Masa Kini 1

12.7K 904 45
                                    

"Ah...  Seokjin-ssi adalah sekertaris kesayangan yang mulia kaisar"

Bisik-bisik itu sering terdengar dari mulut pelayan-pelayan istana yang berlalu lalang.  Mungkin memberitahu beberapa pelayan baru,  mengenai alasan kenapa Kim Seokjin selalu terlihat menempel dan berada di samping kaisar.

Kim Seokjin, usianya 24 tahun ketika ia diangkat menjadi sekertaris kaisar, yang mulanya ia hanya berpangkat asisten menteri keagamaan,  posisi kurang strategis untuk promosi kenaikan jabatan, karena keaktifan yang paling kurang andil dalam kegiataan yang ada di istana.

Kecakapannya dalam menanggapi kesempatan membuatnya kini menjadi salah satu orang berpangkat tinggi dan berkuasa dekat dengan penguasa negeri.

Seokjin bukanlah pejabat yang sangat rajin,  tapi tidak pula melakukan kejahatan.  Ia melakukan semuanya dengan biasa saja. Beberapa kali tertidur di aula istana. Seokjin benar-benar biasa saja. Sampai sekitar tiga tahun yang lalu.  Seokjin tanpa sengaja menghadang pedang yang di tujukan untuk kaisar,  hingga Seokjin nyaris kehilangan nyawa.

Entah bagaimana semuanya benar-benar berubah. Tepat 3 hari setelah Seokjin benar-benar pulih dari lukanya.

Pemandangan Kim Seokjin yang berlalu lalang masuk ke kamar kaisar atau berdiri dan berjalan berdampingan satu payung dengan kaisar bukan lagi hal baru selama 3 tahun kebelakang.

Namun siapa sangka, pria jangkung yang selalu ramah dan cakap dalam bertugas itu tak hanya menjadi bawahan favorit kaisar dalam bekerja di ruang rapat istana,  atau balai kerja sebagai penasehat yang selalu di pertimbangkan saran bijaknya. Tapi juga sebagai pria favorit, serta kekasih simpanan Kim Namjoon, Kaisar negeri JianJu.

"Jangan biarkan siapapun masuk ke kamarku, dan menggangguku. Aku harus membicarakan hal penting dengan sekertaris Seokjin"

Para penjaga dan pelayan itu hanya mengangguk patuh. Merasa tak punya hak untuk membantah perintah mutlak dari kaisarnya yang memerintah, sambil berjalan dengan tegas bersama sekertaris Seokjin di belakangnya.

Kaisar Muda itu selalu terlihat gila bekerja. 3 hari dalam seminggu atau hampir setiap hari sekertaris Kim ikut masuk ke dalam kediaman dan kamarnya. Sampai sekertaris Seokjin akan keluar dari kediaman kaisar, ketika hampir pagi dengan wajah kuyu dan berantakan. Terlihat bekerja terlalu giat.
.
.
"Semalam aku sudah bermalam di sini kaisar.  Kenapa kau memintaku ber- malam lagi? "

Seokjin menggerutu, menumpukan kepalanya pada meja kerja namjoon. Sedangkan kaisar muda itu tampak mengerjakan kertas-kertas di depan seokjin.

Tak mendapat balasan apapun,  Seokjin memilih menghela napas dan menutup matanya. Dia mengantuk dan lelah. Semalam, Seokjin tidak mendapat tidur dengan baik,  karena Namjoon tak membiarkan Seokjin tidur hingga pagi hari. 

Kemudian dia bekerja mulai jam 8 pagi. menemani kaisar di aula istana.  Mencatat apapun yang penting. Dan melakukan tugasnya seperti biasa dengan kondisi mengantuk berat

"Kau harus bermalam di sini lagi,  karena kau menyelinap pergi dini hari tadi. Aku belum mengijinkanmu pergi"

Astaga... 

Seokjin tak habis pikir dengan kaisar di depannya ini. Pria itu tampak seperti seseorang yang cabul jika berurusan dengan Seokjin.  Padahal ketika dirinya menjabat sebagai menteri keagamaan. Bisik-bisik tentang kaisar yang tak yang tak suka bersenang-senang atau menghabiskan waktunya dengan permaisuri maupun selir-selir nya sudah menjadi perbincangan yang menyenangkan untuk para pejabat. Mereka seolah mendapat kepuasan dengan mengejek dan berprasangka bahwa kaisar tidak memiliki ukuran yang bagus untuk membuat lawan mainnya bergairah. Impoten.

