Diam adalah salah satu jalan yang paling tepat jika lisanmu tidak bisa mengucapkan hal-hal yang baik.
ASSHOLATUKHAIRUMMINANNAUM...
Lantunan Adzan yang begitu merdu berhasil membuat gadis bermata sayu ini bangun dari mimpi indahnya. Sejujurnya Nadira adalah anak yang sangat malas bangun subuh, tapi karna hasil SNMPTN-nya sebentar lagi akan diumumkan maka dia harus rajin-rajin merayuNya. Padahal Ibunya, Hanin sudah sangat sering mengingatkan bahwa bangun subuh harus dari niat hati untuk beribadah kepadaNya bukan hanya untuk meminta sesuatu saja. Tapi Nadira tetaplah Nadira, dia hanya seorang gadis berusia 19 tahun yang menginginkan semuanya terkabul dan tercapai dengan caranya sendiri.
" Huaaaa... " uapan naga itu seakan-akan membuat seluruh tanaman di luar jendelanya mati, dengan mata yang masih sedikit kantuk ia berjalan sempoyongan ke kamar mandi untuk bersiap-siap ke sekolah. Ah sekolah lagi sekolah lagi, tapi gapapa deh kalo bisa ketemu Shaka mah.
Tas biru pastel bermotif bunga daisy yang telah di siapkannya semalam ia taruh di pundak mungilnya sambil sesekali membenarkan bentuk kerudung putihnya itu ke arah pantulan dirinya. Seperti biasa, tidak ada polesan make up sama sekali. Hanya memakai moisturizer, sunscreen serta liptint pink Nadira sudah terlihat cantik natural. Setelah merasa penampilannya telah rapih Nadira langsung bergegas ke arah dapur untuk sarapan, hari ini Hanin memasak bubur kacang hijau jangan sampai bubur itu dihabiskan Ayahnya.
" Widihh bubur kacang, tumben banget ibu bikin? " tanyanya antusias.
" Kamu ini di bikinin bawel ngga di bikinin juga bawel, " sahut Fathur dari arah belakangnya sambil memakai jam tangan.
" Ayah kenapa sih, bu? "
" Ngga tau tuh, laper kali makanya sensian mulu," tawa Hanin dan Nadira pecah meramaikan suasana pagi ini, sementara Fathur hanya menggeleng melihat kelakuan mereka berdua.
" Kalian ini loh sifatnya sama banget," sembur Fathur sambil memakan bubur kacang hijau bersama Hanin.
" Dari pada miripnya sama Ibu tetangga, bahaya kan? "
" Sudah ayok berangkat nanti kamu telat," gegas Fathur sambil membawa tas besarnya.
" Eh kok duluan sih, Ayahhh tunggu Nadira dong!! Ibu, Nadira berangkat ya, Assalamualaikum." pamitnya sembari mencium punggung tangan Hanin dan bergegas mengejar Fathur yang sudah meninggalkannya.
" Wa'alaikumsallam, hati-hati, Nak."
Hari ini Nadira berangkat bersama Fathur karna supir pribadinya, Pak Sihab sedang pulang ke kampung halamannya. Nadira sangat senang di antar oleh Fathur, karna ini adalah momen yang jarang ia rasakan apalagi Abangnya, Rasyid juga selalu sibuk mengurus pasiennya dirumah sakit. Ah, semuanya nampak sangat berubah. Nadira merasa sangat kesepian, ia merindukan masa-masa kecilnya dulu.
" Nanti kamu pulang naik ojek online aja, " ucap Fathur.
" Hooh beeeb. "senyum Fathur mengembang mendengar putrinya berbicara menggemaskan seperti ini, persis seperti Istrinya dulu, Hanin. Entah bagaimana Putri kecilnya ini tumbuh besar menyetarakan tinggi istrinya. Tumbuh besar menjadi gadis yang cantik dan cerdas membuat Fathur berusaha memutar otaknya untuk menemukan cara bagaimana menjaga Nadira dari pergaulan bebas tanpa mengekangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE
RomanceKamu datang disaat aku tidak percaya lagi pada Cinta manusia yang semu. Menawarkan begitu banyak kebahagiaan disaat kesenduanku telah menjadi candu. Aku menerimamu sebab aku menyerah pada takdir jenaka ini, tapi kamu memilihku karna kamu memang ben...