Assalamualaikum, jalur mana, nih?
Jangan lupa vote dan komen yeee, biar semangat aing revisinya.📌
📌
📌
Tepat pukul tujuh pagi, Audrey terbangun dari tidurnya. Sebelum benar-benar membuka mata, ia merasa ada yang berbeda dari queen size miliknya. Karena penasaran, Audrey memberanikan diri untuk membuka matanya. Mencari tahu, apa yang sebenarnya terjadi?Audrey tersentak. Secepat kilat ia melompat dari tempat tidur. Nafas Audrey tiba-tiba memburu disertai tangan kanannya memegangi dadanya yang berdebar. Ia merasa jantungnya nyaris saja berpindah ke perut. Matanya mengerjap-ngerjap cepat. Demi matahari yang sudah terbit entah sejak kapan, otak Audrey tidak bisa cair melihat ketampanan manusia bak dewa Yunani yang tengah anteng berbaring di sampingnya tadi.
"Woah, dia siapa?" gumam Audrey tidak percaya apa yang baru dilihatnya.
Kerutan di dahi Audrey mulai bermunculan. Ia kembali memperhatikan lelaki yang masih tenang terbaring di atas kasur. Tampak jelas lelaki tampan di sana sepertinya tidak asing lagi baginya.
Apa itu, dia? Tapi masih, sih itu, dia? batin Audrey ketika nama seseorang melintas di benaknya. Sebelum menyebut nama lelaki itu, terlebih dahulu Audrey memastikan seluruh bagian tubuhnya. Syukurlah, masih lengkap dan aman. Badannya masih terbalut pakaian tidur yang pantas dikenakan untuk wanita.
Akhirnya, Audrey mulai beraksi. Kedua tangannya terkepal sekuat tenaga. Hidung mancungnya menghirup oksigen dalam-dalam, guna menyiapkan mental untuk memanggil lelaki yang tadi tidur bersamanya.
"Ardan!" Suara Audrey pun terngiang di tiap-tiap sudut ruangan. Posisi kepalanya menunduk ke lantai. Bulu matanya terjepit erat oleh kulit tipis yang melapisi bola mata. Tangannya tetap sama, tergepal kuat. Bahkan urat di pergelangannya pun sampai terlihat. Lalu Audrey memasang telinga lebar-lebar, menunggu respons dari lelaki di sana. Namun, tampaknya tidak terjadi apa-apa. Perlahan Audrey membuka satu matanya untuk mengecek keadaan. Ternyata lelaki itu masih tertidur pulas tanpa beban.
Audrey mengangkat kepalanya ke atas, menghela napas sedikit kesal. Kemudian membuang tatapan tajam pada lelaki di sana. Audrey yakin, jika ia mengulangi apa yang dilakukan barusan, hasilnya pasti bakalan sama. Tidak ada cara lain yang terpikirkan olehnya, kecuali melompati lelaki itu.
Audrey berkacak pinggang. Lehernya digerakkan ke kanan kiri secara bergantian, lalu membunyikan jemarinya bersamaan. Dirinya sudah siap kembali ke kasur empuk. Dalam hitungan ketiga, Audrey langsung melompat ke arah lelaki itu.
"Ardannnnn!" teriaknya.
Audrey mendarat tepat di atas sasaran, tetapi posisinya tidak seperti yang diharapkan. Tubuh Audrey menyamping dengan setengah tubuhnya di atas badan Ardan. Membuat napas hangat lelaki di hadapannya terasa jelas saat menerpa kulit bawah hidungnya.
Mata Audrey seakan terkena sihir untuk tidak berkedip. Jantungnya berhenti berdetak sejenak lalu berubah menjadi detakan tak beraturan. Pemandangan di depannya sangat luar biasa. Bagaimana bisa ada wajah yang hampir terbilang sempurna? Bukan hanya itu, bibir mereka sekarang saling bersentuhan dengan kedua tangan Audrey memangku badannya di antara leher Ardan.
Bulu mata Ardan yang lentik nan indah perlahan terbuka. Mata mereka saling bertatapan sesaat. Pipi Audrey tiba-tiba merona lebih cepat dari biasanya. Sedetik setelah itu, Audrey langsung mengangkat badannya.
"So-sorry, gue gak sengaja," ucap Audrey tanpa menyembunyikan kegugupannya. Tubuhnya seketika membeku dalam situasi begini. Apa yang harus diperbuatnya sekarang?
Sedangkan Ardan terdiam belum membalas apa pun. Ia mendudukkan tubuhnya sambil menyandarkan punggungnya di kepala kasur. Menyilangkan kedua tangannya di dada dan berkata, "Lo agresif juga, ya ternyata."
Audrey tidak berani bicara. Ia terus menunduk ke bawah bak anak kecil yang tengah dimarahi karena melakukan sebuah kesalahan.
"Dahlah. Gak usah dipikirin. Nanti juga kita bakal terbiasa lakuin gituan," lanjut Ardan dengan santai.
Mendengar itu, kini Audrey jadi bingung. Kepalanya ia angkat untuk melihat Ardan seolah meminta penjelasan lebih sembari bertanya, "Maksudnya?"
"Lo lupa, kalo sekarang kita sepasang suami istri?" Jawaban itu berhasil membuat Audrey tercengang di tempat.
"Ha? Lo ngaco, ya? Gue sejak kapan jadi istri lo? Kita juga masih SMA. Mana ada anak SMA udah nikah?"
.
.
.Jangan lupa vote dan komennya!!!
🌟
🌟
🌟
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESIFNYA KETUA OSIS (REPUBLISH)
Teen Fiction[KALAU BANYAK YANG MINTA LANJUT, BARU KU LANJUT] Audrey Lesham Qirani gadis cantik yang tersentak kaget dari kasur karena baru bangun sudah ada cogan saja di depan mata. Sebenarnya, bagi Audrey itu tidak masalah, sih, hanya saja cogan ini malah meng...