## 3. "Kesialan?" ##

158 79 14
                                    

"Kalau jalan tu liat - liat, matanya dipake gak cuman untuk pajangan aja. Nanti mubazir!"

*Karellion Putra Pertama*

-------------------------------------------------------

Lampu merah? Diterobos?
Ya. Hahahaha.....

Saat ini gue sedang dijalanan, jalan menuju sekolah. Karena gak ada polisi yang jaga, maka gue terobos aja tuh lampu merah.

Gue sedang buru - buru, takut gerbang sekolahnya keburu ditutup sama pak satpam.

"Apa lewat jalan tikus aja ya? Mungkin lebih cepet sampenya" batin ku.

Saat masuk gang, gue gak tau kalau dalem gang itu banyak orang pada jualan. Mirip pasar.

Karena terkejud gue bawa Arex-nya jadi oleng dan ternyata gue senggol salah satu gerobak hingga ambruk. Kalu gak salah itu penjual sayur deh, soalnya banyak sayur daun ijonya yang pada tumpah.

Dan gue rasa penjualnya pada marah - marah deh.

"Woy kalau nggak bisa bawa montor gak usah pake!"

"Matanya dipake woyy!"

Gue tengok deh tanpa berentiin montor sambil...

"Maaf, maaf ya Pak saya buru buru maaf"

Karena gue gak liat depan, ternyata...

Grobyak...

Ternyata gue nubruk gerobak lagi. Kalau diliat - liat sih penjual buah, karena banyak bulat - bulat yang pada tumpah.

"Maaf pak, lain kali saya akan lebih hati - hati"

"Oi, tanggung jawab dulu!"

"Maaf pak, saya buru-buru"

Dan gue memutar gan montor agar lebih cepat. Gue rasa masih pada marah-marah deh para penjual di belakang, kalu gue liatin dari spion sih gitu.

Fuh...

Akhirnya gue bisa bebas juga dari amukan masa dan akhirnya ketemu dengan jalan raya kembali.

Gue liat jam yang melingkar di pergelangan tangan kiri gue, pukul 06:45. Berarti masih ada sekitar 5 menitan lagi sebelum gerbangnya ditutup.

Apalagi perjalanan menuju sekolah tidak terlalu panjang lagi. Gue rasa masih cukup. Dan gue bawa montornya gak seugal-ugallan tadi, gue turunin kecepatan.

Gue udah sampai sekolah, tinggal menyabrang jalan aja. Ada polisi yang biasa membantu siswa-siswa seperti gue sekarang ini.

Setelah menyabrang jalannya gue segera menuju gerbang.

"Loh kok ditutup?"

"Pak, Pak Ujang. Kenapa ini kok gerbangnya ditutup pak? Saya kan mau masuk, terus masuknya gimana kalau ditutup gini sama Bapak?" Ucap gue.

Seorang laki-laki separuh baya mendekati gue yang berpakaian hitam putih dengan aksesoris topi dan tongkat yang ada ditangannya selayaknya seorang satpam.

Fake SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang