8

2.3K 352 84
                                    


“kenapa Haechan memegang ponselmu?” tanya Jeno. Kembali menghentikan langkahnya, membuat Mark ikut diam, karena mendengar nama kekasihnya di sebut oleh Jeno.

ponselku terjatuh saat kami bersepeda, dan ternyata Haechan menyimpannya. Layarnya juga rusak, tidak bisa menyala.’ Jelas Jaemin.

Jeno menganggukan kepalanya mengerti, walau sebenarnya juga sedikit bingung, “baiklah. Dimana kalian sekarang?” tanya

dirumah neneknya Yiyang—noona’ jawab Jaemin, ‘kami baru saja selesai makan siang. Jeno~ masakan nenek Yiyang—noona enak sekali~ tapi udah habis, jadi sebelum kesini, Jeno makan dulu ya!’ jelas Jaemin, dan sebuah perintah diakhir kalimatnya.

Jeno tak bisa untuk tak tertawa kecil saat mendengar perintah Jaemin, yang entah mengapa terdengar begitu menggemaskan dan manis. “iya, aku akan makan siang bersama Mark—hyung, aku akan menutup telponnya. Aku mencintaimu.”

hmm, nana juga cinta Jeno~’

Setelah itu, Jeno memasukan ponselnya. Dan melihat kearah Mark yang tengah menatapnya dengan tatapan maklum, Jeno hanya menaikan bahunya acuh, sebelum akhirnya melangkahkan kakinya. Meninggalkan Mark yang tampaknya pusing dengan tingkah krekan kerjanya.

“kenapa aku harus peduli?” gumam Mark.



***



“Jeno bilang dia akan kemari,” jelas Jaemin, lalu memberikan ponsel Yiyang kembali pada pemiliknya. Jaemin menatap kearah layar ponselnya. Ya, ponsel itu baru diberikan oleh Haechan tadi. Iya, Ponsel Jaemin sepertinya memang rusak, layarnya sudah pecah dan tidak bisa dihidupkan.

“kapan aku menjatuhkan ponselku?” tanya Jaemin, lalu melihat kearah Haechan. Membuat Haechan balas menatap Jaemin, “saat kau mengayuh sepeda dengan kencang na,” jelas Haechan, tanpa mengalihkan pandangannya dari dessert yang tengah ia makan, sebuah es krim dengan rasa cokelat.

Jaemin tidak terlalu banyak bertanya. Pemuda manis itu hanya menganggukan kepalanya mengerti. Dan kembali mengambil gelas es krim miliknya. Lagi pula, ia bisa membeli yang baru nanti. Dan, bukan sebuah masalah hidup tanpa ponsel untuk beberapa hari kedepan.

Beberapa mereka habiskan untuk mengobrol, sesekali nenek Yiyang juga akan ikut berkumpul dengan mereka dan menceritakan beberapa cerita tentang tingkah laku Yiyang.

Dan tentu itu membuat Jaemin dan Haechan semakin semangat untuk mendengarkan, berbeda dengan Yiyang yang sepertinya harus berusaha dengan susah payah agar neneknya itu tidak bercerita lagi lebih banyak hal memalukan tentang dirinya.

Sebenarnya, ini sangat menyenangkan. Dan terasa begitu hangat. Haechan sangat menyukainya, walau ia baru bertemu dan mengenal Yiyang. Dibalik wajah dinginnya, Yiyang ternyata sangat ramah dan bersahabat. Juga perhatian, itu terlihat dari bagaimana wanita tersebut memperlakukan Jaemin dan Haechan layaknya adik.

Dan satu hal lagi yang membuat semuanya justru menjadi sangat menyenangkan. Ya, apalagi jika bukan karena Jaemin. Jujur saja, Haechan sama sekali tak akan pernah bosan memandangi wajah manis itu. Dan Haechan sangat menikmati waktu kebersamaan ini.

Entahlah, sudah berapa hari Haechan lewati hanya dengan sedirian. Karena, Heachan memang tidak memiliki banyak teman. Baiklah, Haechan punya satu teman, lebih tepatnya sahabat dekat. Namun, ia sudah pindah ke Inggris 3 tahun lalu. Dan hingga saat ini mereka tidak saling mengjubingi.

Kekasihnya, Mark. Terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Haechan tak mengerti kenapa kekasihnya itu sangat gila bekerja. Mark memang tidak pernah melirik kearah pemuda manis ataupun gadis-gadis manis yang cantik. Karena sepertinya, bagi Mark berkas-berkas di perusahaan terlihat jauh lebih menarik daripada Heachan sendiri. Dan, itu cukup untuk membuat Haechan kesal.

SENTIMENTAL (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang