prolog

80 6 2
                                    

Awalnya kutak mengerti apa yang sedang kurasakan
Segalanya berubah dan rasa rindu itu pun ada
Sejak kau hadir disetiap malam ditidurku
Aku tahu sesuatu sedang terjadi padaku

Sudah sekian lama kualami pedih putus cinta
Dan mulai terbiasa hidup sendiri tanpa asmara
Dan hadirmu membawa cinta sembuhkan lukaku
Kau berbeda dari yang kukira

Reff:
Aku jatuh cinta kepada dirinya
Sungguh-sungguh cinta
Oh apa adanya
Tak pernah kuragu
Namun tetap selalu menunggu
Sungguh aku?
Jatuh cinta kepadanya

Coba-coba dengarkan apa yang ingin aku katakan
Yang selama ini sungguh telah lama terpendam
Aku tak percaya membuatku tak berdaya
Tuk ungkapkan apa yang kurasa
-Aku jatuh cinta lagi-

🎶by ; Roulette🎤
------------------------------------------------------


📌Begitu banyak hidup orang berubah lantaran sebuah pertemuan

Secangkir kopi sudah tersaji di hadapan seorang pemuda berhodie hitam dengan headphone terpasang diatas kepalanya. Matanya terpejam seraya mulutnya berkomat kamit mengikuti alunan musik yang mengalun indah di pendengarannya.

Sudah sekitar dua jam pemuda itu berada sendirian di cafe ini, benar benar sendiri , bahkan tidak ada bersuara kecuali jika pelayan bertanya ia ingin memesan apa. Dan secangkir kopi hangatlah yang menemaninya.

Hingga aktivitas cowok itu terhenti ketika seseorang dengan sengaja menekan tanda off di handphone yang sengaja cowok itu letakkan di atas meja untuk mematikan musik yang didengar cowok itu . Matanya perlahan mulai terbuka hingga perhatian Arkan teralih  pada seorang gadis yang tiba-tiba duduk dihadapannya tanpa permisi.

Hello! ucap gadis itu tanpa suara. Yang membuat Arkan terpaksa melepaskan headphone dari atas kepalanya.

"Apa?" ucapnya ketus seraya membetulkan letak kacamatanya.

"Sendirian aja?" ucapnya masih tanpa suara dan tangannya berusaha membentuk kata yang diucapkan

"lo kira gue tuli" ucap Arkan, sinis.

"Oalah, iya juga." gadis itu terkekeh.

Arkan memutar mata malas mendengar gurauan yang dilontarkan gadis yang sama sekali tidak pernah ia kenal, berusaha tak menanggapi Arkan kembali fokus pada aktivitas sebelumnya.

gadis itu berdecak sebal, merasa diabaikan dengan lancangnya menarik heardphone dari atas kepala cowok itu, dan berhasil membuat Arkan terpelonjak kaget dan menatap sang pelaku yang dengan sengaja menganggunya.

"Gue gak suka diabaikan, mending diabadikan" ucap gadis itu.

Arkan menaikkan sebelah alisnya,"Lo siapa?" ucap Arkan tak suka.

seketika wajah gadis itu tersenyum sumringah, lalu mengulurkan tangannya di hadapan Arkan."Kenalin nama gue Sisil Vee Angraini. Umur 16 tahun. Tinggi 152 cm. Berat 46 kg. Sepatu roda favorit gue." senyumnya semakin mengembang.

Arkan mengernyit, dibuat semakin tidak mengerti sebenarnya siapa gadis yang ada dihadapannya. Ia datang dengan tiba tiba langsung menganggu dan mengoceh seenak jidat.

"Jadi siapa nama lo?" tanyanya lagi.

Arkan diam tak bergeming enggan untuk menanggapi yang membuat tangan sisil hanya dapat mengambang di udara.

"Yaudah, kalau gitu minta nomor whatsapp lo,deh" tanya Sisil belum menyerah.

"Buat apa?"

"Buat gue chatting setiap saat, biar deket terus jadian, nah kalo dah jadian kita main serius serius sapa tau sampai pelaminan" ucapnya seraya terkekeh.

"Mending lo pergi" usir Arkan.

"Setelah gue dapet kontak lo"

"Gue nggak mau ngasih" ucap Arkan tegas.

"Kenapa?" tanya Sisil dengan alis terangkat satu.

"Gue nggak mau kenalan sama orang asing," sahut Arkan, ketus.

"Oalah, kita kan udah kenalan gue Sisil dan lo Arkan. Arkan Cassanova. Umur 16 tahun 5 bulan lebih tua daripada gue. Tinggi 175 cm. Berat 54 kg. Suka makan bakso tapi yang original tanpa saos, tanpa kecap apalagi sambel. Dan oh ya, yang paling terpenting seorang Arkan alergi kepiting. Iya kan" goda Sisil menaik-turunkan alisnya

Arkan mengernyit bingung, bagaimana gadis di depannya ini mengetahui namanya, bahkan jelas-jelas daritadi Arkan tidak pernah menyebutkan namanya bahkan sedetail itukan gadis itu mengetahui tentang dirinya.

"Paham banget lo tentang gue? Lo stalker?" tudingnya bertambah bingung.

"Paham banget, lah. Tadi lo ngode aja gue paham. Gini nih type cowok yang gagal peka, tapi sumpah gue bukan stalker kok... warna kolor lo aja gue nggak tau. Sumpah" ucap Sisil seraya membentuk tanda peach di kedua tangannya

Kedua bola mata Arkan  Membelak kaget. Sepertinya ia salah bicara, typikal gadis di depannya seperti tidak akan pantang menyerah sebelum mendapat apa yang ia inginkan, tapi tak membuat Arkan mau memberikan apa yang gadis itu inginkan.

"Enggak," ketus Arkan."Lo ngerti bahasa indonesia, kan?"

"Yaudah, karena gue bukan type cewek pemaksa" Sisil bangkit dari duduknya." Gimana kita buat kesepakatan, kalau kita ketemu untuk kedua kalinya, lo kasih kontak lo"

Arkan mengangkat kedua alisnya
"Kedua kalinya?"

Sisil mengangguk. "Iyah kedua kalinya. Ini pertemuan kita yang pertama dan untuk pertemuan kita yang kedua. Lo harus kasih kontak lo ke gue. ok"

Arkan menghela napas pelan, gadis di depannya ini memang sangat keras kepala dan sangat menjengkelkan

"Se.te.rah" ucapnya pasrah, tidak mungkin pula mereka akan bertemu untuk kedua kalinya bukan? Jugaan menurutnya gadis di depannya hanya sedang iseng dengannya. Maka karena itu ia hanya bisa berkata seadanya.

"Seterah?.. bisa iya, bisa nggak? Jadi bisa yah diketemuan kedua lo harus nepatin janji lo..janji..janji"

"Hm" sahut Arkan malas

"Sampai jumpa di pertemuan kedua" ucap Sisil mengedipkan sebelah matanya. Kemudian pergi meninggalkan Arkan seorang diri.

"Gak mungkin gue ketemu sama lo lagi, dasar cewek aneh" gumam Arkan sendiri disela sela tawa sumbangnya.



[JANGAN LUPA UNTUK VOTE AND COMMENT CERITA INI KARENA SATU SUARA DARI KALIAN MEMOTIVASI AUTHOR UNTUK MEMPERKAYA IMAJINASI CERITANYA]📣

HAPPY READING KOKOUSE'LOVERS🎥

ArkaSil (REVISI ULANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang