## 2. "Siapa Dia??" ##

243 90 33
                                    

"Siapa ia?? Kenapa sentuhannya sangat memabukkan? Kenapa sentuhannya mirip dengan dia? Apa tuhan memberikan pengganti?"

**Delvan Aldebara Baraja**

--------------------------------------------------------

Saat ditengah perjalanan menuju sekolah Jingga melihat segerombolan orang yang sepertinya sedang menghajar orang yang ada ditenggahnya.

Ia menghentiakan montornya ditepian jalan yang tidak terlalu jauh dengan tempat segerombolan orang itu. Ia mendekat. Sungguh terkejud ia, ternyata dugaannya benar. Gerombolan orang itu sedang menghajar seorang yang berada ditengahnya. Ia semakin mendekat dan...

"Woyy, ada apan nih kok mainnya pada keroyoan? Laki-laki kok keroyokan trus napa tuh anak pada kalian pukulin? Kasian anak orang" ucap Jingga lantang.

"Ehh ada eneng cantik, eneng kesasar?" Tanya salah satu dari mereka.

"Enak aja gue dikatain kesasar" sarkas jingga.

"Kalo gitu kenapa eneng bisa sampek sini?" Tanya salah satu dari mereka lagi.

"Udah neng mending eneng cantik sekolah aja biar pinter" ucap salah satu dari mereka.

"Iya nanti gue juga pergi, tapi jawab dulu pertanyaan gue yang tadi! Kenapa tuh orang kalian pukulin?" Tanya Jingga.

"Bukan urusan lo" jawab Si Brewok. Kenapa Si Brewok? Karena ituloh rambut subur yang tumbuh pada bagian janggutnya itu tebel dan lebat amat.

"Ya jelas urusan gua lah bang, sebagai manusia yang makhluk sosial kan harua saling tolong" jawabnya dengan kekehan di akhir kalimatnya.

"Sini bang kalok berani lawan gua" sarkasnya.

"Wahh kayaknya ada yang mau jadi pahlawan kesiangan nih. Udah kamu gak bakalan menang juga, nanti kalau eneng  yang kalah gah boleh nangis yaaa" ucap Si Brewok lagi.

"Gausah banyak bac*t  anj*ng" balas Jingga sambil maju untuk menyerang segerombolan orang yang berjumlah lima orang itu.

Kalau dilihat - lihat lima orang itu menyeramkan, perawakan yang besar dan tubuhnya yang tinggi. Sungguh Jingga yang pemberani.

Buk...
Buk...
Buk...

Ia berhasih mengalahkan dua orang sekaligus.

"Tinggal tiga orang lagi" batinnya.

Saat serius -seriusnya menghajar dua orang di depannya, sampai ia tak sadar jika ada orang dibelakangnya.

Buk...

"Kenapa jidatku perih" batinnya.

Ia dipukuk dengan balok oleh Si Brewok sialan itu ternyata.

Ia terhuyung kebelakang dan hampir terjatuh tapi masih bisa menyeimbangkan keseimbangan tubuhnya.

Ia mengecek keningnya menggunakan tangan.

"Agrhh..."

Dan ternyata mengeluarkan darah yang cukup banyak. Ia mengelengkan kepalanya untuk menghilangkan rasa peningnya.

Ia kembali menatap tiga orang yang ada didepannya dengan tatapan kebencian.

"Bangs*t" bentaknya keras ia kembali maju dan menghajar dua orang itu lagi.

Fake SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang