kakak jangan marah

2.8K 225 11
                                    

Seumur hidupnya, sungyoon tidak pernah amarah mengendalikannya. Dia itu pintar ngendaliin emosi apalagi di depan keluarganya terutama adik tercinta. Tapi entah kenapa setelaj dia selesai meeting dengan klien di cafe bunda nya, perasaan tak suka dan marah mengelilinginya. Apalagi mengingat tatapan adiknya yang akhir-akhir ini tersirat bahagia hanya karena kating nya. Sungyoon tau, sungyoon kenal dengan siapa adiknya dekat. Dengan siapa adiknya menjalin hubungan.

Sungyoon menyewa bodyguard diam-diam hanya agar adiknya aman, meskipun ada sang pacar yang menemaninya dan juga jimin. Tapi sungyoon merasa tak puas, dan fakta yang ia terima dia terasa tertampar karena selama ini adiknya patah hati pun dia tak tau. Jika saja dia tau akan berakhir seperti ini sungyoon akan melarang adiknya dekat apalagi sampai jadian dengan orang itu. Sungyoon merasa gagal menjaga adiknya.

Dan sekarang sungyoon di hadapkan dengan mata sembab adiknya, dia berusaha tak memeluknya. Sungyoon masih kecewa dengan dirinya yang tak becus menjaganya

"Kak, adek punya salah ya? Kakak jangan diemin adek"jungkook kembali meluruhkan airmatanya

Sungyoon masih diam.
Tangannya mengepal erat, merasa gagal.

"Kakak jangan diem aja, adek puny salah kan? Adek salah apa?"jungkook menggoyangkan tubuh sungyoon kuat, dia tak sabar mendengar jawaban yang kakaknya beri

"Kakak pengen sendiri"

Hanya kata itu yang sungyoon keluarkan. Dia berbalik membelakangi jungkook, sungyoon memasuki kamar mandi dan menguncinya. Di saat itu juga tangisan jungkook pecah, sedih dan bingung melihat kakaknya seperti ini. Karena jungkook tak tau dimana letak salahnya, padahal jungkook tidak salah. Hanya saja sungyoon ingin merenungi kesalahannya hingga jungkook mengalami hal seperti patah hati seperti itu. Sungyoon hanya ingin waktunya sendiri, dia tak sanggup kala harus menatap wajah manis jungkook namun mampu membinasakannya

"Maafin kakak, kakak emang bukan saudara yang baik untuk adek"sungyoon meluruh di balik pintu kamar mandi itu. Sungyoon masih mendengar tangisan adiknya, menjerit dan memanggilnya

Untung saja kamarnya kedap suara, maka tidak akan ada yang mendengarnya.

"Kakak, maafin adek. Kakak keluar. Hiks"

Sungyoon menggeleng ribut. "Kakak yang salah, bukan adek"gumamnya,

"Kakak, adek sayang kakak. Jangan marah"suara jungkook melirih. Sungyoon yakin adiknya pasti kelelahan dan mengantuk

Sungyoon keluar ketika tak ada suara apapun lagi, apa yang di bilang benar kan. Jungkook terduduk Lemas dan tertidur karena kelelahan menangis di depan pintu kamar mandi. Sungyoon membopong tubuh gempal adiknya dan membaringkan di tempat tidurnya, menyelimuti sampai ke dada setelah itu mengecup sayang surainya lalu turun ke kedua mata bengkak adiknya

"Apa yang kamu pikirkan sebenarnya nak, tak biasanya kamu mendiamkan adikmu sampai membuatnya menangis seperti ini"orangtuanya memasuki kamarnya. Di ikuti pula si anak ayam, jimin sepupunya.

Sungyoon menghela napas kasar. "Ada masalah ma, bukan hal penting sebenarnya"jelasnya

"Mama nggak percaya. Adikmu nggak sampai seperti ini jikapun kamu ada masalah, ayo cerita"

Jimin mengambil tempat di sisi jungkook, memeluknya dari samping. "Mungkin aku bisa bantu kak, tenang aja"jimin menimpali

Akhirnya sungyoon menceritakan apa yang membuatnya marah, marah pada diri sendiri dan marah karena adiknya di permainkan seperti ini.

"Kamu yakin kejadiannya seperti itu? Mungkin mereka ada kerja kelompok"ayahnya membuka bicara. Beliau udah kenal siapa itu yoongi, anaknya baik kok hanya saja dinginnya udah ngalahin kutub utara

"Mama setuju sama papa kamu, jangan ngambil keputusan dari satu sudut pandang"mama nya menceramahi 

"Tapi ma, nggak mungkin jungkook nangis karena yoongi kalo bukan si brengsek itu selingkuh"sungyoon kesal, orangtuanya seolah membela yoongi yang jelas-jelas salah.

"Tapi om, apa yang di bilang kak sungyoon bener. Jimin berkali-kali mergokin kookie nangis loh, apalagi kookie pernah di tinggalin di luar kelaparan dalam keadaan hujan lagi. Jimin juga pernah mergokin yoongi makan bekal dari jungkook berdua dengan seulgi"jimin menambahi.

Sungyoon kembali memanas mendengarnya, apa dia masih belum tau keseluruhan cerita dari jimin atau malah ada yang lebih parah lagi. "Ma, jangan biarin adikku dekat lagi dengannya"

Jika sungyoon udah seperti ini, marah besar. Mereka sebagai orang tua mendukung apa yang di katakan anak sulungnya, mereka juga tidak mau memberikan anak bungsunya pada orang yang salah. Dan membiarkan anaknya kesakitan batin seorang diri

"Mama sama papa dukung kamu, dan jimin tolong awasi jungkook di kampusnya"

"Siap om, tante"

Jimin mengekor di belakang paman dan bibinya. Dia juga harus pulang karena ada tugas kuliah yang mepet deadline, mereka mengiyakan dengan satu syarat, agar mulai besok dan seterusnya jimin mengantar jemput jungkook, nggak di perintah pun jimin tetep ngelakuin apa yang di bilang mereka. Jimin sih mengiyakan, karena hanya dengan itu dia bisa menjaga sepupunya full seharian. Kecuali jika sudah sampai kampus, karena gedung mereka berbeda.

Kookoo||(YoonKook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang