"Rene, sebenernya sebelum lo call gue kemarin si Taehyung juga udah nyamperin gue duluan."
"Hah? Maksudnya?"
"Iya awalnya gak jelas gitu 'kan dia cuma bilang suruh gue temenin lo nanti di sekolah, pas gue tanya kenapa dia bilang nanti juga lo hubungin gue. Dan bener. Ada apaan sih sebenernya?"
"SERIUS?!"
Jennie meringis saat yang makanan yang sedang dikunyah gadis itu membuatnya tersedak akibat terkejut, segera dia nenyodorkan minum.
"Pelan-pelan kek kalo makan."
"Serius mending lo cepetan cerita sebenernya kenapa. Mana kemarin lo nangis-nangis pula. Gue khawatir tau," kata Jennie sebal.
"Gue putus."
"LO GILA YA?!" persis seperti reaksi Seulgi kemarin. Entah Irene yang benar gila atau mereka janjian bereaksi seperti itu.
"DEMI APA? JANGAN BECANDA NYET. SAMA TAEHYUNG?" Irene memutar bola matanya malas membekap mulut yang menyebabkan orang-orang di sekitar mereka memperhatikan mereka karena suaranya sangat keras.
"Jangan kenceng-kenceng dong, Jen."
"Rene, seriously?!!!" Kenapa Jennie heboh sekali sih? Liat matanya itu hampir melompat dari tempatnya.
"Ya iya sama Taehyung. Lo kira gue pacaran sama berapa orang." Dengus Irene.
"YA TAPI KENAPAAAA?!"
"Wait, pasti elo yang mutusin. Iya kan?"
"Hm."
"Tuh 'kan anjir kalo Taehyung sih gak mungkin."
"KOK GAK MUNGKIN?!" Giliran Irene yang memekik.
"Tanya deh sama diri sendiri."
Semua orang saja tampaknya tahu bagaimana Taehyung menyayangi si keras kepala itu. Jadi kalau Taehyung memutuskan Irene berarti itu sebuah tanda tanya besar.
"Taehyung salah apa sih anjir sama lo, gila ya buruan cerita!" Sekarang Jennie juga mencecarnya. Entah, Irene sudah pasrah.
"Tapi lo jangan marah juga sama gue. Please. Seulgi udah marah jadi lo jangan."
"Lo- lo berantem sama Seulgi?"
"Gila ya gue punya firasat buruk."
Akhirnya Irene menceritakan detail kejadian yang terjadi kemarin. Diawali dengan pertengkarannya dengan Joy, sampai berakhir seperti sekarang. Jennie yang emosional pun tidak kuasa menahan umpatannya untuk mengatai Irene itu bodoh sekali sepanjang dia bercerita. Gadis itu terlalu naif. Dia tanpa sadar menyakiti banyak orang termasuk dirinya sendiri demi keegoisan satu orang.
"Ya, gitu deh." Dan seperti kemarin, Irene menangis lagi. Padahal mata bengkaknya belum sembuh.
"Rene, asli lo jahat banget sih sama Taehyung."
"Maaf." Dia terisak, Jennie yang tidak tegapun memeluknya dan kini mereka berdua menangis bersama seperti orang bodoh.
"Rene, lo baru aja korbanin Seulgi sama Taehyung buat satu orang yang gak tau diri! Ih gue jambak lo sekarang boleh gak sih? HUAAAAAA!"
"Jen! Kok bilang Joy gak tau diri sih?! Dia temen lo!" Jennie dengan emosi mengelap air matanya, melepas pelukan Irene.
"Mulai detik ini gak!" Elaknya sinis. "Dia egois banget gue gak paham. Gue gak nyesel dia pergi jauh-jauh dari kita."
"Dia gak egois, Jen. Dia cuma jujur sama perasaannya."
"Heh sinting." Maki Jennie kesal. "Duh lo-" kemudian Jennie menghela napasnya dalam-dalam. Ia harus membuka jalan pikiran Irene yang tersumbat sampah ini. Biasanya Jennie tipe orang yang tidak bisa menasehati dengan sabar, ia frontal. Tapi demi sahabatnya ini. Maka apapun akan ia lakukan.

YOU ARE READING
24 Hours
Teen Fiction24 Jam dalam hidup Taehyung itu disebut Irene. Kebahagiaannya, kesedihannya, segala perasaan dalam hidupnya tumbuh karena gadis konyol itu.