4

3.4K 414 43
                                    

Jaemin terbangun dari tidurnya, sambil mengumpulkan kesadarannya Jaemin mendudukan dirinya di ranjang. Lalu melirik kearah samping dimana sahabat barunya [Haechan] masih memejamkan matanya dengan damai. Tidak mau mengganggu sahabatnya itu, Jaemin dengan perlahan turun dari ranjang lalu menyelimuti tubuh Haechan dengan hati-hati. Setelahnya, berjalan keluar kamar tamu itu.

Mata bulatnya melihar kearah jam yang tertempel di dinding saat ia melewati ruang TV [sedikit kesulitan untuk melihat jam karena cahaya terasa remang]. Masih sedikit linglung, rupanya Jaemin tidak sadar jika Jeno tengah memperhatikannya.

Ya, Jeno tidak langsung tidur setelah pulang, pria tampan itu malah mengahabiskan waktunya dengan bermain video game di depan TV. Karenanya, cahaya ruang TV terasa remang, mengingat Jeno tidak menyalakan lampu dan hanya mengandalkan cahaya dari TV.

“sayang?” tanya Jeno saat melihat Jaemin yang berjalan kearah kamar mereka.

Merasa jika namanya di panggil, Jaemin membalikan badannya. Dan membulatkan matanya terkejut melihat Jeno yang sama sekali belum tidur. Berjalan kearah Jeno dengan sedikit terburu-buru, dan rasa kantuk menghilang seketika.

“Jeno! Kau seharusnya tidur!” geram Jaemin, “Ya Tuhan! Ini sudah pukul 4 pagi.” omel Jaemin.

Jeno hanya tertawa kecil, lalu mematikan video game dan juga TV. Dan, dengan segera berdiri dari duduknya, mengangkat tubuh kekasih cantiknya itu ala bridal. Membawa Jaemin ke kamar mereka. Jaemin hanya menghembuskan nafasnya kasar dengan perlakuan kekasih tampannya ini yang memang selalu seenaknya ini.

“sudah, jangan berisik.” Bisik Jeno tepat di telinga Jaemin, membuat Jaemin sedikit menjauhkan wajahnya. Namun tidak terlalu jauh, karena pemuda manis itu takut terjatuh.

Dengan hati-hati, Jeno menidurkan tubuh ramping kekasih manisnya itu di ranjang. Lalu, ia ikut berbaring di samping Jaemin, memeluk tubuh pemuda manis itu dengan begitu posesif. Membuat Jaemin sedikit kesulitan untuk bernafas. Jeno sedang berada dalam mood manja sekarang. terutama saat Jaemin merasakan Jeno mulai menelusupkan wajah tampannya diantara perpotongan leher Jaemin dan memberi beberapa kecupan ringan disana.

“Jeno, ada apa?” tanya Jaemin pelan.
Jeno menggelengkan kepalanya, tanda jika tidak ada sesuatu yang terjadi. “tidak apa-apa sayang. Hanya, temani aku tidur.”




Jaemin terbangun untuk yang kedua kalinya, masih dengan memeluk tubuh kekar kekasihnya. Jaemin berusaha untuk mengumpulkan nyawanya. Bukan tanpa alsan Jaemin terbangun, pemuda manis itu terbangun karena bisa mencium wangi dari masakan yang rupanya berasal dari dapur. Sambil berjalan, Jaemin sesekali mengucek matanya pelan, dan terkekeh kecil saat melihat kucing dan kelinci peliharaannya yang datang menghampiri Jaemin, membuat Jaemin gemas dengan 3 makhluk berbulu ini.

“oh! Jaemin, maaf aku menggunakan dapur kalian,”

Sebuah suara mengalihkan perhatian Jaemin yang awalnya berjongkok dan terfokus pada 3 makhluk berbulu tadi. Jaemin bisa melihat Haechan yang tengah berdiri sambil memegang spatula juga apron pink milik Jaemin yang melingkar di pinggang sahabatnya itu.

Jaemin menggelengkan kepalanya lucu, “tidak apa-apa.” Balasnya, “kau sedang memasak?” tanya Jaemin sambil berdiri. “ayo kita masak bersama.” Seru Jaemin ceria, hingga pemuda manis itu terdiam untuk beberapa saat.

“tapi, kurasa aku harus mandi dulu,” – Jaemin

Dan setelah mengatakan itu, Jaemin segera pergi dari dapur. Melangkahkan kakinya kearah kamar utama dengan cepat. Membuat Haechan menggelengkan kepalanya sambil terkekeh kecil. entahlah, Haechan tak mengerti kenapa Jaemin begitu menggemaskan dan lucu.



SENTIMENTAL (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang