Happy reading😊💙
Ketika Pa Tio masuk ke dalam kelas, semua murid langsung kembali ke tempat duduk mereka masing masing. Fadli dkk yang tadinya saling berpandangan sekarang mereka menyuruh Opi mengeluarkan jurusnya agar tidak ulangan.
"Selamat pagi anak anak." Sapa Pa Tio.
"Pagi Pak." Jawab mereka serentak.
Pak Tio duduk di tempatnya dan mencari sesuatu di tasnya. Opi segera melakukan aksinya.
"Pak, Bapak kok hari ini ganteng banget terus bersinar lagi sampe mata saya sakit kalo mau liat bapak." Ucap Opi.
Pak Tio yang sedang mencari spidol terganggu dengan suara Opi dan Dia segera melihat ke arahnya.
"Kamu muji saya apa ngehina saya?" Kata Pak Tio.
"Muji lah pa masa ngehina, bener deh pak hari ini kok kaya beda gitu."
"Saya sudah kebal dengan pujian pujian seperti itu supaya kamu tidak ulangan makanya Kamu muji Saya kan?" Tebak Pak Tio.
"Bapak tau aja, minggu besok aja ya Pak ulangannya."
"Siapa Kamu ngatur ngatur Saya pokoknya sekarang ulangan masukan buku buku kalian ke dalam tas dan taro tas kalian di depan kelas!" Ucap Pak Tio dengan tegas.
"Yahh Bapakk, penonton kecewa nih pak,"
"Kamu kira kita lagi maen sinetron apa?!" Tanya Pak Tio yang geram.
"Bukan main sinetron Pak tapi maen wayang." Seisi kelas tertawa dengan ucapan Opi.
"OPII SEKALI LAGI KAMU SEPERTI ITU SILAHKAN KAMU KELUAR KELAS DAN TIDAK USAH IKUT ULANGAN!" Marah Pak Tio.
"Siap santuy pak." Ucap Opi dengan santai dan segera menaruh tasnya ke depan kelas. Pak Tio menatapnya dengan marah.
Pak Tio mengambil kertas ulangannya dan membagikannya ke barisan paling depan mengoper ke belakang.
Ketika semua murid sudah mendapatkan kertas ulangannya Pak Tio menyampaika pesan yang bakalan dilanggar oleh Fadli dkk ini.
"Tidak ada yang boleh menyontek, kalau Saya lihat ada yang menyontek Saya ambil kertasnya Saya sobek dan yang menyontek Saya suruh keluar." Ucap Pak Tio
Fadli mengancungkan tangannya dan berkata, "Berarti kalo nanya boleh kan Pak, kan katanya kalo teman kita tidak tahu kita harus memberi tahunya. Berarti kalo saya ga tau saya boleh nanya kan Pak."
"Kamu ini kelas berapa si Fadli? Ya ga pas ulangan juga dong, ulangan itu hasil kerja keras kamu bukan hasil kerja keras teman kamu." Ucap Pak Tio.
"Kelas 11 lah pak masa iya TK." Ucapnya yang selengean.
"Kamu nguji kesabaran Saya ya Fadli, kamu sama Opi sama aja bikin pala Saya pusing aja." Ucap Pak Toi sambil memegang kepalanya.
"Lagian bapak kenapa mikirin saya, Bapak kalo kangen sama Saya bilang aja pak nanti Saya dengerin."
"Kalau kamu masih ngomong tidak jelas silahkan keluar kelas tidak usah ikut pelajaran Saya, bikin pala Saya pusing aja!" Kata Pak Tio.
Fadli tidak berbicara lagi dia melihat soal yang diberikan oleh Pak Tio dan ya dia tidam tahu jawaban dari soal yang diberikan oleh Pak Tio karna dia tidak pernah membaca bukunya.
Karna Zaen lumayan pintar diantara mereka ber empat jadi mereka bertanya kepadanya. Bangku kelas 11 duduknya sendiri sendiri dan kebetulan samping nya Fadli adalah Zaen jadi dia bisa bertanya.
"Shutshut zaen." Panggil fadli dengan suara yang berbisik bisik. Zaen yang sedang nengok ke arah Fadli yang memanggil nya.
"Nomer 1." Ucap Fadli.
"Bentar gue kelarin dulu abis itu gua kasih lu." Balas Zaen dengan berbisik bisik dan diangguki oleh Fadli. Zaen segera mengerjakan soalnya dengan cepat.
Sembari menunggu Zaen selesai dia pura pura mengisi jawaban nya agar tidak di curigai oleh Pak Tio.
Beberapa saat kemudian.
"Shutshut nih Fadli, awas ketauan Pak Tio." Ucap Zaen dengan sangat pelan dan memberika kertas ulangannya kepada Fadli.
Fadli yang mendapatkan kertas ulangan Zaen segera menyalinnya setelas selesai dia mengoper ke Opi yang berada di belakangnya dan Opi mengoper ulangan Zaen ke Brian yang berada di belakan Zaen. Mereka saling oper operan.
Beberapa jam kemudia.
"Yang sudah selesai kumpulkan ke depan dan abil tasnya." Ucap Pa Tio.
Fadli dkk segera mengumpulkan kertas ulangnya dan mengambil tas mereka masing masing dan di susul oleh teman temannya.
"Yang sudah mengumpulkan boleh istirahat yang belum lanjutkan Bapak tunggu sampel bel berbunyi." Ucap Pak Tio.
Karna geng Famos ini sudah selesai, mereka segera melangkahkan kakinya menuju ke kantin yang masih sepi dan menempatkan temlat duduk yang biasa mereka tempati.
Hai gaesss jangan lupa kalau kalian suka sama bab ini kalian boleh vote and coment karna itu gratis. Terima kasih:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Chessy
Teen FictionPutri Ghania Chessy, yang biasa dipanggil Chessy, dia gadis yang cantik, ramah, dan murah senyum. Dia dari keluarga yang kaya raya. Papahnya bernama Indra dan mamahnya bernama Bunga. Pada saat Dia Sekolah Menengah Pertama Dia memiliki banyak sekali...