15|Hukuman

11 3 0
                                    

Di setiap doaku
Di setiap air mataku
Selalu ada kamu

Di setiap kataku
Kusampaikan cinta ini
Cinta kita
'Ku tak akan mundur
'Ku tak akan goyah
Meyakinkan kamu
Mencintaiku

Tuhan, kucinta dia
Kuingin bersamanya
Kuingin habiskan nafas ini Berdua dengannya
Jangan rubah takdirku Satukanlah hatiku dengan hatinya
Bersama sampai akhir

Di setiap kataku
Kusampaikan cinta ini
O-oh, cinta kita
'Ku tak akan mundur
'Ku tak akan goyah
Meyakinkan kamu
Mencintaiku

🎵-Jangan rubah takdirku-🎶
by: Admesh Kemaleng🎤

------------------------------------------------------
Musuh itu ada karena rasa benci. Tapi jangan terlalu berlebihan, takutnya kepleset📌

Sisil merengut, bibirnya bergerak komat-kamit tak jelas. Sisil sedikit menyipitkan mata karena terik matahari yang bersinar terlalu terang. Ia melihat ke arah lain, ada beberapa murid yang lalu lalang, menatapnya seakan-akan dirinya sedang bermain sirkus. Malu? Jangan ditanya lagi.


"Ada yang dihukum nih," ledek seseorang.

Sisil menoleh ke arah samping. Matanya melebar, melihat genk Mita dkk disana. Sialan, dari sekian murid disini kenapa harus  mereka yang menjadi salah satu yang melihatnya dia dihukum.

"Berisik lo! Kalian mau lewatkan, Cepetan lewat gak usah nyinyir," ketus Sisil. Tangannya yang mulanya menghormat bendera, kini ia turunkan. Matanya menyorot tajam ke arah Mita yang memandangnya remeh.

"Uuuu galak banget sih." ucap Mita sok takut.

"Emang yah lo itu cewek belongsor, sukanya nyari masalah." kata Dara disamping Mita.

"Kalo iri bilang!!"

"Gak usah ngerasa cantik. Gue ngerecokin lo bukan kare--"

"Terserah." potong Sisil dingin.

"Lo itu diajak ngomong jangan nyela, gak tau sopan santun lo." geram Nia membuat decakan sinis dari Sisil menjadi-jadi.

"Gue gak tau, makanya gue disekolahin. Emangnya elo udah disekolahin masih aja gak tau sopan santun." kalah telak. Kesabaran Mita dkk telah habis disulut oleh Sisil. Gadis itu memang memancarkan aura permusuhan dengannya.

"Gue makan, habis lo." sebal Dara.

"Gue gak tau kalo lo kanibal?" ucap Sisil dengan tampang polosnya.

Mita menghentak-hentakan kedua kakinya, merasa kesal. Entah karena dirinya yang gagal memancing emosi gadis itu atau karena mendengar ucapan cetus Sisil yang berhasil membuatnya geram seketika.

"Yok guys cap the cus!!" komando Mita untuk teman-temannya dan jangan lupa gerakan tangan khas sebelum mereka beranjak pergi.

"CAPCUSSSS.." saut kompak keduanya lalu menyusul Mita yang mendahulunya sebagai pemimpin.

Melihat hal itu sontak membuat Sisil lagi-lagi mencibir seraya mengikuti gerakan Mita Dkk.
"Yok guys cap the cusss...capcuss. Tai." ejek Sisil tersunging sinis.

Asik mencibir. Sayup-sayup dia mendengar ejekan, membuat dirinya menoleh ke arah sekumpulan cewek yang tak jauh darinya. Sisil mengeram, saat tau siapa yang diejek oleh mereka. Cowok cupu yang tengah membawa tumpukan buku. Dia Arkan. Satu-satunya cowok yang selalu bergulat dengan buku tebalnya. Tapi kenapa cowok bermuka datar nan pedas itu tidak mau melawan. Bahkan dia bersikap seculun-culun mungkin dihadapan mereka. Cowok itu memang seperti soal ujian yang sulit ia pahami.

ArkaSil (REVISI ULANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang