Cinta yang Terjaga

103 17 3
                                    

Cinta, sebuah anugerah terindah yang Tuhan titipkan kepada setiap insan, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an:


"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik." (QS. Ali Imran: 14)

Cinta, begitu indah saat hadir di hati. Apa yang dulunya pahit bisa berubah menjadi manis, yang kabur perlahan menjadi jelas, dan yang buruk, anehnya, bisa tampak begitu indah.

Cinta bisa menyapa siapa saja, termasuk aku. Awalnya, aku hanya merasa kagum, namun lama-kelamaan, rasa itu tumbuh menjadi cinta. Di awal perjalananku berhijrah, Tuhan menghadirkan seorang lelaki yang berhasil menarik hatiku. Mungkin bagi orang lain, dia tampak biasa saja. Namun, di mataku, dia begitu sempurna. Ada beberapa hal yang membuat hatiku tertaut padanya.

Salah satunya adalah keberaniannya. Inilah alasan pertama yang membuatku mulai jatuh hati padanya. Kalimat sederhana yang keluar dari bibirnya, "Bolehkah aku mengenalmu?" begitu berkesan. Di tengah begitu banyak lelaki yang pandai merayu dengan kata-kata manis, dia hanya menyampaikan pertanyaan yang jujur dan tulus itu.

'Kalau kalian berada di posisiku, apa yang kalian rasakan?'

Selain itu, semangat hijrahnya begitu memukau. Semakin hari, kekagumanku padanya kian tumbuh. Kami semakin dekat, saling berbagi kisah suka dan duka. Namun, di tengah kebersamaan itu, aku mulai lupa dengan batasan yang harus kami jaga. Kami belum terikat dalam ikatan yang halal.

Pada akhirnya, dengan penuh kesadaran, aku memberanikan diri untuk mengakhiri hubungan ini. Kami sepakat untuk tidak saling berkomunikasi kecuali dalam keadaan yang benar-benar penting. Pada awalnya, aku merasa baik-baik saja dengan keputusan ini. Aku bisa menjalani hari tanpa berbicara dengannya. Rasanya tenang, aman, tanpa gangguan. Tapi, jika bicara soal perasaan, entah kenapa, rasa cinta itu justru semakin tumbuh, meskipun kami sudah benar-benar hilang kontak.

Hari demi hari, perasaan ini semakin membesar, hingga akhirnya berubah menjadi rindu. Aku tak mampu menahan rindu yang terus menyiksa, begitu juga dia. Dan akhirnya, kami kembali berkomunikasi.

Namun, setiap kali kami mendekat, hatiku kembali gelisah. Maka, sekali lagi, lost contact menjadi solusi di antara kami. Begitu terus berulang, hingga akhirnya, saat ini, kami benar-benar hilang kontak, tanpa alasan yang jelas.

Tetapi, mungkin, dalam diam ini, Tuhan sedang menyiapkan rencana yang lebih indah...

Bersambung

MAWAR [TAMAT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang