## 6. "Rencana" ##

77 27 11
                                    


"Malu-maluin aja lo dek! Biasa aja bisa? Ini rumah orang bukan hutan!"

*Kenzo Ernando Geovanni*

-------------------------------------------------------

Genangan sisa-sisa air hujan tadi pagi masih membasahi jalan-jalanan ibu kota. Udara saat ini panas tanpa awan, sehingga langit terlihat berwarna biru muda cerah. Padahal tadi pagi hujan deras menghuyur kota ini. Saat ini memang sedang terjadi pergantian musim, dari musim penghujan menjadi musim kemarau, atau sering disebut musim Pancaroba.

Kemacetan. Itu adalah hal yang lumrah bagi kota Metropolitan ini. Banyak kendaraan yang melintas. Rame yang disebabkan oleh kegiatan orang-orang seliweran mengurus kepentingannya masing-masing. Entah itu apa.

Sinar matahari yang begitu panas dan dapat membakar kulit, tidak menghalangi jalan mereka. Ada yang menggunakan payung yang berguna untuk melindunggi kulitnya dan ada juga yang tidak peduli akan hal itu.

Pandangan gue kembali ke dalam mobil, secara berganti gue menatap para sahabat gue.

Tania yang sedang seru main game yang ada di hp nya, gue gak tau itu game apa.

Alice yang sedang menjelajahi dunia khayal di mimpinya.

Dan Irene yang sedang fokus menyetir.

"Ehh, mampir ke mini marker dulu yuk! Beli camilan." Ajak Irene ditengah-tengahnya menyetir.

"Boleh juga, stok makanan gue juga habis." Gue setuju.

Mobil mewah warna silver itu akhirnya membelokkan arahnya dan berhenti diparkiran depan mini market.

"Yuk turun!" Ajak Irene lagi.

"Dia dibanggunin nggak?" Lanjut nya sambil menunjuk ke arah Alice.

"Nggak usah, biarin dia tidur." Tania anggat bicara.

Gue dan mereka turun dari mobil, dan memasuki mini market tersebut.

Disini yang dominan membeli makanan adalah gue. Karena gue sekalian beli stok makanan seperti mei instan, telur, roti, selai, buah, dan susu. Sedangkan Irene membeli snak makanan ringan untuk camilan kita entar kalau udah sampai Apartemen gue. Dan Tania yang cuman membeli beberapa minuman kaleng bersoda.

Setelah membayar semua barang yang kita pilih, kita langsung masuk mobil untuk melanjutkan perjalanan.

Saat kita masuk mobil, ternyata Alice masih saja tidur, dan kita membiarkan hal itu.

Setelah sampai didepan Apartemen, ternyata Ghea udah sampai duluan. Ia menunggu diatas montor gue sambil mendengarkan musik melalui earphonenya.

Gue dan Tania turun duluan, sedangkan Irene memarkirkan mobilnya dulu.

"Alice mana?" Tanya Ghea saat gue sama Tania menghampirinya.

"Biasalah, dia teler diperjalanan." Jawab gue.

"Ohh, yaudah gue markirin montor dulu, sambil bantuin Anu bangunin alis mata." Ujar Ghea.

Gue sama Tania masuk ke Apartemen. Gue beresin makanan yang gue beli tadi, sedangkan Tania duduk di sofa dan nonton TV sambil makan makanan ringan yang ia bawa dari tadi.

Tiba-tiba...

Brukk...

Pintu Apartemen gue terbuka dan munculah dua orang yang sedang memapah satu orang.

Ya. Yang masuk adalah Ghea dan Irene yang sedang memapah Alice. Mereka bisa masuk ke Apartemen ku karena aku memang memberi tau kunci password nya. Dan yang tau hanya kami berlima.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fake SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang