauh.Akan kah aku sampai dalam waktu satu setengah jam?...agh...aku harus bergegas kesana sekarang".Kataku dengan kesal kemudian aku melihat kebawah ada sekitar enam prajurit yang berjaga disana dan salah satunya menjaga pintu keluar gedung.

Tch!,haruskah aku melawan mereka?,apakah aku akan menang melawan mereka?.Aghh!...Aku tidak peduli!,aku akan membantai mereka semua!!.

3rd person pov

"Pak!,apakah ada perintah baru dari observer sama?".Kata salah satu bawahan prajurit alien bertanya kepada pimpinannya.

"Tidak,kita hanya diperintah untung berjaga di daerah ini dan membunuh semua manusia yang terlihat".Kata pemimpinnya kemudiam berlanjut mengawasi sekeliling.

Saat mereka sibuk mengawasi sekitar,tiba-tiba Arifu menimpa dengan keras salah satu prajurit yang menjaga pintu keluar gedung itu,hingga membuat tulang-tulagnya remuk menusuk organ-organ dalamnya yang membuat dia mati seketika.Prajurit-prajurit lainnya pun langsung mengarahkan pandangannya kesana.

"Heh...untuk alien seperti kalian,kalian berbicara bahasa kita juga ya...,Dan asal kalian tau...AKU TIDAK AKAN MATI SEMUDAH ITU...".Kata Arifu berkata dengan nada mengintimidasi,wajah yang serius,dan tatapan yang tajam.Yang membuat prajurit-prajurit itu sedikit gemetar.

"Te-...Tembak dia!!.Jangan biarkan dia hidup!".Perintah pemimpin itu dengan gemetar,kemudian mereka langsung mengikuti perintahnya dan menembak Arifu.

Arifu langsung menerjang ke arah salah satu prajurit dengan cepat sehingga laser mereka sulit mengenainya.Arifu pun langsung memegang tangan kanan prajurit yang dia hampiri lalu menariknya ke atas sehingga membuka celah prajurit itu,Arifu langsung meng upercut prajurit itu hingga dia terpental dan tak sadarkan diri.

Kemudian Arifu menerjang sambil menendang dengan keras ke arah prajurit di kananannya tepat di bagian perut sehingga membuat prajurit itu terpental dan dadanya tertancap di besi-besi reruntuhan,membuat dia teriak kesakitan kemudian mati.Pemandangan ini membuat Arifu gemetar dan ketakutan,tapi dia sadar kembali dengan menggeleng-geleng kepala dan menginggat lagi perkataan ayahnya.

"3 jatuh...tinggal 3 lagi...kemari kalian...".Kata Arifu menghapus darah di pipinya,karena pipinya terluka terserempet laser.

Melihat ini kedua prajurit dan pimpinannya mundur beberapa langkah karna ketakutan.Kemudian mereka menjatuhkan senapan aliennya dan menggambil sebuah benda yang berbentuk stik,lalu stik itu berubah menjadi pedang yang ada aliran energinya.

Azur Lane:Despair Of The World (B.indo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang