5.Telfon?

499 30 0
                                    


Jangan lupa pencet tanda bintang ya!

o0o

"Udah berapa kali gue peringatkan ke lo jangan tidur di kelas Burik, tapi tetap aja lo nya ngeyel"

Sepanjang perjalanan dari kelas menuju kantin Lia memarahi Agatha karna tidak pernah mendengarkan nasihatnya.

"Lo bawel banget, toh hukumannya gampang lo tenang aja" Lia memutar matanya kesal.

Dimeja sudah ada beberapa makanan dan sudah ditempati oleh Cakra dan Dito.

"Asik makan gratis lagi" seru Agatha senang.

"Asik yang dapet hukuman dari Burik" Dito meniru gaya bicara Agatha.

"Detol? Lo gue unpren"

"Gapapa toh masih ada bang Cakra sama Lia yang mau jadi temen gue" Senyum bangga Dito melekat pada wajahnya.

"Sorry Dit, sebenernya gue ga mau temenan sama lo ini semua karna paksaan Agatha" Jawab Lia yang membuat Dito terkejut.

"Heh! Beneran Tha? Serius lo maksa Lia buat temenan sama gue?" Agatha hanya mengangguk tanpa memindah pandangan nya dari handphone kesayangannya.

"Ya ampun Tha, lo baik banget" ucap Dito dengan nada dibuat-buat.

"Jijik dit" pandangan jijik Cakra ditujukan ke Dito.

"Gini-gini gue gak kena prenjon" sindir Dito yang membuat Cakra menatapnya tajam yang ditatap hanya cengengesan sembari mengangkat kedua jarinya yang berarti 'peace'.

"Emang Cakra kejebak prenjon sama siapa?" Tanya Agatha dengan menikmati makanannya.

"Lah?" Heran Dito.

"Mending lo makan aja deh Tha ga usah tanya-tanya" jawab Lia kesal.

Pandangan Cakra sedari tadi jatuh kepada Agatha yang begitu menikmati makanannya dengan lahap. Sebenarnya Cakra juga tidak tau apa dirinya menyukai Agatha sebagai seorang teman atau lebih.

"Tha angkat dulu telfon lo, kalo ga silent aja"

"Maaf ya, gue angkat telfon dulu" pamit Agatha pergi ke luar kelas.

Lia yang melihat kepergian Agatha hanya heran, kenapa sahabatnya ini memiliki banyak teman padahal Agatha bukan tipekal orang yang suka  peduli walau dia tau.

Membaca materi yang telah di tulis dibuku tulis merupakan kebiasaan Lia walau hanya sekilas itu sangat berguna bagi Lia karna agar ada kata atau kalimat yang tidak terlewat.

Meja bergeser karna pergerakan dari Agatha membuat Lia menatap Agatha dengan tatapan tanya. Sedangkan yang ditatap pun tak peduli dan langsung menenggelamkan wajahnya dilipatan tangan.

Jika sudah begitu pertanda Agatha tak akan menjawab ataupun menanggapi kalimat-kalimat yang keluar dari mulut Lia, jadi Lia memutuskan untuk melanjutkan kegiatannya yang tertunda.

Tanpa di sadari sedari tadi Agatha pergi untuk mengangkat telfon hingga kembali menenggelamkan wajahnya ternyata tak luput dari pandangan Cakra.

Melihat wajah Agatha yang kusam seakan ada sesuatu membuat Cakra merasa tak nyaman dirinya merasa gelisah sehingga membuat Cakra mengirim pesan singkat.

Thata

Cakra
Hari ini lo sibuk gak?
Kalo gak sibuk bisa kan cari angin sebentar sama gue?

Tak butuh waktu lama, Cakra mendapat balasan pesan dari Agatha.

Thata
Jam 7 gue harus sampe rumah, gapapa?

Cakra
Emang biasanya gimana thaaa

Thata
:)))))hehe

Mau sebagaimanapun perasaan Agatha, dirinya pasti akan membalas pesan dari orang yang dianggap penting seperti biasanya seakan tidak ada apa-apa.

"Heh Tha! Gue daritadi diemin lo malah ngelunjak anjir" kesal Lia.

"Ya maaf Lia, otak gue lagi banyak nyamuk" Seperti biasa, Agatha membalas celetukan Lia dengan cengiran.

Lia yang melihat dan mendengar itupun langsung mendekat Agatha dengan posisi meregangkan tangan seakan membuka jalur untuk memeluk tubuh Agatha.

"Lo kalo ada apa-apa bisa cerita ke gue, kalopun gue gak bisa ngasih solusi seenggaknya gue bisa jadi pendengar yang baik buat lo"

Agatha bersyukur memiliki teman dekat seperti Lia yang pengertian dan peka.


Dijalan Agatha mengoceh ria dan Cakra menjadi pendengar setia yang harus merelakan telinganya dengan sukarela.

"Mood lo udah balik?"

"Ha?apa?" Tanya Agatha yang tak mendengar ucapan Cakra karena mereka berdua boncengan naik motor.

"Mood lo udah balik belum?"

"Oh, eh- lo tau darimana mood gue tadi buruk?"

"Muka lo masam banget bege, lo tu gak pinter nyembunyiin ekspresi jangan begaya"

Agatha hanya mengangguk anggukan kepala nya seakan mengerti apa yang diucapkan Cakra.

o0o

Halo! Maaf yaa aku ga up dengan teratur, soalnya belum bisa ngatur waktu.
Terimakasih yang udah baca🤟🏻

AMERTA (Di Revisi Jika Cerita Sudah Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang