12. Tekad Letnan Jeon

3.1K 497 113
                                    

Jungkook melepas topeng yang dia gunakan dan tersenyum puas. Meski sudah lama tidak berlatih. Keahlian serta Sifat tidak mau kalahnya benar-benar membantu untuk melancarkan rencana penculikan Seokjin.

Mereka membawa serta barang-barang Seokjin yang berharga dan sedikit melukai pengawal istana. Jungkook melihat Seokjin tengah merapikan barang-barangnya di kamar yang sudah Jungkook siapkan dirumahnya.

Jungkook menghela nafasnya kecil, mungkin sebentar lagi dia akan mendapat pengejaran. Tapi Jungkook yakin pasukannya tidak meninggalkan jejak atau bukti apapun. Seokjin juga tidak terluka.

Raut wajah Seokjin tidak terlihat bahagia, apa yang Jungkook harapkan. Sedangkan yang tengah dia dan Seokjin lakukan adalah memuaskan ego Seokjin sebagai manusia, Bukan hatinya.

Jungkook tau bahwa hati Seokjin sejatinya tak pernah ingin lari dari Kaisar. Namun pria itu berusaha menebus hatinya yang terluka dengan menghindari Kaisar. Bukan untuk mempersulit, namun semata-mata merasa rendah diri karena takut ditinggalkan lagi.

"Jungkook, aku punya beberapa barang yang mungkin bisa kau jual. Dan aku akan membayar untuk biaya makanku selama tinggal disini"

Jungkook mengernyit, Seokjin menyodorkan kain kain sutera dan barang berharga di depannya dengan senyum. Entah kenapa dimata nya Seokjin malah terlihat menyedihkan.

"Jangan bertingkah seperti itu, Seokjin. Anggap saja rumahmu sendiri"

Meskipun telah mengatakan berkali-kali, Seokjin tetap merasa enggan menerima bantuan Jungkook dengan cuma-cuma. Jungkook mendengus dan menerima barang barang itu ketika Seokjin kekeh memberikan padanya.

"Aku akan menyimpannya untukmu. Kau boleh memintanya kapanpun"
Jungkook mengusap perut Seokjin yang tampak mulai membesar.

"Jangan pikirkan hal yang tidak penting. Kasihani anakmu"

Seokjin tersenyum kecil dan mengangguk mengiyakan.

...

Pria bertopeng itu berkelit dengan mudah sembari memegangi Seokjin dan menariknya yang setengah meronta meminta pertolongan pengawal istana yang bertugas. Perampok itu menarik pedangnya dan melukai beberapa pengawal kerajaan yang bertugas di paviliun utama provinsi Liaoyang.

Kawanan perampok itu berisi 5 orang untuk mengepung dari berbagai sisi. Dua orang membawa barang rampokan, dua lainnya menjaga depan untuk melawan para pengawal dan satu orang membawa Seokjin sebagai sandera.

Ketika semua pengawal istana itu tergeletak tak berdaya. Seokjin dibawa pergi oleh perampok itu.

"Mereka adalah orang-orang yang hebat. Dan menguasai teknik teknik perlawanan pengawal istana, pangeran"

Setelah mendengarkan semua cerita dari mata-mata yang mengawasi paviliun utama Liaoyang, Taehyung memijat pelipisnya pening.

Mereka berada di balai Kesehatan provinsi Henan tempat mereka singgah. Kaisar jatuh sakit, tabib bilang Kaisar hanya kelelahan selama perjalanan panjang, beliau kurang istirahat dan syok mendengar kabar bahwa sekertaris Kim dibawa perampok. Tidak ada kondisi parah lain selain mereka memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung. Itu menimbulkan resiko bahwa Kaisar mungkin saja bisa terkena serangan jantung berat jika kembali tertekan.

Setidaknya Taehyung bisa bernafas lebih lega mendengar Kaisar tidak apa-apa dan mungkin akan siuman dalam waktu kurang dari 5 hari kedepan. Namun, Taehyung tidak bisa hanya diam saja mendengar kabar bahwa Seokjin sekaligus mungkin calon penerus Kaisar hilang dibawa perampok.

Dia tidak ingin Kaisar kembali jatuh sakit setelah siuman nanti.

"Kerahkan prajurit istana dan beberapa informan untuk mencari tahu kejadian ini dan menyebar sketsa gambar Seokjin di dinding dinding rumah pengumuman setiap kota"

Shang Jun [Namjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang