08:00

859 152 55
                                    

"Taehyung, Mama mau kasih tau kamu sesuatu nih!"

"Hm?"

"Eh Taehyung ini kabar bahagia lho, apalagi buat kamu pasti seneng banget dengernya."

"Kenapa?"

Mama cemberut melihat Taehyung yang bahkan tidak menengok ke arahnya. Untung Mama sabar, Mama tidak berniat mengutuk Taehyung. Anaknya itu sedang belajar untuk ujian besok. Ujian akhir semester dimulai besok, jadi seperti biasa Taehyung jadi autis.

"Liat Mama kenapa sih?"

"Iya aku kan denger pake telinga bukan mata."

"Gak bergairah amat hidupmu 6 hari kebelakangan ini." Mama pura-pura gak tau apa yang terjadi. Padahal ia tau sendiri itu kerjaan Irene yang mana Mama yang menyuruh. Padahal Irene bilang dia gak tega, tapi Mama mengomel. Kapan lagi mengerjai Taehyung?

"Tae, kamu mau tau gak?"

Taehyung menghela napas sebelum berkata, "oke." Dan menghadap Mama yang paling disayangnya itu karena emang Mamanya hanya satu.

"Kita berangkat ke London diundur! Seneng gak?" Mama menginformasikan seceria mungkin sedangkan orang yang diajak bicara malah mengerutkan keningnya.

"Oh? Okay." Kemudian dia berbalik lagi menatap bukunya memunggungi Mama.

"Taehyung, Mama serius tau. Soalnya Papa masih ada kerjaan, Kak Seokjin juga masih ada urusan kuliah. Nah emang tuh kesempatan kamu biar bisa ulang tahun di sini bareng sama si cantik. Seneng kan kamu? Kamu emang-"

"Iya, Ma."

Tanpa Taehyung tau, Mama menahan tawa melihat reaksi cowok itu yang bener-bener gak ada semangatnya. Sedangkan Taehyung tersenyum kecut. Senang apanya? Dia saja sedang bertengkar dengan Irene. Entah Irene sudi mengingat ulang tahunnya, entah sampai kapan mereka akan baikan. Begitu pikir Taehyung.

Padahal Taehyung selalu mencoba berpikir kesalahan apa yang terakhir dia lakukan? Atau memperhatikan tingkah laku cewek itu selama tidak bersamanya. Dia oke. Tapi, suatu ketika Taehyung membuka jendela kamarnya, dia tidak sengaja menemukan Irene menatap ke arah kamarnya. Namun segera cewek itu menutup jendela kamarnya dengan tirai. Huh.

Hampir seminggu, tapi Taehyung masih merasa bodoh karena tidak mengerti. Apa dia emang ditakdirkan pacaran dengan komik dan buku-buku pelajaran saja? Tidak. Dia tidak akan pernah membayangkan statusnya jadi tetangga lagi dengan Irene. Aha.

Tenang saja Taehyung. Karena kalau hubungan kalian berakhir, bukan kalian berdua saja yang menderita.

🍀

Untuk pertama kali seumur hidupnya bersekolah, seorang Irene telat. Meskipum Irene bukan tipe murid seperti Taehyung yang kepintarannya tersohor, tetap saja dia anak normal yang cukup teladan. Jarang terkena razia, apalagi telat. Hingga hari ini dirinya terdiam di gerbang bersama beberapa murid yang sama-sama telat. Yang lain nampak tenang dan telah terbiasa sedangkan Irene gelisah. Rasanya ingin menangis. Ini gara-gara dia gak berangkat dengan Taehyung astaga. Setiap hari, dia terbangun kesiangan dan sampai di sekolah sebelum gerbang benar-benar ditutup. Kali ini, parahnya dia telat. Parahnya lagi, telat di hari pertama ulangan, dan ada kumpul di lapangan. Biasanya untuk pemberitahuan saja.

"Gimana ini? Mau pulang." Irene merengek dalam diam, mana tidak ada teman yang dia kenal. Ibu jarinya menekan kontak Taehyung. Masa dia harus menelpon Taehyung sih?

"Huhu gimana ini? Kalo nelpon Taehyung, nanti gagal. Kan lagi marah. Tapi kalo gak, nanti dihukum. Ish. Ya udahlah." Irene mematikan layar ponselnya ketika Taehyung malah memanggilnya.

24 HoursWhere stories live. Discover now