bertemu yang lain

37 5 5
                                        

Hingga tiba-tiba,...

Lora dikejutkan dengan manusia dihadapannya

"ASTAGFIRULLAH!" jerit lora

Suasana komplek memang dibilang sepi, namun ada beberapa anak muda yang nongkrong sambil bernyanyi nyanyi di malam minggu

"ih, lu kayak liat setan aja sih"

"lu ngapain disini?"

"bukannya tadi lu udah balik ran?"

Maharani aka rani memang setelah berpamitan pulang duluan, ia tak langsung pulang

Ia mampir dulu ke supermarket yang ada di depan 'rest cafe' untuk membeli cemilan

Namun, setelah ia selesai membeli beberapa cemilan, ia melihat lora yang masuk ke mobil bersama pria yang ternyata sagas

Rani awalnya tidak ingin khawatir bahkan tidak ada niatan untuk mengikuti kemana arah mobil yang dikemudikan sagas itu berlabuh

Tapi, karena feeling sahabat yang kuat dan pikiran rani yang terus menerus memikirkan hal negatif

Akhirnya rani diam diam mengikuti mobil sagas dari belakang

Dan, benar saja setelah melihat lora turun dan tidak langsung masuk ke rumah. Rani yakin bahwa lora sedang tak baik baik saja

Lalu akhirnya rani mengikutinya menuju lapangan komplek ini

"gua tau lu tuu jomblo, tapi seenggaknya jangan nongkrong sendiri di lapangan kek gini. Mana lumayan gelap, terus lu make baju dominan putih, duduk send..."

Ocehan rani terpotong saat lora tiba-tiba menunduk dan menangis

"eh eh!! Raa, jangan nangis kek gitu napaa. Makin seremmm huaaaa" ujar rani sembari menggoyang-goyangkan lengan lora

Lora yang lengannya di goyang-goyangkan hanya dapat pasrah, ia tak bisa mengelak karena bukan pada waktu yang tepat untuknya memprotes

"gua harus gimana ran?" lirih lora sangat pelan dan hanya bisa didengar oleh rani dan lora sendiri

Rani yang mengerti dengan keadaan akhirnya berhenti menggoyang-goyangkan lengan lora, tangannya berpindah pada bahu lora, dan sesekali menepuk menenangkan

"tangisin dulu aja ra, pertanyaan dan pilihan itu butuh jawaban pasti. Tapi, mungkin bukan sekarang. Nunggu lu reda dulu, dan mereka pasti akan menuntutnya. Dan juga, lu harus udah punya jawabannya" ujar rani

Lora yang mendengarkan ujaran rani semakin menangis dan bahunya semakin naik turun

Betapa beruntungnya lora, memiliki sahabat yang mengerti kapan ia butuh tanpa membuat pernyataan terlebih dahulu

'sahabat atau keluarga'

Pertanyaan itu tiba-tiba melintas, dan itu semakin menambah luka

Lora yang tak kuat akan pertanyaan itu, tiba-tiba menjambak rambutnya sendiri. Bagai ia ingin menarik pertanyaan itu keluar

Rani yang terkejut akan apa yang lora lakukan langsung menahan tangan lora yang terus menjambaki rambutnya sendiri

"istigfar raa!! Istigfarrr!! Raaaaa!! Ziloraaaaaaa" teriak raniii

Lora seketika langsung tersadar, dan menurunkan tangannya dari rambutnya. Ada beberapa helaian rambut yang ikut di tangan lora, akibat jambakannya sendiri

Lora langsung melihat ke kiri, dimana ada rani disitu dan rani menangis melihatnya begitu

"gua ga sanggup ran, ga sanggup" lirih lora sembari menunduk menenggelamkan mukanya ke tangannya

LIFE TO HEALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang