ShangJun 2

6.8K 643 32
                                    

Namjoon masih melihat bagaimana wajah manis kekasihnya terdiam gamang dengan raut wajah terlihat kosong dan mata merah membengkak karena paginya di habiskan dengan tangisan yang sesungguhnya tak Namjoon inginkan.

Seokjin masih duduk dengan jubah tidur merahnya. Bersulur Phoenix serupa dengan corak milik selir selir istana. Serta rambut panjang sepenuhnya terurai tanpa cepol rambut yang biasa dikenakan pejabat. Terlihat rapuh dan tanpa pandangan.

Sedangkan Namjoon, kaisar itu masih mencoba menghibur kekasih nya yang enggan beranjak selain melamun di tepian ranjang. Bahkan lupa dengan jadwal mereka di aula istana. Untuk pertama kali nya Seokjin menangis di depan kaisar. Sebelum hari ini Seokjin bahkan hanya mencoba memberi pengertian pada Namjoon mengenai dirinya yang tak suka keributan jika Namjoon mengangkatnya menjadi satu-satunya selir dari harem pria. Tersenyum lembut. Menggenggam tangan pria nya dan mengecup hampir seluruh wajah Namjoon yang sering kali membuang muka ketika Seokjin menolak ajakannya mempublikasikan hubungan.

"Seokjin.., manis, tolong jangan diam saja"

Namjoon menekuk lututnya. Di depan Seokjin yang masih duduk termangu. Bahkan Namjoon enggan memakai mahkota kekuasaannya. Dan memilih menatap wajah kekasih nya dari bawah dagu pria itu. Menggenggam tangan Seokjin dan mengecupnya beberapa kali.

"Kamu tau betul aku sungguh tidak apa-apa"

Namjoon mencoba meyakinkan Seokjin bahwa dirinya tidak apa-apa. Bahwa Namjoon tidak benar-benar terluka tentang penolakan yang sering kali Seokjin lontarkan. Meski pada kenyataannya Namjoon juga merasakan pilu menjalani cinta bersama kekasihnya yang amat ia cintai hanya ranah pria simpanan di balik posisi sekertaris pribadi nya.

Seokjin masih enggan menjawab apapun yang Namjoon lontarkan. Hingga ketika Namjoon memilih merebahkan kepalanya di atas paha Seokjin. Pria itu berseru pelan.

"Mari akhiri semua ini Yang Mulia, sudah cukup saya menyakiti hati anda. Maafkan kelakuan saya selama ini"

Namjoon mengerutkan keningnya, menggeleng keras. Tidak, tidak ada yang menginginkan Seokjin untuk pergi dari sisinya. Seokjin tidak boleh pergi bahkan meski pria itu ingin.

"Tidak, tidak ada yang menginginkan itu. Jangan coba-coba pergi dari sisiku. Atau aku akan benar-benar murka"

Namjoon menatap nyalang Seokjin. Sedangkan yang ditatap hanya tersenyum kecil. Menangkup pipi Namjoon dengan kedua telapak tangannya yang halus. Dan menunduk untuk mengecup kening kaisar itu.

"Saya tidak bisa menerima keinginan anda Yang Mulia. Saya tidak bisa menerima sekaligus menolaknya"

Namjoon berdiri dari tempatnya. Menghadap tepat di depan Seokjin yang duduk dengan mata bengkaknya.

"Berhenti berbicara formal, Seokjin. Dan tolak apapun yang tidak kau suka. Apapun, asal jangan pergi dan mengakhiri semua ini"

Menarik Seokjin dengan pelan, agar kekasihnya berdiri di hadapannya. Mengusap pelan pipi dan anak rambut prianya. Namjoon menatap Seokjin dengan senyum sedih. Seokjin nya jadi sebegini kacau karena dirinya. Mata sembab dan hidung yang memerah akibat dirinya yang tak bisa menahan diri untuk tak terlihat kecewa. Hingga Seokjin takut menyakiti hatinya.

"Jangan menangis lagi. Kamu tidak terlihat manis, jika menangis"

Seokjin mengangguk, memilih menyamankan diri dalam pelukan kaisar negeri ini. Dan menyandarkan kepalanya pada dada bidang Namjoon.

"Apa hari ini kita benar-benar tidak keluar ruangan, hem? "

Seokjin tak menjawab. Hanya menunduk untuk membuka tali pengait jubah tidurnya. Dan menurunkan pakaian hingga melewati bahunya yang halus. Tak berniat menjawab Seokjin memilih untuk mendongak menatap Namjoon dengan sayu.

Shang Jun [Namjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang