Jangan lupa pencet tanda bintang ya!
o0o
Pagi hari Lia dan Dito melihat pemandangan yang indah, bukan suasana yang cerah atau pelangi yang menghiasi langit tapi Cakra dan Agatha berboncengan.
"Duh pasutri baru datengnya siang amat, habis ngapain tadi malam"
Agatha hanya melirik sinis, dan Cakra memasang muka cuek seperti menganggap ucapan itu angin lalu.
"Kacang mahal bang" Teriak Lia yang merasa ditinggal oleh Agatha dan Cakra.
"Padahal bukan pertama kali mereka boncengan tapi kali ini suasananya beda" ucap Dito yang disetujui Lia.
"Kemarin siapanya Agatha Li? Mereka kek nya deket dan gue lihat-lihat juga bukan anak sini"
"Mantan, emang deket tapi bakalan clbk ga si?"
"Kalo mereka clbk nasib babang Cakra gimana?lo ga liat perjuangan Cakra apa?"
"Gak tu" cuek Lia yang langsung lari kecil meninggalkan Dito.
Sementara Agatha kini bersandar dibahu Cakra, di kelas sudah ramai tapi Agatha tidak memperdulikan itu yang penting dia dapat sandaran untuk menutup mata sejenak.
"Lo gapapakan?" Tanya Cakra yang membuat Agatha membuka mata.
"Gue kangen, kangen main bareng sama lo"
Cakra tersenyum kecil namun hanya sebentar "Lo senggangnya kapan?"
"Harusnya gue yang tanya gitu, lo kan super sibuk, sampai ga ada waktu buat main" kesal Agatha.
Tak ada yang bersuara Agatha memejamkan mata di bahu Cakra sedangaka pemilik bahu bersandar di tembok dengan telinga yang sudah terisi headset.
Anak kelas X IPA 6 sebenarnya terkejut melihat pemandangan ini karna sudah sekian lama mereka berdua tidak pernah seperti ini tapi mereka tidak ingin mengganggu kedua sejoli yang sedang menikmati suasana.
"Gue bingung, ini mereka udah balikan gitu? kemaren-kemaren break?"
Hanya kalimat itu yang terdengar di telinga Agatha, namun Agatha tidak memperdulikan tanggapan sekitar.
Dengan nafas tersengal Lia berjalan ingin menuju ke kursinya namun apa daya baru ingin duduk justru sudah di suguhi pemandangan romansa.
Lia berusaha tak mempedulikan toh percuma saja jika Lia menjomplangkan mereka berdua justru Lia terkena ucapan pedas dari Cakra atau Agatha karna disini tidak ada yang membantunya bahkan patnernya, Dito sudah tertinggal bagaikan tertelan bumi.
Tanpa sadar bel masuk sudah berbunyi, Cakra yang merasa bahunya berat sebelah tak ada niatan membangunkan Agatha.
"Heh Cakra! bangunin tu Agatha nya" Ucap Lia.
Dito yang kesal melihat respon Cakra yang hanya diam saja langsung menghampiri Cakra.
"Gue tau lo nyaman tapi kasian Agatha nanti kena hukum Burik"
Benar juga apa yang dibilang Dito mau bagaimanapun Cakra tak tega melihat Agatha dan dirinya di hukum karena bermesraan di kelas. Dengan lembut Cakra menepuk pipi Agatha agar bangun namun hasilnya nihil Agatha tak kunjung bangun.
Sedari tadi Lia sudah menebak Cakra tak akan bisa membangunkan Agatha dengan penuh kelembutan seperti itu yang ada justru Agatha akan tidur nyenyak.
"Tha bangun! Burik dateng" Lia sedikit berteriak di telingan Agatha.
Ada pergerakan sedikit namun tetap saja Agatha tidak bangun justru Agatha memegang tangan Cakra.
"Heh bangun anjir, lo kalo mau gandengan jangan di alam mimpi" teriak Lia yang diakhiri dengan pukulan di tangan Agatha.
Dan benar saja cara itu membuat Agatha bangun, Cakra yang melihat kejadian dua perempuan itu hanya terheran.
"Burik dah dateng?" Tanya Agatha.
"Belum, makanya gue bangunin lo dulu, bisa kena hukum sama Burik kalo lo ga bangun" ujar Lia.
"Lo bangunin gue pake apaan? Tangan gue ko panas"
"Pake cintanya bang Cakra atau cintanya bang Rizky?"
"Mulut lo tu ya pengen gue gi-"
"Selamat pagi anak-anak" Seorang wanita dengan baju dinas memasuki kelas X MIPA 6 dengan angkuh seperti tak terkalahkan, ya dia Bu Rika biasanya dipanggil Burik oleh muridnya tanpa sepengetahuan Bu Rika sendiri.
"Ada yang mau dapat kartu pink? Atau kartu merah?kartu tanda cinta" Tanya Bu Rika yang mendapat jawaban kompak 'tidak' dari muridnya.
Kartu yang di maksud Bu Rika adalah kartu peringatan dimana warna pink pertanda peringatan pertama dan warna merah peringatan terakhir yang berakibatkan skorsing.
o0o
Halo! Aku bakal usahain up tiap hari Minggu atau Senin tapi ga janji ya, jangan lupa vote!
KAMU SEDANG MEMBACA
AMERTA (Di Revisi Jika Cerita Sudah Selesai)
Teen FictionSeorang gadis dengan segala kesederhanaan, sikap ceria yang tak pernah pudar, rasa simpati yang tinggi kini sedang di masa kesulitan dan rasa takut. Bukan pertama kali Agatha merasakan masa ini, dulu di masa kecil dirinya pernah terjebak disituasi i...