18

1K 169 122
                                    

Sudah lewat seminggu dari saat Yiyang mengetahui tentang bagaimana Jaemin dan Haechan bermain di belakang Jeno dan Mark. Sudah lewat dari seminggu juga Yiyang akhirnya memilih untuk bungkam dan tidak memberitahukan hal tersebut pada siapapun termasuk Jeno dan Mark. Yiyang tidak berjanji jika ia akan terus merahasiakan hal ini dari Jeno, dengan sebuah perjanjian kecil bahwa Jaemin tidak boleh menemui Haechan lagi setelah pesta selesai dan seterusnya. Namun semua itu hanyalah sebuah gertakan lalu untuk Jaemin dan Haechan.

Karena setelah mereka kembali ke Korea Selatan, Haechan masih sering mengunjungi Jaemin baik itu diapartemennya maupun di rumah sakit hewan tempat Jaemin bekerja.

“apa kau bertemu dengan Yiyang—noona?” tanya Haechan sambil mengusap helaian rambut hitam milik Jaemin yang kini tengah menjadikan pahanya sebagai bantalan.

Jaemin yang mendengar itu menggelengkan kepalanya, lalu mendudukan dirinya di samping Haechan sambil mengambil satu jeruk yang ada di meja tepat depan mereka dan mengupasnya.

“aku tidak bertemu dengan Yiyang—noona, entahlah, setelah kejadian di pesta itu, Yiyang—noona selalu menghindariku bahkan tidak mau menatap kearahku.” Jelas Jaemin lalu mulai memasukan jeruk ke dalam mulutnya sambil bersandar pada bahu Haechan. Namun tak lama setelah menghabiskan jeruknya, Jaemin berdiri kearah dapur diikuti oleh dua kucing peliharaannya.

Ya, Jaemin harus memberi makan kedua anak kesayangannya itu. Lala dan Nana, dan jangan lupakan Chanchan, kelinci berwarna abu-abu yang Haechan berikan untuknya saat bermain di karnaval. Jika kalian bertanya dimana mereka, mereka kini berada di apartemen milik Jaemin dan Jeno.

Haechan tampaknya tak tertarik untuk mengikuti Jaemin dan memilih untuk bergelut dengan pikirannya. Sebenarnya ini sedikit membingungkan dan menakutkan secara bersamaan. Saat Yiyang mengetahui tentang apa yang keduanya lakukan, Haechan merasa harus berhati-hati saat bersama dengan Jaemin ataupun kekasihnya Mark.

Rasanya seperti sebuah sumbu yang sudah dihinggapi api. Hanya perlu menunggu hubungan siapa yang akan hancur lebih awal. Hubungan Haechan dengan Mark atau hubungan Jaemin dan Jeno.

“Haechanie,” sebuah bisikan lembut di telinga Haechan membuat Haechan tersadar dari lamunannya dan segera menatap kearah wajah manis Jaemin yang tengah memperhatikannya. Dengan lembut Haechan mengusap tengkuk Jaemin sambil mengecup singka pelipis Jaemin dengan hati-hati dan lembut. “ada apa?” tanya Haechan.

Untuk beberapa saat Jaemin menggelengkan kepalanya. Tampaknya berusaha menarik kembali apa yang hendak ia ucapkan, namun pada akhirnya kalimat tersebut keluar dari bibir manisnya.

"kau tahu apa yang kita lakukan sangat salah,” jelasnya, menggantung kalimat yang ia ucapkan dan menarik nafas berat sambi menatap kearah Haechan.”Tapi, mengapa aku menyukainya.”

Haechan terdiam, berusaha mencerna lanjutan kalimat yang diucapkan Jaemin. Haechan sebenarnya tidak tahu harus menjawab apa.

Faktanya adalah, Haechan juga, merasakan perasaan yang sama persis dengan kalimat yang diucapkan Jaemin. Ini salah, tapi Haechan juga menyukainya. Keduanya menyukainya.

“Jadi?” tanya Haechan. Haechan balas menatap Jaemin yang kembali bersandar di bahunya setelah selesai memberi makan peliharaannya. Tak lama, Jaemin mendudukan dirinya lalu tersenyum kecil sambil menangkup pipi Haechan, dan menatap Haechan.

”Jadi, sekarang apa yang harus kita lakukan?” tanya Jaemin sambil mencubit gemas pipi milik sosok yang sedaritadi menjadi tempatnya bersandar.

“Na,boleh aku bertanya padamu?” tanya Haechan tiba-tiba membuat Jaemin menaikan sebelah alisnya bingung, namun akhirnya menganggukan kepalanya, memberikan seluruh perhatiannya pada sosok manis menggemaskan dengan pipi gembilnya yang sangat Jaemin sukai.

SENTIMENTAL (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang