3.8K 537 67
                                    

Jennie gak pernah tau kalau dalam dua minggu kedepan akan banyak artis dari perusahaannya yang ikut dalam beberapa variety show dan beberapa lagi untuk memenuhi konten Youtube yang perusahaan buat untuk aktivitas masing-masing artis.

Beberapa tumpuk jadwal dan script ada ditangannya. Wanita itu terlihat buru-buru mengangkat tumpukan script, jadwal, dan kostum yang akan dipakai setiap artis dalam waktu dekat ini. Saking buru-burunya, Jennie tanpa sengaja menjatuhkan beberapa tumpuk, membuatnya nampak semakin kesal.

Wanita itu mulai berdecak. Dirinya mulai sedikit menjongkokkan diri diatas lantai untuk mengambil beberapa tumpuk kertas yang jatuh. Namun sialnya, kertas lain juga ikut terjatuh tak lama Jennie melipat kakinya itu.

Wanita itu nampak frustasi ketika melihat kertas-kertasnya yang berserakan di atas lantai saat. Jennie mulai mengerjap dengan mengangkat kepalanya. Tak sengaja menemukan seseorang dengan tampang dingin tengah berdiri tak jauh darinya sesaat setelah Jennie membuka mata.

Keduanya masih saling memberi tatap ketika sang pria dengan wajah dingin itu masih belum memberikan pergerakan apapun.

"Lo bakal berdiri disitu aja? Gak ada niatan bantuin gue, Nu?" tanya Jennie pada akhirnya. Ia tak memasangkan ekspresi memelas agar bisa mendapat pertolongan dari pria itu. Tapi dirinya hanya berharap agar pria itu dapat melakukan sesuatu dengan keadaannya sekarang daripada berdiri mematung disana.

Wonwoo, pria dingin yang datang dari kutub timur itu mulai mengambil langkah. Namun yang membuat Jennie merasa untuk perlu membunuh pria itu adalah ketika dirinya hanya berjalan mendahului Jennie, tanpa mengatakan apapun, tanpa melakukan apapun.

Jennie kembali memicingkan mata melihat aksi tak sopan yang Wonwoo baru saja lakukan padanya. Tak terima, Jennie mulai bangkit, meninggalkan kertas-kertasnya yang masih berserakan diatas lantai. Dengan segala perasaan geram yang memenuhi badannya, Jennie mulai menarik tangan Wonwoo untuk menahannya terus berjalan.

"Tunggu!"

Wonwoo mulai menatap Jennie dan tangannya yang digenggam wanita itu secara bergantian. Ia dapat menangkap ekspresi kesal yang tergambar diwajah Jennie saat ini.

"Bantuin gue," ujar Jennie to the point.

Pria dingin itu tak memberikan ekspresi apapun, "Gue gak punya urusan sampe harus bantuin lo," katanya membalas tanpa memberikan intonasi suara yang berarti.

Jennie dibuat semakin gemas dengan tingkah Wonwoo yang terlalu kepalang dingin itu, "Lo daridulu gak berubah, ya? Selalu dingin!" Jennie membalas dengan wajah kesalnya sambil mulai membalikkan badan. Seharusnya tanpa bantuan si pria dari kutub timur ini, Jennie masih bisa mengerjakannya. Itu cuman tumpukan kertas yang berserakan.

Wanita itu mulai kembali melipat kakinya untuk mengumpulkan seluruh kertas yang jatuh dan berserakan itu dengan wajah yang sedikit gusar.

Baru beberapa kertas yang terkumpul, Jennie kembali dapat menemukan kaki seseorang yang berdiri tak jauh darinya. Wanita itu mengernyit ketika menemukan pria yang sama dengan yang baru saja membuatnya naik pitam.

Jennie kembali menggerutu, "ngapain lo?" tanyanya ketika melihat Wonwoo dengan sigap mengumpulkan seluruh kertas yang berserakan dan menyusunnya rapi.

Seperti seorang Jeon Wonwoo yang biasa. Ia tak akan pernah menjawab pertanyaan semacam itu. Hingga seluruh kertas telah tersusun rapi. Pria itu kembali menatap Jennie dalam tatapan rubahnya itu.

[ BOOK 2 ] 7 RINGS : 1 R I N GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang