11

2.8K 326 16
                                    

Semuanya terasa sedikit aneh. Jaemin tidak tahu mengapa ia tidak menolak ciuman Haechan tadi, Jaemin merasa baha dirinya terlalu terbawa suasana yang tidak sengaja mereka ciptakan. Sekarang, Jaemin sedikit melamun di dalam lift, sambil menyentuh bibirnya sendiri dengan jari telunjuk miliknya. Pemuda manis itu merasa aneh, dan lagi ada perasaan bersalah timbul di hatinya. Dalam hati berpikir, apa yang ia lakukan dengan Haechan tadi sama dengan Jaemin mengkhianati Jeno, yang notabe-nya adalah kekasih Jaemin.

Pemuda manis itu menghembuskan nafasnya kasar. Pintu lift terbuka di lantai yang diinginkan oleh Jaemin, Jaemin berjalan dengan sedikit gusar. Lalu saat berdiri di depan pintu kamar hotel miliknya dan Jeno, pemuda manis itu terdiam beberapa saat. Jaemin membuka pintu itu, dan benar saja. Pintu kamar tidak terkunci, itu artinya Jeno ada di dalam.

Pintu terbuka lebar, Jaemin bisa melihat Jeno yang tengah berdiri di depan lemari sambil sibuk membuka kancing kemeja putih yang ia gunakan. Merasa ada seseorang membuka pintu, Jeno berbalik lalu menunjukan wajah lega miliknya saat tahu jika sosok itu adalah Jaemin. Sedang Jaemin kini terdiam mematung di depan pintu.

"Na, aku sangat khawatir," ucap Jeno, lalu mendekat kearah Jaemin melupakan kegiatan awalnya untuk berganti pakaian. Ya, Jeno berencana mengganti bajunya dan segera menyusul Jaemin. Karena kekasih manisnya itu sangat sulit untuk dihubungi. "jangan bilang ponselmu rusak lagi, dan jika kau bilang baterai ponselmu habis itu tidak mungkin, ponsel itu masih baru." Ucap Jeno tak ingin tau dengan alasan yang akan diberikan Jaemin.

Ingat, ponsel Jaemin rusak. Dan kemarin, Jeno meminta Yiyang untuk membelikan ponsel baru untuk kekasihnya ini. Karena, Jeno akan sangat khawatir jika Jaemin sulit untuk dihubungi. Karena itu, ia langsung membelikan ponsel baru untuk Jaemin.

"maafkan aku," ucap Jaemin sambil menutup pintu kamar hotel, lalu setelahnya menghambur untuk memeluk tubuh kekar kekasihnya yang sepertinya akan banyak mengomel karena mengkhawatirkan Jaemin. "Jeno~"

Jeno mendelik saat mendengar rengekan yang dikeluarkan Jaemin. Lihat! Bagaimana mungkin Jeno sanggup mengomeli kekasih manisnya ini jika Jaemin terus menerus merengek dan memasang ajah polos tak bersalahnya. Jika seperti ini, Jeno merasa dirinyalah yang salah karena sudah memarahi atau mengomeli Jaemin.

"Jeno~ sudah, jangan marah ya, tadi aku terlalu bersemangat bermain bersama Haechan." Jaemin kembali merengek, guna menghindari Jeno yang akan memarahinya. "aku tidak menge-cek ponselku sama sekali. Maafkan aku~, yayayayayaya~"

Bukan hanya merengek, kini Jaemin mulai mengeratkan pelukanya. Wajah manisnya sedikit mendongkak untuk melihat wajah tampan Jeno yang hanya menatapnya datar. Dan kembali memberikan senyum polos tanpa rasa bersalah miliknnya. Jeno mendengus kecil, lalu mencuri satu ciuman di bibir manis milik kekasihnya itu, Dan Jaemin cukup terkejut. Membuat Jeno menaikan sebelah alisnya bingung.

Jeno tidak tahu saja, jika Jaemin masih sedikit terkejut dengan ciuman yang ia dapatkan dari temannya beberapa saat yang lalu. Membuat pemuda manis ini memiliki perang batin sebelum menemui Jeno.

"tidak biasanya kau terkejut hanya karena sebuah ciuman." Ucap Jeno, dan sekarang mulai mengecupi seluruh permukaan wajah cantik Jaemin. Sedang Jaemin masih terdiam untuk beberapa saat, hingga pemuda manis itu berusaha untuk mengumpulkan kesadarannya.

"Apa! Kau menantangku ya!" seru Jaemin tak suka [wajah manisnya terlihat marah namun menggemaskan] saat Jeno bilang jika ia terkejut karena ciuman yang diberikan secara tiba-tiba oleh Jeno. Kedua telapak tangan Jaemin berpindah untuk menangkup rahang tegas Jeno, dan tanpa menunggu lama menyatukan kedua belas bibir itu dengan paksa.

Jeno tidak terkejut dengan apa yang dilakukan kekasih manisnya ini. Pria tampan itu, melingkarkan lengan kekarnya pada pinggang ramping Jaemin. Dengan hati-hati mendorong tubuh ramping itu mundur agar tubuh kekasih cantiknya itu terpojok, dan punggung Jaemin menempel pada dinding. Namun, bukan berarti ciuman mereka terhenti karena hal itu. Jeno kini semakin liar menciumi bibir manis Jaemin, memberikan lumatan dan sedikit gigitan kecil pada bibir manis itu, sesekali menyesap bibir atas dan bawah milik Jaemin bergantian dengan lembut, membuat kekasih cantiknya itu sesekali melenguh. Lengan Jaemin mengalung indah pada leher Jeno, memeluknya erat saat Jeno mulai mengeksplor mulutnya, mengabsen deretan gigi rapih milik Jaemin. Jaemin semakin melenguh saat kekasih tampannya itu menyesap lidahnya kecil, terutama, Jaemin juga bisa merasakan telapak tangan Jeno yang mulai masuk ke dalam sweater pink yang ia gunakan. Mengelus pinggang ramping itu dari dalam sweater.

SENTIMENTAL (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang