Tiga ribu orang pasukan kafir Quraisy yang dipimpin Abu Sufyan Sakhr bin Harb bergerak ke Madinah, dengan agenda membalas dendam atas kekalahan mereka di Badar. Mereka berambisi besar untuk menang, sangat serius dalam persiapan, dan menambah pasukan tiga kali lipat lebih banyak dari pasukan mereka saat perang Badar. Di dalamnya terdapat pasukan berkuda yang dipimpin oleh Khalid bin Walid. Tak ketinggalan pula sekelompok wanita di bawah pimpinan istri Abu Sufyan, Hindun bin Utbah bin Rabi'ah, yang terus menerus beragitasi mengipasi kebencian terhadap Rasulullah Saw dan umat Islam, sehingga nafsu perang mereka menyala-nyala untuk segera menghancurkan lawan.
Kebencian Hindun sudah sangat terkenal di tengah-tengah penduduk Mekkah sejak ia kehilangan ayah, paman, saudara, dan anak laki-lakinya dalam perang Badar. Sejak itu ia bersumpah akan membalas dendam dan mencari cara membunuh tiga orang utama yang menjadi pilar kekuatan pasukan muslimin. Perempuan itu menemukan sekutu, Jubair bin Muth'im, yang kehilangan pamannya dalam perang Badar. Lelaki itu memiliki budak kulit hitam dari Habasyah, mahir bermain tombak dengan gaya negeri asalnya.
Wahsyiy, nama budak itu, tergiur sejumlah uang hadiah yang disediakan Hindun, dan dijanjikan hidup merdeka oleh Jubair jika misi berhasil. Si budak segera mempelajari target-targetnya, lalu ia melapor ke tempat Hindun: "Tak ada jalan untuk menjangkau Muhammad, karena ia dibentengi sepasukan sahabat pemberani siap mati. Sementara Ali, ketika bertempur, ia lebih waspada ketimbang serigala. Namun demikian, aku masih bisa berharap dapat membunuh Hamzah, karena bila ia marah, ia tak melihat apa-apa meski itu ada di depannya."
.... ..... .......
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Suci Sang Nabi SAW
No FicciónKisah ini dimulai dari sebuah surat yang dikirim Nabi SAW dari Quba, sebuah tempat yang berjarak sekitar lima mil dari kota Yatsrib. Surat itu dibawa oleh Harits bin Auf dari suku al-Laitsi, salah satu klan dari Bani Kinanah, untuk diserahkan kepada...