Teman Mawar mendekatinya dengan tatapan penuh perhatian.
Senja: "Aku tidak suka melihatmu berpura-pura bahagia di hadapan banyak orang, sementara di belakang, kamu menyimpan derita yang dalam."
Mawar: "Bukankah kita seharusnya hanya berbagi kebahagiaan, bukan kesedihan?"
Senja: "Jika hatimu ingin menangis, biarkanlah air mata itu jatuh. Jangan menahannya, karena menahan air mata hanya akan membebani jiwa. Tidak peduli apakah kamu sendiri atau dikelilingi banyak orang."
Senja: "Apakah sedalam itu rasa yang kamu pendam?"
Mawar: "Bukankah setiap orang memiliki cara berbeda dalam menghadapi cobaan hidup?"
Senja: "Benar, namun masalah harus diungkapkan, tidak boleh disimpan sendirian. Lepaskanlah, ceritakanlah, agar hatimu sedikit lebih ringan."
Mawar: "Kadang, ada yang hanya bisa menangis tanpa kata saat menghadapi kesulitan, meyakini bahwa Tuhan mengetahui segala sesuatu yang ia alami."
Senja: "Ada berbagai cara menghadapi masalah, tapi ingatlah, aku adalah sahabatmu. Aku berhak tahu apa yang sebenarnya membuatmu seperti ini. Mengapa kamu enggan berbagi kisahmu denganku?"
Mawar: "Aku baik-baik saja, meskipun harapan yang kupunya tampaknya patah. Kadang manusia itu lucu, meski tahu betapa sakitnya berharap pada sesuatu selain Tuhan, tetap saja dia melakukannya. Aku sering bercermin dan tertawa, berkata pada diriku sendiri, Inilah warna kehidupan."
Senja: "Bagaimana mungkin kamu masih mengklaim 'baik-baik saja' sementara hatimu penuh luka? Seberapa tegarnya kamu di hadapan orang lain seperti diriku?"
Dengan itu, Senja berpaling dan pergi meninggalkan Mawar. Saat itu juga, Mawar membiarkan air matanya menetes, entah ia menangisi masalah yang membebani atau kesedihan karena kemarahan sahabatnya.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
MAWAR [TAMAT] ✔
Teen FictionMawar, ini adalah kisah seorang gadis yang menjaga dirinya dengan penuh kesederhanaan dan keanggunan, seperti bunga mawar yang merekah di tengah kerasnya kehidupan. Dalam perjalanan hijrahnya, ia bertemu dengan seorang lelaki yang membuat hatinya b...