Mulmednya boleh diputar, enggak jg gak papa kok. Happy reading♡
🍀
Seokjin sudah berkali-kali meneriaki adik laki-lakinya untuk makan malam dan tidak ada sahutan yang didengarnya. Sejak pulang sekolah, entah kenapa Taehyung tidak keluar kamar. Padahal biasanya ia sibuk menganggu Yerim. Atau pergi ke rumah Irene.
"Adek, makan dulu woy." Seokjin mengetuk-ngetuk pintu kamar itu lagi-lagi. Sampai beberapa detik kemudian pintu kamar terbuka menampilkan wajah sang pemilik kamar yang tampak suntuk. Sangat suntuk.
"Lama banget gila. Ngapain dulu sih?"
"Tadi di kamar mandi," jawab Taehyung sekenanya.
"Muka suntuk amat sih, abis putus apa gimana," kata Kakaknya itu asal yang sialnya memang iya. Hampir. Tidak tau Taehyung bingung apakah dia sudah putus? Karena seingatnya ia tidak menyetujui putus yang dilontarkan tiba-tiba itu.
"Lho? Beneran putus, Dek?"
"Udah ah, ayok makan." Taehyung berjalan malas mendahului Kakaknya sebelum dia berceloteh tentang banyak hal.
"Masa sih putus? Orang berantem aja jarang." Ia menggumam sendiri heran kemudian segera menyusul adiknya yang berjalan tanpa gairah itu.
Mama yang sedang menyuapi Yerimpun heran juga melihat anak keduanya tampak suntuk. Dia melayangkan tatapan bertanya pada Seokjin yang dibalas dengan mengendikkan bahu ringan. "Kamu sakit, Nak?"
"Gak, Ma. Aku capek mau persiapan proposal penyerahan berhenti dari ekskul." Bohongnya. Biasanya, ketika dia pulang tengah malam karena lombapun dia tetap sempat pergi ke kamar adiknya hanya untuk menggoda Yerim yang sedang tidur. Mengusak-ngusak hidungnya pada pipi chubby adik perempuannya itu hingga dia menggeliat bangun padahal Mama susah payah membuatnya tertidur. Tapi lihat, hari ini dia benar-benar berbeda.
Makan malam berjalan dengan hening, semua menghormati si anak kedua yang tampak sedang sedih.
"Aku ke kamar ya, Ma. Kak." Kemudian berjalan begitu saja ke kamarnya. Sepertinya ada masalah serius.
"Kak samperin adiknya. Mama mau bobo-in Yerim dulu. Berantem sama Irene kali yah? Atau sama Jimin?."
"Putus sama Irene kayaknya, Ma."
"Hah? Kamu ngomong jangan sembarangan ah, Kak." Mama memukul bahu lebar itu pelan.
"Dih tadi aku gak sengaja nyandain ekspresinya langsung berubah. Berarti kan bener."
Setelah Seokjin mencoba menawarkan adiknya untuk berceritapun, dia tidak mau.
"Gak perlu, Kak. Gue gak papa." Gitu katanya. Sepertinya dia butuh waktu sendiri. Kalau Taehyung butuh Kakaknya, Seokjin tahu Taehyung pasti akan menghampirinya dengan kemauan sendiri tanpa harus dipaksa. Karena dia selalu menekankan kepada adiknya bahwa Taehyung bisa bicara kapanpun dia mau, Seokjin akan selalu mendengarkan.
Meskipun terlihat jarang bersama, sebenarnya mereka ini benar-benar dekat. Seokjin selalu jadi orang pertama yang tau rahasia adiknya bahkan sebelum siapapun. Dia juga selalu menempatkan dirinya dengan baik. Kalau dia butuh untuk serius, maka dia tidak akan bercanda.
YOU ARE READING
24 Hours
Teen Fiction24 Jam dalam hidup Taehyung itu disebut Irene. Kebahagiaannya, kesedihannya, segala perasaan dalam hidupnya tumbuh karena gadis konyol itu.