2.5

675 136 12
                                    

•At Night•









Hyunjin menghapus sisa-sisa air matanya yang menempel.

"Gapapa, jangan sedih. Kita bertiga yang harus menyelamatkan mereka." Lisa berkata dengan lesu.

Jisung cuma diam, dia masih terlalu shock. Dibayangannya liburan kali ini akan menyenangkan, tapi ternyata tidak seindah yang ada.

Mereka bertiga bersyukur bisa dipertemukan walaupun di tengah-tengah hutan yang mengerikan ini.

"Sekarang jam berapa?" Hyunjin bertanya.

Jisung mengangkat pergelangan tangannya yang terlingkar jam tangan.

"Jam satu kurang tiga menit."








Hyunjin cepat-cepat mengambil alih senter yang dipegang Lisa.

"Wes... Selow loh dek."

Hyunjin menyenteri rentetan kata yang ada di kertas lusuh itu, lalu dia membacanya dengan teliti.

"Datang ke tempat danau dengan jiwa suci, mandikan darah dan tenggelamkan sampai tidak ada nyawa. Jiwa akan terangkat ketika dipenggal kepalanya."





Lisa dan Jisung membeku.









"Fe-felix gak mungkin kan sebagai korbannya?" Lisa bertanya gagap.

"Kita harus selamatkan Felix dan yang lain." Jisung menatap Hyunjin lekat.




Sedangkan Hyunjin terdiam. Dia kembali membaca rentetan kata terakhir.

"Ujung hutan. Jangan bawa garam."




















"Hyunjin, tapi yang ada di kertas itu bener atau enggak. Ah, harusnya Jennie gak ketangkap sama si maimunah itu dia yang paling bener pemikirannya." Lisa berkata panjang lebar.

Hyunjin menatap mereka berdua menyakinkan, "ini bener. Lucas ambil ini dari om Siwon waktu kita ada di rumahnya."




















Lalu ada tulisan kecil yang berada di bawah rentetan kata yang lain.


Hyunjin mengrenyit, ini terlalu kecil. Tapi penglihatannya masih jelas,

"sebelum subuh dan matahari terbit jiwa harus menjadi tumbal. Pengangkatan akan di tengah hari."


































































"Waktu kita gak banyak. Kita harus cari garam!!!"




[1] At Night ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang