9

2.2K 327 36
                                    


"Kalian yakin?" tanya Jeno, sedang Haechan dan Jaemin hanya menganggukan kepalanya.

Ini adalah hari ketiga mereka berada di Shanghai. Haechan dan Jaemin berencana untuk menghabiskan waktu mereka dengan berbelanja disekitaran toko yang ada di dekat hotel. Dan mungkin sambil berjalan-jalan santai. Namun, Jeno tampaknya sedikit khawatir karena Haechan dan Jaemin hanya akan pergi berdua. Bukan cemburu, Jeno hanya tidak mau ada sesuatu yang buruk terjadi pada Jaemin maupun Haechan [terutama Jaemin] dan lagi, Yiyang tidak bisa mengantar mereka. Karena rupanya Nainai [nenek Yiyang] sedang sakit. Membuat gadis itu harus pulang ke rumahnya untuk menjaga nenek kesayangannya itu.

"Mark—hyung! Katakan sesuatu!" seru Jeno saat melihat Mark yang sedaritadi tampaknya tidak terlalu peduli dengan apa yang tengah Jeno perdebatkan dengan Jaemin.

Mark mulai mengalihkan pandangannya dari ponsel, melihat kearah Haechan yang duduk di samping kanannya, tengah sibuk memakan kentang goreng miliknya [mereka tengah sarapan di restoran hotel] yang hanya dibalas sebuah delikan singkat oeh kekasihnya itu.

"Baiklah," ucap Mark "kalian berdua," Mark kini menunjuk kearah Jaemin dan Haechan bergantian "berhati-hatilah saat berbelanja." – Mark

"Hyung!" seru Jeno tak suka, bahkan rahang milik pria yang lebih muda dari Mark itu tampak sedikit mengeras tanda jika ia mungkin saja bisa meledakan amarahnya.

Jaemin yang melihat itu dengan segera berusaha menenangkan kekasihnya yang duduk tepat di samping kirinya. "Jeno~" rengek Jaemin, "lagipula aku dan Haechan hanya akan jalan-jalan di sekitaran hotel. Tidak akan pergi jauh." Ucap Jaemin dengan nada bicara lembut miliknya, mata bulatnya menatap penuh harap kearah Jeno yang balas menatap Jaemin lalu setelahnya menghembuskan nafasnya kasar.

"tidak usah khawatir. Aku bisa menjaga Jaemin," ucap Haechan, "aku tau kau mengkhawatirkannya." Jelas Haechan. Dan entah mengapa, Mark merasa nada bicara Haechan terdengar sedikit melemah dikata 'khawatir'

Jeno menggelengkan kepalanya, "bukan hanya Jaemin, aku mengkhawatirkan kalian berdua." Jelas Jeno. Ayolah, kedua pemuda manis ini akan pergi berdua tanpa ditemani oleh mereka.

"Jeno! Sudah jangan banyak bicara," gerutu Jaemin sambil mencubit gemas bibir kekasih tampannya itu, "Tapi, na—"

"ssttt!" Jaemin menaruh jari telunjuknya di bibir Jeno, membuat pemuda tampan itu mau tak mau harus menghentikan ucapannya. "aku pergi sekarang, jangan terlalu banyak mengomel —cup!" setelah mengatakan itu, Jaemin mengecup singkat bibir Jeno dan berdiri dari duduknya.

"Haechanie ayo pergi sekarang!" seru Jaemin, dan tanpa banyak bicara segera menarik lengan Haechan. Bagaimanapun juga Jaemin harus pergi cepat-cepat sebelum Jeno berubah pikiran. Mark dan Jeno hanya memandang punggung kedua kekasih manis mereka yang semakin menjauh.




***




"apa Jeno memang selalu seperti itu?" tanya Haechan pada Jaemin yang tengah menrangkul lengannya. Jaemin tak menjawab, hanya menganggukan kepalanya. Tanda jika Jeno memang selalu seperti itu.

Keduanya kini tengah berjalan disekitaran hotel, sambil mencari tempat-tempat untuk berbelanja. Entah itu makanan maupun baju, yang pasti Jaemin dan Haechan saat ini hanya berjalan tanpa tujuan yang belum pasti. Hingga Jaemin merengek dan menunjuk salah satu model pakaian yang digunakan oleh manekin dari depan sebuah butik. Lalu, menarik Heachan untuk masuk ke dalam sana.

SENTIMENTAL (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang