Jadwal, kostum, script, semuanya saat ini bertumpuk tepat di atas meja. Jennie dengan tangan ligat dan mata yang teliti itu masih terus beradu dengan papan keyboard laptopnya. Wanita itu kembali menggulir mousenya ketika aktivitas mengetiknya Ia jeda sebentar. Sampai akhirnya Kim Jennie menekan satu tombol di atas keyboardnya, dan berakhir dengan dirinya yang kini tersenyum lega sambil menatap layar laptopnya binar.
Wanita itu mulai sedikit merebahkan badannya di punggung kursi untuk meregangkan badan. Tanpa menolehkan tatapannya dari layar laptop, wanita itu mulai merogoh laci kerjanya. Selang beberapa waktu, tangannya nampak tak kunjung menemukan benda yang Ia cari.
Hal itu sukses membuat Jennie akhirnya memalingkan pandangannya dari layar laptopnya tersebut menuju laci kerjanya saat ini.
"Ck! Mana, sih?" desisnya sambil terus mencari benda yang dimaksud.
Tak kunjung menemukan benda yang Ia butuhkan saat ini, Kim Jennie berakhir dengan memicingkan mata sembari berdecak. Wanita itu kini mulai melirik ke kanan dan ke kiri, menemukan ruangan kerja yang saat ini hanya dihuni oleh dirinya sendiri.
Wanita itu mulai bangkit, berjalan dengan logat seolah mengecek tiap meja rekan kerja satu ruangannya itu. Hingga pada satu meja, Ia menemukan benda yang sedari tadi Ia butuhkan.
Tanpa ragu, Jennie langsung mengambil benda seukuran ibu jari itu, "meja siapapun dan punya siapapun, gue pinjem ya!" ujarnya sembari berbalik.
Namun yang dapat ditangkap adalah ekspresi terkejutnya yang sedikit banyak membuat seseorang yang kini berdiri tak jauh dibelakangnya itu gemas, "Lagi ngapain, Jen?" tanyanya ketika Jennie masih memicingkan mata sembari mengecek detak jantungnya itu.
"Taeyong. Lo bikin gue kaget aja, sih? Kalo gue jantungan gimana? Kayak hantu, ih! Tiba-tiba nongol gitu," Jennie berakhir dengan mengomeli Taeyong, pria yang datang dari dimensi lain yang kini masih terlihat menyamarkan senyumnya itu.
Pria tersebut nampak membentuk bibirnya sedikit menyerupai bebek sembari menggidikkan bahu, "Ada yang gue tinggal di meja. Pas banget, lo teriak 'siapapun minjem, ya' gitu," Taeyong mulai mencoba mereka ulang ucapan Jennie sebelum mengambil sebuah flashdisk di salah satu meja yang Ia tak tahu siapa pemiliknya itu.
Jennie ikut terlihat salting. Kenapa rasanya memalukan, ya?
"Eng--- gue kehilangan flashdisk. Deadline nya udah deket. Jadi gak masalah, kan minjem punya rekan sendiri," ujarnya.
Pria itu kembali mengutarakan senyum simpulnya kepada wanita pemilik mata menyerupai kucing itu, "Tapi tetep aja harus izin dulu sama yang punya," ujarnya memberitahu.
Jennie mulai menatap malas Taeyong sambil menghela nafas pendek, "Ribet, ya? Yaudah, siapa yang punya? Biar gue datengin lansung," Jennie membalas.
"Itu meja Wonwoo, Jen," jawab Taeyong lagi.
Jennie mulai menaikkan salah satu alisnya mengetahui flashdisk siapa yang ada ditangannya saat ini. Wanita itu kembali menatap Taeyong, "Oke. Ntar gue datengin Dia kalo gue minjem ini flashdisk. Problem solved," Jennie tersenyum miring sekilas sembari berjalan mendahului Taeyong.
Pria itu menahan nafas sebentar melihat Jennie yang sedikit mengabaikannya hari ini. Namun Taeyong mencoba untuk tak ambil pusing. Melanjutkan langkahnya menuju meja miliknya untuk mengambil barang yang Ia perlukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ BOOK 2 ] 7 RINGS : 1 R I N G
Humor[ Disarankan untuk membaca 7 Rings Series pertama sebelum membaca Cerita ini❣ ] Siapa bilang mereka udah selesai? #1RingNewEdition -ini adalah sequel cerita untuk Work Saia "7 RINGS" yang sudah tega menggantung semua pembaca dengan endingnya yang ti...