Meski tak ikut menggosipkan.  Dulu Seokjin sempat berpikir demikian. Memangnya hal Apa..  Yang membuat kaisar rela mengabaikan perempuan perempuan cantik itu. Disaat banyak pria menginginkan mereka. Jika bukan karena tak memiliki ukuran bagus untuk bergairah.

Namun ketika dia di perintah pertama kalinya  untuk bergelung intim bersama kaisar di ranjang bersulur naga. Seokjin harus berkali-kali menahan diri untuk tidak mati terkena serangan jantung. Terkejut berkali-kali di hari yang sama. Pria itu jatuh hati padanya tiba-tiba, memerintah nya semena-mena untuk menjadi teman ranjangnya, kemudian memamerkan ukuran kesejatiannya yang berat, panjang dan besar. Jauh dari kata tak bisa menggairahkan. Sekali menggesek lubangnya.  Seokjin bahkan menggenjang hanya karena geli nikmat.

"Apa yang kau pikirkan? "

Seokjin terperanjat dari lamunannya. Kemudian berdehem pelan sebelum menjawab Namjoon.

"Tidak ada Yang Mulia"
Seokjin menjawab seadanya.

"Sayang..? "

Kembali mengeluarkan hela napas berat. Seokjin menjawab.
"Ya, hyung...  Maaf"

Namjoon tampak tersenyum puas. Dia menyukai apapun yang Seokjin lakukan. Termasuk bagaimana pria itu memanggilnya hyung jika hanya berdua.

Usia nya dengan Seokjin terpaut cukup jauh. 10 tahun. Namun entah kenapa Seokjin tampak menggairahkan untuknya.  Meski Seokjin adalah pria,  juga terlalu muda untuk dirinya.

"Bukankah kau lelah? Tidurlah duluan. Aku akan menyelesaikan ini dulu"

Namjoon tersenyum tulus melihat Seokjin mengistirahatkan kepalanya di meja kerjanya.
Pria itu tampak kelelahan. Dan tentu saja semua itu karena dirinya.

"Hanya tidur kan?  Bukan yang lain?  Ah...  Senangnya bisa tidur semalaman"

Seokjin tertawa senang..  Ah..  Rasanya sudah lama dia dapat tidur dengan mudah tanpa di ganggu hal lain termasuk oleh Kaisar itu.

"Apa berarti selama ini kau tidak suka bercinta denganku, heum? " Namjoon menimpali dengan kernyitan di dahinya.

Seokjin tertegun sejenak, kemudian berjalan mendekati sangat kaisar dengan senyum manisnya. Mendudukkan dirinya di pangkuan penguasa negeri itu dengan manja. Kemudian mencuri kecupan kecil di bibir pria itu.

"Tentu saja tidak, Kaisar. Aku selalu suka bagaimana anda mengecupi tubuhku. Kemudian membakar tubuhku dengan memaksakan diri anda untuk mengoyak ku. Rasanya menyakitkan sekaligus geli. Membicarakan nya saja aku jadi basah"

Sengaja. Seokjin mengalungkan lengannya di leher pria itu. Dan semakin mendekatkan tubuhnya pada tubuh kokoh Namjoon. Agar Namjoon menggeram karena tersulut gairahnya.

Tentu saja Seokjin senang menghabiskan malam panas bersama kaisar. Namun, Namjoon yang selalu kecanduan dan lupa waktu ketika mencabuli tubuh Seokjin. Membuat Seokjin jarang mendapatkan tidurnya dengan baik.

"Jangan menyulut ku. Aku benar-benar memberikan mu kesempatan untuk tidur,  malam ini. Seokjin"
Namjoon masih tampak mempertahankan dirinya agar tetap bersikap acuh dan menatap beberapa gulungan kertas di depannya dengan wajah serius.

Seokjin tergelak karena nya.  Astaga..  Bagaimana kaisar kejam ini terlihat begitu menggemaskan dengan wajah kakunya.
"Baiklah... Terimakasih"

Namjoon tersenyum ketika Seokjin mendesah lega berbaring di ranjangnya. Sebelum meracau pelan tentang dirinya yang lelah sebelum memposisikan dirinya untuk tidur dengan nyaman di ranjang.

Pria itu membiarkan Seokjin tidur di ranjangnya. Berjalan mendekat, menyelimuti Seokjin hingga sebatas dada dan mencium keningnya, hingga pria manis itu mendengung ringan sebelum jatuh tertidur.

...

Halo...  Ini FF Namjin micin yang kedua.  Selamat membaca.

Shang Jun [Namjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang