Ch 3. Spare Battle

129 14 2
                                    

Aku yang sudah teleport di suatu tempat yang dekat dengan tempat pasukan iblis. Pasukan iblis berjalan menuju ke kota Falraz. Pasukan iblis ini sama sekali tidak beristirahat sedikitpun di malam yang tenang seperti ini.

"Jadi disini ya, maaf menunggu lama Rafaela" ucapku.

"..........."

"Apa mereka merasakan keberadaanmu ?"

"Belum Tuanku" jawab Rafaela.

'Jadi apa rencanamu ? Serangan frontal ? Atau serangan diam-diam ?' tanya Ragnarok.

"Ya serangan diam-diam sebenarnya lumayan efektif. Tapi jika mereka merasakan teleport ku tadi dan pura-pura tidak tau. Itu bisa jadi jebakan bagiku" jelasku.

'Jadi ?'

"Kuputuskan serangan frontal langsung di depan. Karena itulah gayaku" seruku sambil tersenyum dan mengarahkan Ragnarok ke depan.

" Emerge Set Outfit, Galant Sword, Omnitros Sword, Velkemr Sword, Briliant Sword, Nightday Amulet, Ring of Erudite, Fay Scarf. Baiklah persiapan yang seadanya sudah selesai "

Aku sudah mengaktifkan beberapa equipment-ku untuk bersiap bertarung dengan pasukan iblis itu.

Sementara itu, di dalam kota. Deiralsa berlari terburu-buru menuju gerbang kota.

"Tidak mungkin, apa Drack mata-mata pasukan iblis ? Tapi memang waktunya terlalu pas. Dia baru datang ke kota ini disaat bersamaan pasukan iblis juga baru bergerak. Apa hanya kebetulan ?" gumam Deiralsa dalam pikirannya sambil dia berlari.

Lalu ada ksatria laki-laki mengejar mengikuti Deiralsa yang berlari.

"Oi Deiralsa kenapa terburu-buru begitu ?" panggil ksatria laki-laki itu sambil berlari mengejarnya.

Tapi Deiralsa mengabaikan ksatria laki-laki itu karena fokus memikirkan aku.

"Alasan Drack di kota ini katanya hanya mampir. Tapi aku merasakan ada sedikit aura jahat pada dirinya. Jika dia memang benar mata-mata pasukan iblis maka sudah pasti kami kalah lalu kota ini akan jatuh ke tangan bangsa iblis." gumam Deiralsa pikirannya sambil berlari.

"Oi tunggu Deiralsa...." seru ksatria laki-laki itu menahan tangan Deiralsa dan menghentikan Deiralsa yang berlari.

"Zeyn ? Kenapa kau disini ?" tanya Deiralsa terkejut.

Ksatria laki-laki tersebut adalah temannya yaitu Zeyn.

"Aku yang harusnya bertanya begitu, kenapa kau lari terburu-buru seperti ini ? Apa ada sesuatu yang terjadi ?" tanya balik Zeyn penasaran.

"Benar aku harus memberitahu pada Zeyn dan yang lainnya. Tapi.... " gumam Deiralsa masih ragu-ragu.

<< Flashback

"Khawatir berlebihan tidak akan menghasilkan apapun. Kau hanya harus lebih kuat lagi agar dapat memastikan dengan mata kepalamu sendiri" ucapku pada Deiralsa sewaktu makan di restoran.

<< Flashback End

"Oiii apa kau mendengarkanku Deiralsa ?" seru ksatria laki-laki itu memanggilnya karena Deiralsa seperti terbengong memikirkan sesuatu.

"Benar, aku harus langsung memastikannya sendiri. " gumam Deiralsa dalam hati.

"Zeyn tolong siapkan kuda. Ada sesuatu yang harus ku pastikan. Ku tunggu di gerbang kota..." kata Deiralsa.

Deiralsa tidak menjawab pertanyaan dari Zeyn dan langsung meminta tolong pada Zeyn.

"Ya ? Tunggu dulu sebenarnya apa yang terjadi ?" tanya Zeyn masih bingung.

Wrong WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang