3

3.8K 495 55
                                    

Seperti yang dijanjikan oleh Jeno, kini pemuda tampan itu dengan senang hati mengantarkan Jaemin untuk menemui Haechan. Bahkan sedaritadi Jeno tak berhenti tersenyum, membuat Jaemin memandang kearah kekasih tampannya yang sedang menyetir itu aneh sambil sedikit membenarkan letak syal yang ia gunakan.

Syal? Ya Jaemin harus menggunakan syal, tolong salahkan Jeno yang terlalu banyak membuat tanda disana, membuat Jaemin mau tak mau harus menutupi lehernya itu dengan syal berwarna putih, beruntung ini sudah masuk musim dingin, membuat Jaemin sama sekali  tidak terlihat aneh jika hanya memakai syal itu.

“berhenti tersenyum bodoh seperti itu!” suruh Jaemin, membuat Jeno menaikan sebelah alisnya lalu melirik kearah kekasih manisnya kilas.

“kenapa memang? Aku tampan ya?” Balas Jeno dengan nada yang teramat sangat percaya diri.

Baiklah, Jaemin akui senyuman Jeno memang sangat tampan, tapi senyum bodoh tadi terlihat sedikit aneh, lebih terlihat seperti sebuah senyuman mesum.

Disaat Jeno mulai menggodanya Jaemin kini mulai memutar otak untuk mengalihkan pembicaraan, bagaimanapun juga Jaemin merasa malu jika Jeno mulai menggodanya. “hm, jadi malam ini kau lembur?” tanya Jaemin, berusaha mengalihkan pembicaraan.

Jaemin sama sekali tidak bertanya asal-asalan, karena tadi, Jeno sempat bilang jika ia akan lembur untuk hari ini, jadi Jeno meminta Jaemin untuk tak menunggunya. Ya, walau Jaemin tentunya keras kepala dan akan menunggu Jeno, dengan alasan ia tak bisa tidur jika Jeno tak memeluknya.

“ingat, tidurlah lebih dulu, jangan menungguku.” Kata Jeno berusaha memperingati kekasih manisnya yang sedikit keras kepala ini, sambil memarkirkan mobil dihadapan sebuah cafe.

“tapi, aku tidak bisa tidur jik—“

“jika tidak ku peluk.” ucap Jeno, tentu Jeno sudah sangat hafal dengan kebiasaan Jaemin yang satu ini. “baiklah kau boleh menungguku, tapi jika sudah mengantuk, tidurlah lebih dulu.” Kata Jeno sambil membuka seatbelt miliknya begitu juga Jaemin.

Keduanya turun dari mobil, dan berjalan masuk kearah cafe tempat dimana Haechan dan juga Jaemin sudah berjanji untuk bertemu. Saat membuka pintu cafe, Jaemin bisa dengan mudah menemukan Haechan yang kini tengah sibuk dengan ponsel miliknya. Membuat Jaemin dengan sigap menarik lengan Jeno untuk mendekat ke tempat dimana Haechan duduk sekarang.

“Haechan—ah!” teriak Jaemin riang, lalu mendudukan dirinya berhadapan dengan Haechan. Sedang Jeno masih dalam posisi berdiri, karena, Jeno hanya berniat untuk mengantar Jaemin bertemu dengan Haechan dan setelahnya ia akan kembali ke perusahaan karena masih ada banyak hal yang harus ia urus.

“baiklah, aku pergi sekarang, Haechan, tolong jaga Jaemin ya. Dia itu sangat manja dan tidak bisa diam.” Ucap Jeno melirik Heachan kilas, lalu merapihkan syal yang digunakan oleh Jaemin. Setelahnya mencuri satu kecupan pada bibir manis kekasihnya itu dan pergi meninggalkan Haechan dan juga Jaemin, dengan Jaemin yang kini masih melambaikan tangannya pada Jeno.

Haechan hanya terkekeh kecil melihat interaksi sepasang kekasih yang ada dihadapannya ini, andai saja Mark bisa bersikap manis seperti Jeno. Tapi, sepertinya Haechan hanya berkhayal, karena faktannya, Mark bahkan bukanlah orang yang bisa bersikap manis. Bukan hanya itu, Mark juga tampaknya tak bisa meluangkan waktunya sedikit untuk Haechan, membuat pemuda berpipi gembil itu sebenarnya sedikit iri dengan Jaemin.

“jadi, ada yang ingin kau bicarakan?” tanya Jaemin sambil melihat buku menu, arah pandangannya tetap melihat kearah buku menu, belum melihat kearah Haechan karena pemuda manis yang merupakan dokter hewan itu tengah sibuk memilih minuman yan akan ia pesan.

“sebenarnya tidak ada, hanya ingin bertemu denganmu saja, karena aku sedang bosan sekarang.” Jawab Haechan seadanya,

“kau lebih terlihat seperti orang yang sedang kesal dibandingkan bosan.” Balas Jaemin sambil menutup buku menu, lalu menatap kearah Haechan lekat dengan tatapan menelisik miliknya, memasang wajah seserius mungkin.

SENTIMENTAL (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang