Assalamualaikum, jangan lupa vote dan komennya, yaw! Senangin Authornya biar rajin update, hehehe
📌
📌
📌
Beberapa jam yang lalu.
Sejak Keizia-Anak Kandung Elsa yang ia panggil Zia-itu pergi ke Amerika untuk melanjutkan sekolahnya, akhir-akhir ini, Elsa begitu baik pada Audrey-yang tak lain adalah Anak Tirinya sendiri hingga tiap malam di beberapa malam terakhir dalam minggu ini, entah kenapa, Elsa tiba-tiba saja berbaik hati membawakan senampan makanan lengkap dengan air minumnya ke kamar Audrey tanpa disuruh oleh siapa pun.
"Audrey, yuk makan dulu. Matanya diistirahatin dulu dari HP," ajak Elsa yang baru saja tiba di kamar Audrey seraya meletakkan nampan makanan yang dibawa di atas nakas, kemudian ia duduk di ujung kasur. Di dalam hati, Elsa tertawa penuh kemenangan karena sebentar lagi rencananya akan terealisasikan dengan mulus.
Sedangkan Audrey yang tengah fokus chatting dengan Fyra- sahabatnya-itu hanya berdehem malas. Tidak menghiraukan keberadaan Mama Tirinya yang sudah ada di sampingnya membuat Elsa melirik Audrey tidak suka. Tak lama kemudian Audrey menurunkan ponselnya. Pandangannya kini mengarah ke arah Elsa. "Ngapain, sih masih di sini?" tanyanya dingin dengan menaikan satu alisnya.
"Em, Mama nunggu kamu makan," balas Elsa cepat.
"Tante gak usah nunggu. Gue ntar panggil kalo dah selesai."
Elsa hanya mengangguk mengerti, lalu membangkitkan tubuhnya untuk pergi dari kamar Audrey.
Tidak lama dari beranjak perginya Elsa, Audrey menatap lekat makanan yang ada di atas nakas. Perutnya sudah berbunyi meminta jatah sedari tadi, bahkan sebelum Elsa masuk ke kamarnya. Setelah memastikan Mama Tirinya tadi benar-benar lenyap dari matanya, Audrey langsung meraih makanan itu, menaruhnya di atas pangkuan dan segera menghabiskannya.
Selepas makan, tenggorokan Audrey terasa sangat kering. Audrey mengambil segelas air putih yang juga disajikan di sebelahnya dengan cepat, lalu meminumnya dalam sekali teguk.
"Kok rasanya agak beda dari biasanya, ya?" gumamnya dalam hati.
***
Elsa dan Martin-Ayah Audrey-mempersilakan Ardan beserta rombongan yang dibawa oleh Rendy-Ayah Ardan-untuk duduk di sofa ruang tamunya.
"Jadi, anakmu yang mana yang bakal kamu nikahkan dengan anak saya?" tanya Rendy memulai percakapan di antara mereka.
"Ouh, dia masih ada di kamar," jawab Martin lalu beralih menatap sang Istri yang ada di sampingnya.
"Sayang, panggilin Audrey dulu, ya?" tambah Martin yang langsung dijawab anggukan singkat oleh Elsa.
***
Tangan Elsa bergerak memutar kenop pintu kamar Audrey. Sorot mata tajamnya melihat gadis itu hingga membuat kedua sudut bibirnya tertarik dan mengukir sebuah lengkungan senyum yang terlihat begitu licik. Kakinya pun melangkah masuk menghampiri Audrey.
"Rey, ayo bangun, udah waktunya kamu keluar dari rumah ini," ucap Elsa menarik Audrey yang terbaring lesu. Ia pun membantu gadis itu berdiri.
Audrey menepis dengan cepat tangan Elsa. Gadis itu terus senyum-senyum tidak jelas, pipinya merona dengan sendirinya. Cara berdiri Audrey pun seperti orang yang hampir kehilangan kesadaran. Ya memang, Audrey memang sedang mabuk sekarang.
"Lo gak usah sentuh-sentuh gue! DENGAR? Gue bisa keluar sendiri!" bentak Audrey sambil menunjuk Elsa, lalu tawanya lepas tanpa sebab. Kemudian badan Audrey berjalan terhuyung keluar dari kamar seakan tubuhnya tidak bisa berdiri dengan seimbang di atas bumi. Kaki Audrey berhenti mendadak bersamaan dengan matanya yang mengamati semua orang dengan bingung.
"Minggir! Gue mau lewat!" cakap Audrey tidak stabil. Suaranya semakin meninggi beberapa oktaf dari sebelumnya. Elsa yang mengekori Audrey hanya tersenyum canggung pada semua orang seolah meminta maaf atas kejadian ini.
"Kayaknya dia habis salah makan, deh. Tapi gak usah ditunda lagi. Ayo, mari kita laksanakan pernikahan mereka," ucap Elsa tanpa rasa malu sedikit pun.
Audrey menoleh pada Elsa tak santai. Tatapan matanya terlihat sayup, tapi bola matanya terlihat jelas sedikit memerah dengan bibirnya yang terus tersenyum. Pipi Audrey makin seperti kepiting rebus hingga mulutnya kembali bersuara lantang.
"Siapa yang mau tunangan?"
"Kamu, Audrey," jawab Elsa lembut.
"Gue? Okey! Cepat gue mau nikah sekarang! Gue mau keluar dari rumah ini!" tukas Audrey tanpa pikir panjang lagi.
Ayah beneran gak salah nikahin gue sama orang gila modelan begini? Ardan bertanya dalam hati sembari menatap miris Audrey yang akan menjadi pendamping hidupnya.
Setelah itu, beberapa jam kemudian, Audrey dan Ardan pun secara resmi terikat dalam hubungan pernikahan.
.
.
.Jangan lupa vote dan komennya!!!
🌟
🌟
🌟
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESIFNYA KETUA OSIS (REPUBLISH)
Novela Juvenil[KALAU BANYAK YANG MINTA LANJUT, BARU KU LANJUT] Audrey Lesham Qirani gadis cantik yang tersentak kaget dari kasur karena baru bangun sudah ada cogan saja di depan mata. Sebenarnya, bagi Audrey itu tidak masalah, sih, hanya saja cogan ini malah meng...