Renjun, Jaemin, Jeno, dan Haechan sedang jalan kaki ke rumah Chenle. Mereka jalan kaki karena lupa menyisakan uang jajan untuk naik angkot.
"Anjir capheek," ucap Haechan.
"Lemah lu," ejek Jeno.
Tiba-tiba, ada peluru mengarah ke mereka, dan hampir kena dada Jaemin.
"AWAS! NUNDUK WOY!" teriak Renjun.
"BANGSAT SALAH GUE APA TIBA-TIBA DITEMBAK?!" umpat Jaemin.
"PELURU DARIMANA ITU OY?!"
"KOK JADI SEREM OMO..."
"Guys... dibelakang ada bapak-bapak pake masker item ngeliatin kita, disamping juga ada, emang ngeliatin apa gue yang geer?" bisik Jeno yang membuat Renjun tersadar,
"CEPETAN LARI WOEY!!!"
"Bocah itu sialan!"- ***
"HEH GUE BELOM PAHAM WOY! TADI ITU APAAN?!" tanya Jaemin sambil terus berlari mengikuti Renjun.
"NTAR GUE CERITAIN, POKOKNYA LARI DULU!" teriak Renjun
"ANJIR BAPAK-BAPAK MASKER NGEJAR!"
"INI LARI KEMANAA?!?!"
"KERUMAH CHENLE LAH!"
"Dengerin gue! kita udah di depan komplek rumahnya Chenle. Gue sama Haechan ke gang kanan, Jaemin sama Jeno ke gang kiri. Entar ketemu di rumahnya Chenle. Tau jalannya kan? Mencar sekarang!" komando Renjun.
"H-hahh hah lemak gue bergetar hebat," gumam Haechan yang masih terus berlari walaupun udah ngos-ngosan.
"Chan, cepetan woy! Heh? Haechan mana?!" Renjun menengok dan tidak ada Haechan dibelakangnya, meskipun bapak-bapak maskeran udah ga ngejar lagi.
"H-hhh, enggak, gamungkin. Haechan gamungkin ketangkep bapak-bapak tadi. Nggak mungkin anjir!" Renjun berusaha menghilangkan pikiran negatifnya.
"Njun! Haechan mana?" tanya Jeno yang barusan sampe di pekarangan rumah Chenle, dan beberapa abang-abang melihatnya heran.
"Ini bocah-bocah ngapain lari-lari dah? Petak umpet?" batin Doyoung keheranan.
"Are you okay? Haechan mana?" tanya Mark sambil mengunyah bongkahan semangka.
"G-gak tau bang, tadi..."
"BANG MAAAAAAAARKK!!!" Haechan lari dan langsung memeluk Mark dengan gerakan yang sangat tidak santai.
"UOHOGH OHOK OHOK UOHOGGH SHIT I KESELEK WATERMELON!"
"Santuy hoy santuy," ujar Yangyang yang tiba-tiba muncul.
"Hhhahhhhhh... akhirnyaaahhhh... nyampehhhh...capeeeekhh..." Haechan datang dengan ngos-ngosan.
"Lu ngapain desah-desah?" tanya Yuta.
"Gue ngos-ngosan, semprul!" ucap Haechan.
"Abis darimana lu woy bikin panik!" ucap Renjun.
"Tadi gue kan dikejar bapak-bapak masker item. Karena kepepet akhirnya gue masuk ke rumah Pak Suho sekalian numpang berak, hhehhehhe. Ciyee khawatirin gue aw awwww," ucap Haechan.
Renjun udah siap-siap meninju muka Haechan lagi tapi tangannya ditahan oleh Jeno, "Jangan ditinju lagi Njun, ntar mukanya penyek," ucap Jeno.
"Bego."
"Btw Pak Suho siapa lagi? Gue taunya Pak Jongin, tukang sapu komplek lu," tanya Jaehyun.
"Pak RT gue, yang tembok rumahnya gapake batu-bata tapi pake Iphone X," ucap Chenle.
"Gila ini komplek orang-orang holkay, bahkan rumah Pak Jongin yang tukang sapu aja masi pake Gucci," ucap Taeyong.
"Eh tadi apa lu bilang? Dikejar bapak-bapak masker item?" tanya Johnny.
"Ho'oh, kayaknya dia yang nembak peluru ke arah dadanya Nana, tapi pelurunya aneh sih," ucap Haechan sambil menunjuk Jaemin.
"Oh yOu aRe NaNa???"
"Basi, Cas," ucap Jaemin.
"Peluru aneh? Tadi gue juga liat peluru aneh yang hampir kena Taeil," ucap Kun.
"Njun katanya lu mau ceritain?"
"Ke ruang tengah aja yok, itu coklat amerikanya dimakan dulu," ucap Chenle.
"Gilaaak ini rumah kedua lo kan?"
"Iye, Bapak gue beli rumah sederhana disini buat gue sendiri," ucap Chenle.
"Sederhana katanya," ucap Jisung sambil mengusap dada. Jisung emang udah terbiasa sama kekayaan Chenle.
"Kumpulin dulu semua disini."
Hendery pun memanggil Dejun dan Winwin yang lagi rebahan di kamar serta Ten yang lagi vidcall manjyah ama seseorang, anggep aja ama author h3h3.
"Sip udah 21," ucap Taeyong setelah ngitungin membernya.
Rumah Chenle emang besar banget guys, jangan heran kalo 21 orang bisa cukup.
"Tadi pas nongkrong di cafe, tiba-tiba ada orang ngintip, ga keliatan mukanya. Trus kayaknya orang itu sadar gue liatin, akhirnya dia tiba-tiba nembak peluru ke gue tapi untungnya ga kena," ucap Taeil.
"Tapi yang gue heran, pelurunya bukan peluru biasa. Bukan dari logam, warnanya kuning mirip kayak peluru mainan yang dijual di warung Pak Sehun," ucap Ten.
"Gue liat sekilas peluru yang hampir nembak dadanya Jaemin tadi emang kayak peluru mainan, warna kuning, gajelas bentuknya," ucap Jeno.
"Kesimpulannya, pelaku kasus Bang Taeil sama Jaemin satu komplotan?" tanya Dejun.
"Iya. Sebenernya gue familiar sama salah satu bapak-bapak yang nembak peluru tadi," ucap Renjun.
"Gue kemaren sore ke minimarket sendirian, gue liat bapak itu awalnya baik-baik aja. Tapi di perjalanan pulang, bapak itu kena tembak sama seseorang."
"Gue langsung sembunyi di pohon mangga. Gue amatin bapak itu, dia cabut peluru yang nancep di kakinya. Abis itu orang yang nembak keluar dan nyamperin si bapak."
"Diluar dugaan gue, bapak itu malah ngikutin orang yang nembak. Gue liatin terus, dan bapak itu dikasih tembakan. Besoknya, malah bapak itu yang nembakin orang lain," sambung Renjun.
"Jadi kalo kena tembak, otomatis jadi berpihak sama komplotan itu? Meskipun pelurunya dicabut?" tanya Jaemin.
"Emang mereka yang ketembak diapain kobisa langsung ikut komplotan itu? Diancem?" tanya Doyoung.
"Menurut gue, itu bukan peluru plastik biasa. Pasti didalemnya ada sesuatu." ucap Jaehyun.
"Nah itu yang harus kita cari tau. Kenapa orang yang ketembak bisa langsung berubah. Pasti ada bos komplotan dibalik semua ini, dan mereka hanya patuh ke bosnya,"
"Like a robot?" tanya Mark.
"Yes, but ada sesuatu yang buruk, yang harus kita hadapi. Kayaknya..."
"Apa?"
"Bos komplotan itu menargetkan kita semua untuk dijadikan robotnya."
Gajelas tolonk ༎ຶ‿༎ຶ
Pengen unpub jadinya hshshs ༎ຶ‿༎ຶ
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGHT | NCT WAYV (✔︎)
HumorNCT OT21 ; "YAKALI KITA MAU DIJADIIN ROBOT?!" Niatnya kerumah Chenle mau refreshing, lah kok malah jadi tambah pusing. (( nonbaku, harshword, receh, mohon jangan dibawa ke real life para tokoh )) highest rank #1 jungjaehyun, taeil, kimjungwoo, yuta...