Pria yang disukai

5.6K 601 120
                                    

Renjun keluar kelas dengan malas, dia lapar, sungguh. Haechan sudah menunggunya dikantin fakultas, sahabatnya itu tidak mau membangunkan dirinya yang tertidur pulas selepas kelas pertamanya.

Renjun berjalan memasuki area kantin yang begitu padat oleh mahasiswa yang sama kelaparannya dengan dirinya. Dia menemukan Haechan sudah di meja yang biasa mereka duduki, lalu dirinya berjalan kearah meja itu.

"Sudah aku bilang kamu tuh jangan keseringan main game"

Ocehan Haechan tidak digubrisnya sama sekali, Renjun benar-benar lapar. Dia malas meladeni Haechan dengan perut lapar seperti ini.

"Mau makan apa? Biar ku pesankan"

"Sama kan saja seperti mu"

Haechan menghelakan nafasnya sejenak, lalu dia bangkit dari mejanya untuk memesan makanan.

Suara ricuh mengalihkan perhatian Renjun, bisa ditebak apa penyebabnya. Siapa lagi kalau bukan si bastard beserta jejeran temannya yang bisa di bilang popular.

Merotasikan matanya malas, Renjun akui mereka semua tampan. Tetapi tidak usah berlebihan seperti ini kan? Setiap ada mereka pasti semua mahasiswa bakal berteriak heboh. Tidak bosan apa? Renjun saja yang setiap hari melihat si bastard merasa bosan. Jengkel malah!

Saking sibuknya berkomentar tentang si bastard dan teman-temannya, Renjun tidak menyadari bahwa Haechan sudah berada didepannya dengan makanan yang mereka pesan.

"Tertarik dengan mereka? Atau salah satu diantara mereka?"

Suara Haechan mengalihkan perhatian Renjun, "Jangan harap!" Balas Renjun dengan cepat, lalu dia segara menyantap makanannya dengan lahap.

"Tsundere seperti biasa"

"Terserah apa kata mu"

Mereka berdua asik dengan kegiatan yang sama-- yaitu menyantap makanan yang mereka pesan. Tidak menyadari bahwa salah satu diantara mereka sedang diperhatikan oleh seseorang yang tidak jauh dari meja mereka.

Disisi lain-- Jaehyun dan teman-temannya sudah biasa mengahadapi situasi seperti ini; situasi dimana mereka menjadi pusat perhatian. Narsis memang, tapi itulah faktanya.

Mereka berlima-- Jaehyun, Taeyong, Yuta, Johnny dan Doyoung duduk dimeja yang tidak jauh dari mejanya si kecil-- Renjun.

"By the way, Jae. Ada kemajuan?"

Jaehyun menggelengkan kepalanya saat menjawab pertanyaan dari Johnny, "Seperti biasa" ucapnya.

Mereka semua-- minus Jaehyun menghela nafas lelah, Jaehyun yang mengejar cintanya mereka yang lelah.

"Lalu, kamu mau terus seperti ini? Tidak ada kemajuan sama sekali?"

"Apa perlu kita bantu?"

"Tidak perlu, aku seorang gentleman asal kalian tau!"

Mereka berempat merotasikan matanya mendengar ocehan Jaehyun. Ya, ya, ya seorang gentleman yang tidak bisa membuat sang submisif seperti Renjun jatuh cinta! Terdengar miris.

"Kamu hamili saja si Renjun, biar si kecil itu menjadi milik mu seutuhnya" celetuk Yuta tanpa di filter terlebih dahulu.

Ucapan Yuta mendapatkan jitakan dari ke empat temannya.

"Yuta dengan otak mesumnya memang tidak bisa dipisahkan!"

Semua membenarkan ucapan Doyoung, Yuta dan otak mesumnya memang sudah menjadi sinkronisasi sejak dari bayi.

Diam-diam Jaehyun memperhatikan Renjun yang sedang makan dengan lahap, dia tersenyum melihat pemandangan itu.

*Bastard*

BastardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang