18|Hitam Putih

16 2 0
                                    

Maafkan aku tak bisa memahami maksud amarahmu
Membaca dan mengerti isi hatimu

Ampuni aku yg telah memasuki kehidupan kalian
Mencoba mencari celah dalam hatimu
Aku tau ku takkan bisa menjadi seperti yg engkau minta
Namun selama nafas berhembus aku kan mencoba menjadi seperti yg kau minta

Ampuni aku yg telah memasuki kehidupan kalian
Mencoba mencari celah dalam hatimu
Aku tau ku takkan bisa menjadi seperti yg engkau minta

Namun selama nafas berhembus aku kan mencoba
Aku tau dia yg bisa menjadi seperti yg engkau minta
Namun selama aku bernyawa aku kan mencoba menjadi yang kau minta

🎵-Seperti yang kau minta-🎶

by: Chrisye🎤

------------------------------------------------------

Kau tak tahu bagaimana rasanya saat yang lain dianggap kawan sedangkan dirimu hanya dianggap kuman📌

Sisil kini tengah duduk berleha-leha di pinggir lapangan sekolah. Istirahat sejenak merenggangkan otot-otot tangannya yang mulai pegal akibat aktivitas bersih-bersihnya.

"Aaa..dingin," nyilu Sisil merasakan sesuatu menempel pada pipinya.

Sisil mendongak melihat siapa pelakunya.

"Ambil!!" suruh Francis bernada ketus menyodorkan sebotol air dingin.

Sisil mengangkat kedua alisnya, perlahan tapi pasti gadis itu terpaksa menerima sebotol air milik Francis. Catat!! Ter.pak.sa, toh dia juga haus jadi kenapa harus jaim.

"Makasih!!" sindir Francis.

"Sama-sama." jawab Sisil dengan santainya. Francis mencibik ditempat, gadis seperti Sisil memang selalu membuatnya naik pitam.

"Iyeee!! Kalau lo bukan cewek gue jotos juga lo." kesal Francis dengan satu kepalan tangan sengaja ia tunjukkan seperti hendak memukul. Sisil diam tidak bergeming, gadis itu tetap meneguk botol yang berisi air hingga kandas.

"Derita lo."

Francis mendengus pelan.

Tidak menyahuti lebih lanjut. Francis duduk disebelah Sisil. Pandangannya mengalih pada langit. Dengusan kembali menghembus. Bahkan langit sudah nampak menghitam, matahari telah lingsir dari tempatnya.

Pandangan beralih pada Sisil yang sibuk memakai sepatu rodanya.

"Gak pulang?" tanya Francis.

"Pulanglah, gue punya rumah. Emang elo."

"Lo kira gue gembel gak punya rumah?" jengah Francis ke ubun-ubun. Sabar Franc! Dia cewek.

Lah kenapa kalau cewek?

"Menurut gue sih iya. Karena cewek selalu bener."

Francis mengernyit tak mengerti.

"Lah apa hubungannya?"

"Gak ada." ucap Sisil santai lalu berdiri, mendorong langkahnya ke belakang. Mengabaikan wajah Francis yang nampak konyol bagi Sisil.

Sisil terkikik geli. Gadis itu melakukan beberapa aksi yang ia bisa ia lakukan dengan sepatu roda yang menjadi barang kesayangannya. Lapangan yang begitu luas membuatnya betah melakukan beberapa aksi, pikiran yang berkelana membayangkan dirinya sedang melakukan sky di salah satu negara bersalju.

ArkaSil (REVISI ULANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang