5.5K 664 127
                                    

"Iya, besok gue ke kantor. Gue gak mau ribet, ya! Semua harus udah kelar!"

Gak lama gadis dengan rambut berwarna hitam kecoklatan itu mematikan sambungan telefonnya. Ia terlihat menghela nafas panjang sambil memicingkan matanya, berjalan menyusuri sebuah gedung elit di daerah Seoul dengan wajah yang sedikit masam.

"Eh. Jennie, kan?"

Gadis itu mulai menghentikan langkahnya, memutarbalikkan arah dan menemukan seorang pria dengan proporsi badan yang cukup bagus tengah tersenyum ke arahnya.

"Oh, bener Jennie. Boleh minta nomor hape, gak?" ujar pria itu sambil langsung menyodorkan ponselnya dengan senyuman lebar.

Jennie, wanita dengan balutan jeans berwarna hitam dengan blazzer senada itu mulai menatap pria itu sesaat, "kita saling kenal sampe gue harus ngasih nomor hape gue ke elo?" tanyanya dengan ekspresi tidak ramah.

Pria itu malah kembali tersenyum, "Setelah dapet nomor lo, kita bisa saling kenal, kan?" ujarnya percaya diri sambil kembali menyodorkan ponselnya kepada Jennie.

Wanita itu kembali menatap pria asing tersebut sebentar. Ia yakin, pria dengan proporsi badan lumayan ini adalah salah satu bagian dari mahasiswa gedung ini. Matanya meneliti sekujur tubuh pria itu. Gak lama, Ia akhirnya meraih ponsel milik pria asing tersebut sambil mengetikkan sesuatu di dalamnya.

Terlihat kini pria asing tersebut memancarkan ekspresi bahagia. Sampai gak lama Jennie mengembalikan ponsel tersebut kepada sang empunya sambil memberikan sedikit senyum culas kepada pria itu.

"Makasih banyak. Jangan lupa balas pesan aku nanti, ya cantik!", ujarnya sedikit berteriak ketika Jennie kembali pada rute awal.

Gadis itu tersenyum miring mendengar ucapan pria asing barusan. Hidungnya tampak mendengus sembari menyunggingkan cengiran geli, "You wish," gumamnya sambil terus melanjutkan perjalanan.

Tanpa melirik kebelakang pun, Jennie tahu ekspresi apa yang akan diberikan pria asing tak tahu malu tadi padanya.

Tanpa melirik kebelakang pun, Jennie tahu ekspresi apa yang akan diberikan pria asing tak tahu malu tadi padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata pria itu melebar menatap layar ponsel dengan beberapa kata yang terpajang disana. Tangannya mengepal membaca isi notes tersebut. Namun tangannya yang mengepal tadi malah Ia gunakan untuk membuka resleting celananya, sedikit mengintip apakah benar barangnya memang kecil?

Haruskah Ia menerima hal ini sebagai fakta?
































Jennie memasuki ruangan dengan desaign klasik itu sambil memasang wajah masam. Sang penghuni ruangan terlihat mulai menghentikan aktivitasnya ketika menemukan Jennie yang sudah duduk di atas sofa sambil menyilangkan kakinya.

[ BOOK 2 ] 7 RINGS : 1 R I N GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang