WARN: D R A M A
Aku kaget kalian nanya di komen part kemaren "ini ada konflik? Kirain fluffy." Ada konflik. Pasti ada.
Kayaknya, 80% ini bakal sad end sih. 20%nya aku takut berubah pikiran dan kurang mantep sama konfliknya🙂👈
🍀
"Taehyung kamu ujian kapan?"
"Dua hari lagi."
"Packing lho, ya dikit-dikit. Biar pas deket mau liburan gak ribet," titah Mama, tangannya sibuk menyiapkan lauk pauk di meja makan. "Kamu juga Kak." Kali ini pandangannya mengarah pada anak pertamanya.
Seokjin mengangguk-angguk. Sedangkan Taehyung mengernyit memikirkan hal lain.
"Tahun ini kita ke London lagi?" Pertanyaan yang dilontarkan Taehyung membuat Mamanya itu berhenti sejenak dari kesibukannya bolak-balik dapur-meja makan.
Setiap libur akhir tahun, mereka memang pulang ke London untuk mengunjungi rumah Nenek dari Mamanya. Tapi- tapi bukan itu masalahnya. Bagi Taehyung, masalahnya adalah-
"Kok kamu nanya lagi? Iya dong kita pulang. Oma udah nelpon dari kemarin."
"Boleh gak tahun ini aku gak ikut?" Hhh, Taehyung tetap bertanya meski ia sendiri tau jawabannya pasti tidak.
"Janganlah, Oma pasti nanyain. Lagian lo mau sama siapa di rumah?" Kak Seokjin menyahut mewakili keheranan Mama.
"Kenapa kamu bilang gak ikut, sayang?"
"Kalo gitu aku nyusul deh, pokoknya aku ada di sana sebelum tahun baru." Cowok itu mengabaikan pertanyaan Mamanya, tetap bersikeras dengan kemauannya.
"Iya tapi kenapa, Taehyung?"
"Eum," Taehyung menggaruk tengkuknya, "aku mau rayain ulang tahun di sini. Udah lima tahun aku rayain di London."
Tunggu, tunggu. Sepertinya Mama tau ke mana arah dan maksud tujuan Taehyung.
"HAHAHA ASTAGA. Bucin banget sih lo, dek. bilang aja mau rayain bareng Irene. Iya kan? Bela-belain banget mau nyusul ke London." Kakaknya itu terbahak sedangkan Mama hanya mengulum senyum geli sambil menggeleng.
"Bilang dong, gak usah basa-basi gitu."
"Dikasih makan apa sih Ma, Taehyung sama si Irene? Nempel banget."
"Cantik banget kayaknya Kak, Irenenya."
Taehyung hanya bisa memutar bola matanya malas mendengar omongan-omongan usil Mama dan Kakaknya.
"Jadi gimana, Ma?"
"Mama gak tau. Izin sama Papa." Ah, Taehyung bisa ngebayangin wajah usil dan menyebalkan Papanya itu godain dia. Gak banget jadinya.
"Dek, zaman udah canggih kali. Vidcall, kan bisa. Gak yakin soalnya gue meskipun lo dapet izin dari Papa buat nyusul kita ke sana habis ulang tahun lo sedangkan kita berangkat jauh-jauh harinya. Berati lo di rumah sendirian gak sebentar," ujar Kak Seokjin panjang lebar. Maksudnya gak yakin gimana ya? Kayak Taehyung anak kecil saja.
"Bener, Taehyung. Mama gak tega ninggalin kamu sendirian."
"Aku bisa ke sebelah, kan."
"Eh," Mama melotot kepadanya. "Ngerepotin."
"Ya udahlah. Boleh kan aku ajak Irene ke London?"
Astaga anak ini. Seperti bakal berpisah bertahun-tahun aja sama Irene.
"Taehyung," mama menepukkan kedua tangannya lalu meremas lap tangan agar tangannya bersih. "Mama sama Papa pasti kasih izin kalo Irene ikut. Kenapa enggak? Tapi gimana sama Ayah Bundanya? Emang mereka gak mau liburan sama Irene? Apalagi Irene tuh anak satu-satunya, cewek lagi." Mama mencoba memberi pencerahan ke anaknya yang tiba-tiba jadi kayak anak kecil banget. Maksudnya, Taehyung tidak pernah marah gara-gara hal seperti ini. Dan lihat sekarang ekspresi wajahnya itu. Murung, jelas sekali. Jadi tahun ini dia gak bisa merayakan ulang tahunnya bersama Irene, lagi. Kedua kalinya.

YOU ARE READING
24 Hours
Teen Fiction24 Jam dalam hidup Taehyung itu disebut Irene. Kebahagiaannya, kesedihannya, segala perasaan dalam hidupnya tumbuh karena gadis konyol itu.