"Aku bilang juga apa? Tuan dan nyonya Jeon tidak mempermasalahkan hal ini bukan?"
"Sudah biarkan yang lalu biarlah berlalu, itu sudah menjadi garis takdir yang di tulis oleh tuhan untuk umatnya." Terang Taehyung selama di perjalanan pulang setelah acara pertunangan kakak ipar sekaligus sahabatnya itu dengan adik sahabatnya yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri itu.
"Tapi kak,"
Taehyung menggeleng pelan seraya menggenggam tangan Soona dengan sebelah tangan guna menenangkan Soona yang entah mengapa sejak awal merasa gelisah, di satu sisi ia juga harus fokus ke arah jalan karena posisinya ia sekarang tengah menyetir membawa istri dan calon anaknya.
Sedikit demi sedikit kegelisahan yang melanda hati Soona akhirnya kian menghilang di ganti dengan perasaan hangat yang menyelimuti hatinya, rasanya kebahagiaan seperti ini tidak akan pernah ia dapatkan jika tanpa Taehyung bersamanya.
Soona menatap wajah lelaki dengan paras super tampan di sampingnya yang tengah fokus menatap jalan di hadapannya, merasa di perhatikan Taehyung akhirnya menoleh sekilas menatap Soona kemudian tersenyum seraya terus menggenggam jemari Soona. Sesekali ia kecupi punggung tangan wanita yang akan menjadi ibu dari anaknya itu, hal kecil namun manis. Itulah yang terjadi di antara keduanya, namun hal manis itu jangan di anggap remeh. Bisa saja datangnya kejadian manis akan mendatangkan kejadian pahit pula nantinya.
.
.
.
.
.
."Hari ini bukannya Soona ada jadwal cek kehamilan?" Celutuk Min Young selaku ibu Soona menatap heran menantunya, Taehyung. Yang kini tengah sibuk memakan bubur ayam di hadapan semua anggota keluarga.
Kebetulan setelah satu bulan lebih acara pertunangan Jimin dan Caena di laksanakan, keluarga Park dan keluarga Kim ingin mengadakan syukuran kecil-kecilan yang di hadirin oleh kedua pihak keluarga juga orang terdekat saja. Mengenai usia kandungan Soona yang sudah menginjak jalan 6 bulan, maka dari itu semua orang berkumpul di rumah keluarga Park sekarang.
Taehyung melotot seketika, mengingat jika hari ini adalah jadwal cek kehamilan Soona. Ia lupa, begitu juga dengan Soona sendiri. Kalau ibunya tidak mengingatkan mungkin ia tidak akan pergi karena lupa.
"Astaga, aku lupa." Ucap Taehyung seraya menyendok sesuap bubur ayam lagi kemudian beranjak mengambil tas Soona dan kunci mobil dan bergegas menggandeng Soona dengan hati-hati menuju halaman depan, namun sebelum mereka benar-benar pergi dengan lekas mereka berdua berpamitan terlebih dahulu kepada semua orang.
Semua orang hanya menggelengkan kepala seraya terkekeh menatap kepergian Soona dan Taehyung, mengingat mereka berdua adalah pasangan yang sangat perfect. Meski terkadang kesalahan kecil seperti lupa akan hal penting seperti itu tadi sering terjadi di antara keduanya, namun hal itu tidak pernah membuat keserasian di antara keduanya pudar.
.
.
.
.
.Sesampainya di rumah sakit Taehyung mempersilahkan Soona untuk duduk terlebih dahulu, sementara dirinya berjalan ke arah resepsionis untuk bertanya.
"Maaf, ada yang bisa saya bantu, tuan?" Tanya perawat yang bertugas menjaga meja resepsionis, tersenyum ramah.
Taehyung balas tersenyum kepada perawat itu, niatnya sih agar terlihat ramah juga tapi yang terlihat di mata Soona berbeda. Baginya sekarang Taehyung sedang tebar pesona, maklum ibu hamil emosinya turun naik.
"Saya ingin bertemu dengan dokter kandungan yang biasanya memeriksa istri saya, bisa?" Tanya Taehyung yang membuat perawat itu sedikit mengeriyit heran.
"Maaf, tapi di rumah sakit ini asa banyak dokter kandungan. Biasanya istrinya bapak di periksa dengan dokter siapa?" Tanya balik perawat itu yang membuat Taehyung sedikit gusar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband || Kim Taehyung ✔
Fanfiction"Sebenarnya... kami ingin menjodohkan Taehyung dan Soona." Sebuah kata sakral yang ku denger di malam itu, sungguh hatiku hancur. Bagaimana bisa kedua orang tuaku menjodohkanku dengan seseorang yang sama sekali tidak ku cintai. Lantas bagaimana hubu...