3

337 61 4
                                    

"Aku bisa jelasin semuanya."

June akhirnya membuka suara dihadapan istrinya yang sedang duduk di depan meja rias memunggungi dirinya.

"Gak perlu, cukup jawab pertanyaanku aja," ucapnya dengan nada yang dingin.

"Aku bener-bener minta maaf, aku juga baru tahu saat dia udah berumur lima tahun," June tak berani melakukan apapun lagi.

Rosè menghela nafasnya panjang, "jadi setiap kamu pergi ke luar kota itu buat ketemu dia?"

"Iya, aku harus menafkahinya, membiayai hidup dia, dia juga butuh sosok ayah karna dia anakku juga. Dua minggu lalu ibunya meninggal, aku memutuskan untuk bawa dia kesini. Janu bisa kesulitan hidup sendiri," jelasnya.

"Setelah perempuan itu gak ada, kamu bawa anak itu dan minta aku buat jadi ibunya?" dadanya seperti mau meledak, Rosè tetap mencoba mengendalikan amarahnya agar tidak mendengar pertengkaran mereka.

"Aku bener-bener minta maaf... Kamu pasti kebingungan seperti aku waktu itu..."

"Tahu apa kamu soal apa yang aku rasa?!" Rosè menatap tajam ke arah June, emosinya sedikit keluar kontrol.

"Kalau kamu gak mau rawat dia, gak apa-apa. Aku bisa titip dia di rumah ibuku." June menawarkan sebuah solusi.

"Kamu mau bikin aku malu di depan keluargamu?"

June sudah tidak bisa berpikir lagi, percuma saja karena semuanya akan terasa serba salah.

"Bisa-bisanya ya aku percaya sama kamu. Gila! Udah belasan tahun keluargaku hancur,"

Rosè kini mengamuk melemparkan segala benda yang dihadapannya kepada June yang diam tak berkutik.

"Keluar!"

June pun langsung menuruti apa kata istrinya, ia tak bisa berbuat apa-apa selain mengikuti apa kata Rosè karena tak ingin semakin membuatnya marah.

June merenung sendirian di ruang kerjanya. Apakah keputusan untuk membawa Janu masuk ke kehidupan Rosè dan Jauhar adalah hal yang salah?

June terbangun karena seseorang masuk ke ruangannya, orang itu adalah istrinya.

"Siapa ibu anak itu?" tanya Rosè.

"Kamu gak perlu tahu, lagi pula dia udah gak ada dan dia gak punya keluarga," jawab June.

Rosè menghela nafas panjang, "Oke, aku mau rawat dia."

Setelah memikirkan segala konsekuensi yang harus diterimanya, Rosè pun memutuskan untuk menerima Janu walaupun ia juga merasa itu bukan hal mudah.

"Makasih..makasih," June mengucapkan terima kasih berkali-kali pada Rosè sambil memeluknya erat.

By NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang